Fauziah?

41 24 17
                                    

Jangan pernah memaksa dalam cinta, jangan pernah berjuang jika hanya sendiri, dan jangan bodoh untuk tetap bertahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pernah memaksa dalam cinta,
jangan pernah berjuang jika hanya sendiri, dan jangan bodoh untuk tetap bertahan.
-Bintang

🌙⭐

Malam ini langit sangat indah, yang dipenuhi oleh ribuan bintang-bintang. Seseorang kini sedang duduk diatas tembok balkon seraya menatap langit malam.

"Fa, lo apa kabar disana? Gue rindu elu, gue rindu senyuman lo." gumam Bintang dengan senyuman tipisnya.

"Percayalah, Fa. Dihati gue masih ada nama lo, gak ada orang yang bisa gantiin posisi lo." Bintang menghela nafasnya.

"Gue cuma mau bilang, ada seseorang yang ingin menggeser posisi lo dihati gue. Lo mau tau nggak? Gue gak bakal terima dia di kehidupan gue kok, cukup lo aja yang saat ini gue sayang. Gue gak mau, ketika gue nerima orang baru terus gue lupa dengan lo. Gue gak mau itu terjadi,"

"Fauziah Diandra, gue rindu lo," teriak Bintang di atas balkon dengan mata yang memerah.

"Gue mau cerita semuanya, cerita hari-hari gue tanpa lo. Jalanin hidup tanpa lo, itu abu-abu, gak bewarna. Sayangnya kita udah beda alam," nadanya lirih ketika berada di akhir kalimat.

Pikirannya semakin kacau.

"Gimana caranya buat dia jauhin gue?" gumamnya dengan memikirkan sesuatu.

Ia mengusap wajahnya secara gusar, lalu masuk kedalam kamar untuk tidur.

*****

Hari ini, Bulan sangat bersemangat. Ia sangat senang, ketika Arkan memberitahunya jika makanan yang ia buat dimakannya oleh Bintang.

"Coba aja, tadi gak kesiangan. Gegara nemenin mama nonton drakor, bangunnya kesiangan jadinya gak bisa buatin makanan lagi untuk Bintang," gerutunya seraya memasang sepatunya.

"Ma, Bulan berangkat dulu." pamit Bulan dengan nada kurang semangat.

"Kamu kenapa gak semangat gitu?" tanya Cerry, mama-nya.

"Gara-gara mama, aku bangunnya kesiangan. Jadinya gak sempet bikin makanan untuk Bintang," ucap Bulan dengan memanyunkan bibirnya.

"Yaudah, beli aja nanti." ujar Cerry, dengan enteng.

"Gak mau mah, masa beli sih? Lebih enak bikin sendiri. Nanti pas dicoba rasanya beda sama yang kemarin," sahut Bulan seraya meminum susu-nya.

"Udah sana berangkat,"

"Iya. Bulan berangkat." pamit Bulan seraya mencium punggung tangannya.

"Pa?" panggilnya, "Pa? Ayo berangkat," ucap Bulan, namun tak ada sahutan.

"Ma, papa mana?" tanya Bulan yang menghampiri mama-nya ke dapur.

"Gaktau," jawab Cerry seraya mengambil piring kotor.

Bulan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang