??

1.1K 85 7
                                    

happy reading~









"Na kakak hari ini ultah loh ngga mau kasih selamat gitu sama kakak?" Mark menatap sendu ke arah nana yang diam diranjang inapnya. Ini sudah hari ke 3 sejak Nana tak sadarkan diri. Mark sempat menyalahkan dirinya sendiri tapi, merasa bersalah karena tidak mampu menjaga gadis kesayangannya namun semua orang bilang bahwa ini bukan kesalahannya. Bunda Yuna juga terkejut mendengar permintaan maaf dari Mark namun setelah diceritakan kejadian sebenarnya oleh Jeffrey dia tidak bisa menyalahkan Mark. Dia hanya menangis melihat putri cantiknya terbaring lemas di ranjang rumah sakit. Ingin rasanya dia menggantikan posisi itu namun dia tidak bisa.

"Na bangun dong, kakak sendirian disini" mata Mark tetap melihat ke wajah Nana yang pucat namun masih tampak cantik.

Pintu ruangan Nana dibuka namun Mark tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun.

"Kak"

Mark menoleh melihat siapa yang memanggilnya ternyata sang mama datang bersama Jeno papanya, dan juga keluarga nana tidak lupa dengan kue ulang tahun ditangannya. Mark mengulas senyum tipis kemudian berjalan kearah sang mama dan memeluknya.

"Selamat ulang tahun anak mama" bisik mama Jessica. Sedangkan Mark hanya mampu menahan tangisnya.

"Makasih mama. Makasih udah ngelahirin kakak, makasih udah mau jagain kakak, makasih udah ngasih kasih sayang yang sangat besar buat kakak, makasih udah mau ngerawat dan ngebesarin kakak, makasih buat semua perjuangan mama. Maaf kalo mark belum bisa jadi anak yang baik buat mama, maaf kalo mark belum bisa bahagiain mama, belum bisa buat mama bangga".

"Iya sayang sekali selamat ulang tahun ya semoga apa yang kamu harapkan bisa cepat terkabul"

"Aamiin"

"Selamat ulang tahun bang"

"Selamat ulang tahun jagoan papa. Sehat terus ya sayang jangan sakit. Papa sayang kamu" ucap papa Dimas dengan senyum manis.

"Selamat ulang tahun Mark" ucap Jeffrey dan ayah agung bersamaan.

"Makasih jen, pa, kak, yah" Mark tersenyum tipis. Dia bahagia karena kejutan yang diberikan sang mama walau sederhana tapi dia bahagia . Namun disisi lain dia juga merasa sedih karena satu orang yang special tidak bisa menyaksikan hari yang bahagia ini. Namun Mark tetap bersyukur atas itu semua.

"Mark" panggil bunda Yuna sambil merentangkan tangannya. Mark langsung menghampiri dan memeluknya erat.

"Selamat ulang tahun anak bunda. Sehat terus ya sayang, jaga kesehatan jangan lupa makan dan selalu berbakti pada orang tua"

"Makasih bunda. Maaf Mark belum bisa jagain nana dengan baik, udah bikin Mana ada di keadaan kaya gini. Maafin Mark yang lalai jagain nana. Maafin Mark bunda, maaf" Mark terisak dalam pelukan Yuna. Sedangkan Yuna tersenyum mendengar ucapan Mark ternyata dia sangat mencintai putrinya.

"Ini bukan salah kamu Mark. Ini emang udah jalannya Nana harus kayak gini. Kamu juga ngga bakal tau kalo bakal kaya gini kejadiannya. Berhenti nyalahin diri kamu ya kita doa sama sama semoga Nana bisa cepet sadar" Mark mengangguk dalam pelukan Yuna.

Mereka merayakan ulang tahun Mark diruangan nana dengan tenang tanpa ada suara gaduh mereka menatap Nana yang masih setia memejamkan matanya. Semua orang berharap kalau mata indah itu akan kembali terbuka dan tertawa bersama sama lagi.
.

.

.

Semua keluarga dari Nana dan Mark sedang pulang terlebih dahulu untuk membersihkan diri namun tidak dengan Mark. Pemuda itu masih setia menggenggam dan memandang wajah pucat pasi milik Nana, bercerita tentang keseharian dia tentang hari ulang tahun yang dia lalui tanpa ada Nana dan masih banyak lagi.

"Mark"

"Bunda. Kenapa bunda" Mark menghampiri bunda Yuna

"Kamu pulang dulu ya bersih bersih sama istrirahat dulu. Biar bunda yang jagain Nana"

"Nanti aja bunda Mark masih pengin disini"

"Mark dengerin bunda. Kamu itu juga perlu istirahat, kamu perlu makan. Bunda tau kamu pesti belum makan kan? Pulang dulu ya istirahat biar bunda yang jagain nana. Nana pasti ngga suka liat kamu kayak gini. Dia pasti nggak suka liat kamu nggak ada semangat, nggak makan. Kamu juga harus pikirin diri kamu sendiri. Bunda tau kamu pengin ada terus disamping Nana tapi jangan sampe kamu lupa sama diri kamu sendiri. Kamu bisa sakit kalo kayak gini terus. Pulang dulu ya sayang" bujuk bunda Yuna supaya Mark mau pulang terlebih dahulu.

"Mark dengerin bunda ya. Nana pasti sedih kalo dia bangun tapi malah kamu sakit. Demi kebaikan kamu sendiri Mark. Biar ayah sama bunda yang jagain nana kamu istirahat dulu" mau tidak mau Mark mengangguk mengiyakan ucapan bunda Yuna.

"Yaudah mark pulang dulu ya yah bun. Nanti mark kesini lagi. Kabarin mark kalo ada apa apa" Yuna dan Agung mengangguk.

"Assalamualaikum" Mark pergi meninggalkan ruangan nana dan pulang menuju kerumahnya.
.

.

.

Sesampainya dirumah mark langsung membersihkan diri dan beristirahat sebentar dikamarnya. Pikiran dia hanya ada nana. Disekolah pun mark hanya diam tanpa berkata apapun. Teman teman yang lain menatap iba terhadap mark. Mark tersadar dari lamunanya dan mulai bersiap untuk kembali kerumah sakit, namun atensinya langsung teralihkan saat mendengar dering dari telpon nya. Ternyata dari bunda yuna.

"Halo assalamualaikum bunda. Kenapa"

"Waalaikumsalam Mark kamu udah mau ke rumah sakit lagi?"

"Iya bunda Mark mau berangkat kenapa?"

"Enggak. Kamu hati hati dijalan ya. Jangan ngebut"

"Iyaa bunda Mark berangkat ya"

"iya hati hati" bunda Yuna langsung memutuskan sambungan telponnya.

Mark langsung bergegas pergi kerumah sakit pikirannya kini dipenuhi hal hal negatif tentang Nana apalagi setelah bunda yuna menelponnya namun dia tetap berusaha tenang. Mark mengendarai mobil dengan kecepatan 70km/jam.

.

.

.

.

Sesampainya dirumah sakit Mark langsung berlari keruangan dimana nana dirawat. Betapa terkejutnya dia melihat apa yang terjadi dihadapannya ini. Sekujur tubuhnya lemas dengan raut wajah yang susah dijelaskan.



















TBC...

Btw gue lagi ultah ni kagak ada yang mau ngasih selamat gitu? - Mark tamvan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw gue lagi ultah ni kagak ada yang mau ngasih selamat gitu? - Mark tamvan











Bye


My HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang