Jam menunjukan pukul 7 kurang, saat ini keluarga Prawira sedang duduk di ruang keluarga. Adzan berkumandangan waktunya umat muslim menjalankan kewajibannya begitupun dengan Mark dan keluarganya.
"Kalian sholat isya dulu sana terus kalian siap siap ya kita bakal makan malem sama keluarga orang yang mau kita jodohin sama kakak" ucap Dimas mengingatkan anak dan istrinya.
Mark menghela nafas namun tak lama kemudian dia mengangguk. Mark dan jeno menuju kamarnya masing masing untuk melaksanakan sholat isya. Setelah sholat isya selesai Mark bersiap siap untuk datang ke dinner bersama keluarganya. Saat dirasa bahwa semua sudah rapi dia turun kebawah. Dia hanya memakai pakaian yang simple kemeja polos hitam yang lengannya ia gulung sampai ke siku jeans hitam, sepatu sneakers putih dan jam tangan hitam ditangan kirinya.
Sesampainya dibawah dia sudah melihat papa dan adeknya sedang duduk disofa menunggu sang mama turu. Jeno pun sama ia hanya memakai kaos putih dibalut kemeja pemdek berwarna biru muda jangan lupakan sneakers putih yang melekat dikakinya. Sang papa pun demikian, memang papanya bilang bahwa ini bukan acara yang terlalu formal jadi tidak perlu memakai jaz. Semua sudah siap mereka mulai menuju kendaraan masing masing papa dimas dan mama Jessica, sedangkan Mark dan jeno menggunakan mobil milik Mark. Kendaraan mulai meninggalkan pekarangan rumah keluarga Prawira.
Didalam mobil Mark dan jeno hanya ada percakapan kecil itupun hanya berlangsung sebentar. Namun Mark merasa sangat bosan jadi dia mulai percakapan terlebih dulu.
"Gimana hubungan lo sama Rena Jen? Baikkan?".
"Baik kok cuma ya sempet ada beberapa kali ribut tapi sekarang aman kok".
"Syukurlah kalo gitu".
"Kalo lu gimana bang? Ada cewek yang lu taksir?".
"Ada".
Jawabann singkat Mark membuat Jeno terkejut. Kenapa kakaknya ini baru bilang saat akan bertemu dengan cewek yang hendak dijodohkan? Kenapa dia kemarin tidak membantah?
"Siapa?".
"Kalo gue bilang gue suka sama Nana lu percaya ngga?".
Lagi lagi jawaban Mark membuat Jeno terkejut. Ini Nana murid baru dikelasnya kan? Sejak kapan kakaknya ini menyukai gadis manis itu?... errr tolong itu tiga kata terakhir jangan sampai Rena tau ya bisa habis dia di diemin Rena.
"Serius lu bang? Sejak kapan?".
Mark mengangguk sambil menjawab,
"Sejak gue ngga sengaja nabrak dia dikoridor. Waktu itu dia udah mau nangis karena ngga tau letak ruang kepala sekolah dimana. Terus gue anter ke ruang kepsek sambil ngobrol. Mulai dari dia udah mau nangis sampai dia cerita gue udah gemes sama Nana dan kayanya gue tertarik sama dia. Terus waktu pulang sekolah gue juga nemenin dia nunggu jemputan dia dan lagi lagi gue dibuat gemes sama tingkah nya yang manja sama kakaknya. Terus besoknya gue sama dia berangkat bareng gue jemput dia dirumahnya dan dengan polosnya di bilang ngga bisa pake helm, dan nggak bisa naik motor gue karena ketinggian. Terus pas dia dibentak sama Mina entah kenapa gue liat dia sangat ketakutan dan gue ngga terima dia dibentak sama Mina. Gue marah banget pas liat ada yang berani bentak bentak dia. Entah kenapa gue punya rasa seperti ingin melindungi Nana jangan sampe ada yang nyakitin dia", ucapnya panjang lebar sesekali tersenyum membayangkan wajah Nana ketika tersenyum dan tersipu malu.Jeno mendengarkan cerita sang kakak dengan seksama karena baru kali ini mark mau bercerita masalah percintaannya.
"Gue selalu ngerasa sangat bahagia saat gue liat dia senyum dan ketawa. Gue suka cara di natap orang tanpa tatapan mengintimidasi, cara dia ngomong semuanya gue suka".
"Jadi lu suka sama nana. Tapi kenapa lo ngga nolak waktu papa bilang lo mau dijodohin?".
"Gue nggak mau ngecewain papa sama mama jen gue pengin buat mereka bahagia".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Home
Short StoryMy first story. Nggak pinter bikin deskripsi kalo kepo langsung aja baca Tetap vote walau cerita udah end GS! kalo suka jangan lupa vote, comment dan follow