TMOAB 11. Janji Seorang Adik
Apa kamu pernah merasakan, sebagian jiwa kamu terpisah dari raga yang dipaksa untuk tetap hidup? Kamu pernah merasakannya?
—Mommy Almira🍁🍁🍁
Beban pikiran yang berat, perasaan yang tak karuan, mood berantakan akibat tamu bulanan, semuanya campur aduk mengacaukan sore Keira yang melelahkan.
Di pikirnya, secangkir cokelat hangat dan sejuknya angin sore dari pantai mungkin dapat membuat suasana hatinya membaik.
Keira pergi menuju balkon dengan cangkir cokelatnya. Duduk di salah satu kursi sembari memandang bentangan laut beberapa meter di hadapannya, sementara lengan kanannya terus memukul punggungnya yang terasa pegal juga nyeri. Kondisi yang selalu datang jika dia sedang mendapatkan tamu bulanannya. Nyeri sekali, Keira selalu merasa lemas karena rasa sakitnya.
Tak berselang lama, ponselnya berdering. Mungkin agak terkejut mengetahui itu panggilan dari Mommy Almira. Keira segera menerimanya. "Assalamualaikum, Mom."
"Waalaikumssalam, Ara." Suara lembut di seberang sana menggetarkan pendengaran Keira. "Ara apa kabar? Mommy rindu, Nak," ujar Almira, sungguh-sungguh menghangatkan hati Keira.
Kenapa Mommy telepon di saat perasaanku campur aduk karena putra Mommy?
Keira merasakan desakan dalam dirinya yang ia coba tahan. Dia menarik napas dalam. "Kabar Ara Alhamdulillah baik. Mommy juga baik, 'kan? Uh, Ara kangen banget-banget sama Mommy."
"Mommy semakin baik Alhamdulillah. Ada Abrisam yang selalu temani Mommy di sini."
Keira memejamkan mata, sangat lega mendengarnya. Berharap Abrisam agar selalu berada di sisi Mommy, menjadi penopangnya.
"Tapi ... suara Ara, kok, beda? Ara beneran baik-baik aja, 'kan?" tanya Almira, nadanya sedikit khawatir.
Keira tersenyum tipis. Almira memang bukan ibunya. Tetapi seperti Aisyah yang memiliki ikatan batin cukup kuat dengannya, Almira seringkali mengerti apa yang tengah terjadi dengannya. Keira benar-benar bersyukur mengenal sosok seperti Mommy Almira.
Keira terkekeh kecil. "Beneran, Mom. Ara baik-baik aja. Cuma memang sedikit pilek karena lagi sering jaga malam di sini." Meskipun ia sudah menggenggam ponselnya agak erat. Keira masih mencoba menahan diri.
Keira bisa merasakan senyum Almira sampai di sini. "Ara bohong, ya, sama Mommy?" tanyanya lembut, benar-benar mengerti. "Ara nggak pernah bohong sama Mommy selama ini, lho," sambungnya.
Setetes air mata jatuh di pipi Keira. Ingin berkata jika benar dia berbohong. Keira juga ingin mengatakan kebenaran yang selama ini ia sembunyikan dari Almira. Tentang sang putra yang selama ini Mommy Almira cari. Tentang kondisi sang putra yang selalu menjadi risaunya hati. Tentang putra, yang Mommy rindukan setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of a Bond
Ficción GeneralTiada lagi harap dalam asa. Tiada lagi kesempatan kedua. Tiada lagi kata maaf dari orang tua. Semua hilang dalam sekejap mata, hanya karena sebuah cita. Bertahun-tahun menjadi putra yang dibanggakan, dipersiapkan menjadi pemimpin perusahaan, seorang...