06. Topeng yang Sempurna

54 8 1
                                    

Ketika hamparan langit telah menggelap, suara sirine polisi saling bersautan membelah kegemerlapan kota Atraka. Udara dingin menusuk kulit ratusan manusia yang tengah berlalu-lalang dengan tujuan yang berbeda-beda. Salah satu dari banyaknya kumpulan manusia itu ada pemuda berambut hitam gelap tengah memasuki salah satu toko di Krastere dengan mantel dan masker yang melekat padanya.

"Ada yang bisa saya bantu, tuan?", tanya salah satu penjaga, pemuda itu pun menyerahkan kertas kecil berisi goresan tangan yang tidak semua orang bisa membacanya.

"Tunggu sebentar ya tuan", selagi penjaga itu pergi mengambilkan pesanan, pemuda itu membuka ponselnya untuk membalas pesan. Melihat penjaga itu kembali, ia pun segera menyimpannya kembali ke dalam saku mantel.

"Totalnya 156 Hupa, tuan", pemuda itu menyerahkan uang dan mengambil apa yang ia pesan.

"Ini uang kembalian anda, terimakasih". Pemuda itu keluar, diikuti oleh suara gemerincing lonceng dari pintu keluar-masuk, sang penjaga bergumam, "pelanggan yang aneh"

☆☆☆☆☆

Ruangan yang semula sepi kini telah dipenuhi dengan orang berseragam rapi, seluruh tempat duduk telah terisi penuh kecuali kursi besar yang berada di depan. Tak berselang lama, pintu ruangan terbuka menampilkan seseorang dengan postur tegap dengan seragam penuh lencana keemasan dan sedikit warna hitam. Orang-orang yang semula duduk kini telah berdiri dengan tegap.

"Selamat malam, rekan-rekan semua. Kedatanganku disini untuk menyambut kalian, para kebanggaan Annunartsa untuk berjuang bersama demi menyukseskan kedamaian. Misi ini merupakan misi rahasia dan cukup berbahaya, akan ada 10 orang yang akan berpartisipasi dalam kegiatan ini. 4 orang dari KIA, 5 orang dari kepolisian dan 1 orang dari akademi Soteria. Diantara para anggota yang berpengalaman, disini aku merekrut seseorang untuk bergabung dalam misi kali ini, dia masih muda tetapi aku yakin dia mampu mengimbangi kinerja dan dapat menambah pengalamannya dari para senior yang telah bekerja dibidang ini sebelumnya. Kau bisa memperkenalkan namamu anak muda"

Orang yang sekarang menjadi pusat perhatian pun berdiri menatap senior-seniornya, "Nama saya Dave Wiffargne, murid tingkat ketiga di akademi Soteria, salam kenal", Dave mengakhiri perkenalannya dengan membungkuk ke arah mereka yang berada di ruangan tersebut.

"Salam kenal, Dave. Aku Alcandor Kenrick, kepala kepolisian Annunartsa. Aku yakin kamu mampu menjalani misi yang akan kita lakukan. Sekarang, mari kita bahas misi level A yang akan kalian kerjakan" titah kepala kepolisian itu.

Suasana yang serius mulai mengudara, lembar demi lembar dibuka serempak dengan slide yang terus berganti. Asumsi dan pertanyaan-pertanyaan menjadi hal yang terus terdengar di setiap penayangan kejadian beberapa bulan terakhir di Annunartsa, pengeboman, penculikan, pembunuhan hingga terror dan mata-mata.

"Saya harap kalian dapat bersatu mengungkapkan semua peristiwa yang membahayakan Annunartsa ini. Selamat bekerja keras, salam"

"SALAM", seluruh anggota memberikan hormat secara serempak, mereka baru menurunkan hormatnya ketika beliau keluar dari ruang tersebut.

"Dave, kan?", seseorang berpakaian kasual dengan baju kaos yang tertutup jaket kain dan celana jeans hitam menepuk bahunya.

"Namaku Javin, ketua dalam misi ini, dan orang yang ada di depan sana adalah Hastiin wakil ketua, salam kenal ya.", ucap Javin menggulurkan tangannya.

Senyum Dave terukir menyambut uluran tangan dari senior Javin, "salam kenal juga senior", 

"Jangan terlalu formal seperti itu, panggil saja kakak", rangkul Javin dengan hangat, dia harus memastikan bahwa juniornya ini nyaman dan tidak tertekan dalam misi kali ini, "ngomong-ngomong, aku sudah banyak mendengar hal-hal baik tentangmu, bahkan kenegaraan sudah membuat surat rekomendasi murid Soteria mana saja yang akan ditugaskan untuk bekerja bersama KIA dan itu sudah ada namamu disana hahahahaha", jelas Javin berbisik di akhir perkataanya.

SIRIUS | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang