Empat : Rencana

274 37 82
                                    

Happy Reading! Jangan lupa, vote, komen.

.
.
.
.

Dipekarangan kampus, para mahasiswa berdecak heboh dan kagum. Bagaimana bisa mobil mewah berlogo khas salah satu Supercar terkenal itu memasuki kampus mereka, siapa pemiliknya? Siapa pengendara nya? Siapa orang kaya yang berada didalam mobil itu? Setidaknya itulah pertanyaan-pertanyaan mereka.

 Bagaimana bisa mobil mewah berlogo khas salah satu Supercar terkenal itu memasuki kampus mereka, siapa pemiliknya? Siapa pengendara nya? Siapa orang kaya yang berada didalam mobil itu? Setidaknya itulah pertanyaan-pertanyaan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lamborghini Veneno, merupakan supercar edisi khusus yang dibuat oleh produsen supercar asal Italia. Tidak main-main mobil ini hanya dibuat 14 unit saja, hanya 3 unit yang dijual dan merupakan pesanan khusus salah satu pelanggan mereka yang loyal.

Pemilik mobil itupun keluar, diperlihatkan lah ada 2 orang lelaki yang satu bergaya casual, celana denim grey dan kaos hitam lengkap dengan jaket jeans. Yang satu nya berpenampilan layaknya seorang anak band, celana jeans sobek dan jaket khas anak band rock.

"Shit! Ronald sialan!" teriak salah seorang pemuda dari belakang mobil.

"Buset apaan dah Vin." Ronald senantiasa bergaya lagak model yang ingin tampil catwalk, para gadis-gadis berdecak kagum sedangkan para lelaki menatapnya jengah.

"Bos, kok mau sih numpangin si homeless?"

Mendengar itu, Ronald segera melingkarkan tangannya keleher Yudist, seakan ingin mencekik lelaki itu. "Hei, control your mouth!"

"Okay okay, santai. I' m just kidding."

"jes kidding jes kidding lambe mu!"

Marvist yang dari tadi hanya diam menatap kedua temannya itu segera meninggalkan tempat. Ia kemudian segera menelpon pihak Showroom untuk mengganti jok mobil yang diduduki Ronald tadi.

"Eh boss tunggu, buruan Ronald! Lo disini menuntut ilmu rencana nya, nanti aja lo tebar pesona." ucap Yudist seraya menarik kerah jaket Ronald dan menarik nya pergi.

Sebelum memasuki ruang kelas, Marvist berpapasan dengan Galantea Kalandra, gadis yang beberapa waktu ini memenuhi pikirannya. Netra kedua nya bertemu, tatapan Marvist itu seolah mengunci pergerakan Tea,

"P-permisi." gadis itu segera berjalan disisi kanan Marvist, saat badan keduanya hampir bersentuhan, Marvist menghadangnya dengan satu tangan dan menarik sisi tubuh Tea dan dibawa tepat didepannya, ditatapnya Netra coklat itu saat ingin mengelus pipi gadis itu Tea dengan refleks segera menepis tangan Marvist.

"M-maaf." sekarang badannya bergetar hebat, bagaimana tidak posisi ini seperti Marvist yang sedang memeluknya. Ia sangat tak suka disentuh, bahkan sentuhan membuat trauma nya kembali.

Marvist yang peka segera melepaskan tangannya yang masih menempel pada pundak Tea, hal itu merupakan kesempatan Tea untuk melarikan diri.

Zarvin yang sedari tadi melihat dari dalam memutuskan untuk keluar, "Bos!" panggil Zarvin, Marvist menoleh. "Astaga kharisma si bos benar-benar terpancar, sampai cowok kayak gue aja ikutan terpana, apalagi cewek. Shit!"

224 With DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang