Tujuh : Lelang

73 5 0
                                    

Happy reading!!
.
.
.
.
.
.

"Masih perawan."

"Good, bakal terjual mahal nih."

Perky terus menerka-nerka di pikirannya kira-kira akan terjual berapa para gadis cantik ini. Sesekali ia sempat tergoda ingin mencicipi tubuh gadis-gadis itu, kan lumayan masih rapet. Pikir Perky.

"Kau ini kenapa?" Zarvin yang tadi hanya diam kini angkat suara, pasal nya rekan di sampingnya ini terus saja terlihat gelisah dan dilema. Paham betul apa yang dipikirkan Perky otak nya itu tak jauh-jauh dari kegiatan cabul. Untuk Zarvin laki-laki ini berbeda, meski dia juga sering ikut ke club dan minum-minum tapi untuk kegiatan percintaan sepasang kekasih sama sekali belum dia lakukan, akan dilakukan nya nanti saat dia telah menemukan pujaan hati yang benar-benar dicintainya. Tidak seperti teman lainnya yang telah berapa kali celup sana celup sini.

"Sudahlah Perky, jangan aneh-aneh kau mau bos El marah?"

Perky hanya menggeleng. Kemudian dua laki-laki itu buru-buru membereskan kekacauan yang ada diruangan sana, untuk para sandra pun akan mereka bawa menggunakan koper yang aman untung manusia, yang artinya koper itu telah didesain untuk meletakkan manusia se-aman mungkin karena terdapat pentilasi untuk bernafas jadi tidak akan mati begitu saja di dalam sana karena kekurangan oksigen.

***

Tepat seperti perjanjian di awal. Sekarang Marvist dan para anak buahnya akan melakukan perjalanan menuju Las Vegas, kota di mana mereka biasa melakukan transaksi jual beli sekaligus itu merupakan surga dunia bagi anak buahnya, banyak terdapat turis maupun penduduk lokal yang sexy dan cantik, casino di mana-mana, gudangnya prostitusi juga ada di sana bahkan kepala cabang suatu perusahaan prostitusi nya saja kenal akrab dengan Marvist. Marvist tidak suka bermain-main dengan wanita, menurutnya semua wanita itu sama saja, hanya memandangnya dengan penuh hasrat ingin memiliki, bukan hanya ketampanan tetapi juga hartanya. Setidaknya itu yang dipikirkan Marvist dulu sebelum bertemu dengan Lan. Gadis cantik yang memikat hatinya beberapa waktu terakhir ini.

"Vin, pokoknya elo nanti harus traktir gue ya kalau gue berhasil habisin 5 botol tequilla."

"Hm." Zarvin hanya berdehem menjawab ucapan tak berguna temannya itu.

"Buseet dah, udah nurun kayak pak Bos aja jawabannya cuma ham hem ham hem doang." Ocehan Yudist yang sangat emosional itu membuat Noel di samping nya terganggu

"Lo berdua bisa diem gak?" Noel mengulurkan tangan nya kedepan melewati tubuh Yudist untuk mengambil rokok yang ada di meja samping Yudist duduk sekarang.

"Kok gue juga? Orang dari tadi diem,"ucap Zarvin tak terima, pasalnya dia hanya terdiam saja dari tadi karena asyik membaca buku yang akhir-akhir ini menarik perhatiannya.

"Serah deh, jangan ribut! Entar Marvist ngomel lagi. Dia ga suka dengarin suara jelek kalian yang ribut itu." Noel menyulut rokoknya dengan korek api. Spontan rokok itu diambil oleh Zarvin, dan buru buru mematikan rokok milik Noel.

"Damn apaansih Zarvin!"

"Mau bilang tolol tapi lo wakil nya pak bos, jadi ga enak gue. Lo ga lihat? Dilarang merokok, kita bentar lagi bakal terbang bego!" Zarvin menunjuk bagian atas yang terdapat peringatan dilarang merokok.

"Lagian ga bisa ditahan apa tuh mulut, dikit dikit pengen isap rokok."

"Dari pada Yudist, pengennya isap vagina cewek aja."

"Lagi, kena lagi gue yang hobby begituan si Perky bukan gue." Yudist membela diri.

"Dah ah ribut lo, gue mau tidur aja kalau gitu." Noel membentang kursi penumpang dengan memanjang lalu menutup kedua matanya dengan bantal penutup mata.

224 With DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang