Delapan : Mulainya mekar bunga yang baru

93 6 3
                                    

Kok tadi Tea sekarang Lan, jadi bingung deh. Btw maaf ya kalau buat bingung Lan dan Tea orang yang sama Lan panggilan khusus dari El-Marvist Earl-. kemungkinan aku pake 'Lan' aja juga ya

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

Salah, memang salah besar tapi apakah harus dibalas sekejam ini? Walaupun yang peri itu lakukan tidak lebih kejam dari ini, dia telah melukai peri kecil, menyakiti hati peri kecil walaupun peri kecil itu sudah memaafkannya dan telah pergi tidak akan menampakkan dirinya lagi, jauh menjauh dari dunia mereka.

sepenggal kalimat itu membuat Lan meneteskan air matanya, Lan menutup kembali buku ditangannya dan diletakkannya di nakas samping ranjang tidur, mengapa mereka begitu kejam pikir Lan, tetapi yang namanya kehidupan sering kali tidak sesuai dengan apa yang kita harapan. ketidakmungkinan bisa terjadi. Lan kembali bersiap untuk berangkat kekampus, rumahnya kosong, papa nya sedang keluar kota karena alasan bisnis, Ares tadinya ingin mengajak putri kesayangannya itu tetapi nampaknya Lan tidak akan ikut.

ditempat lain, Marvist juga sedang bersiap. Ya, laki-laki itu telah kembali, setelah pelelangan kemarin tutup Marvist segera memesan tiket pulang, bahkan Noel dan yang lain sampai terheran, ia tidak mau berlama-lama lagi di Las Vegas, ada pujaan hatinya yang ia tunggu di sini.

"Marvist!" Panggil laki-laki berkaca mata yang menenteng notebook itu, Ronald. Ronald juga mengenal Marvist dan yang lainnya, ia juga mengetahui dunia Marvist bermain.

"Gila, gak nyangka gue 'barang' kalian kemarin terjual mahal, sekarang di Gold market sedang dibicarain loh."

"Heh jangan heran, harga barang-barang kami memang mahal dan berkualitas tinggi." jawaban itu bukan dari Marvist, tetapi dari Yudist yang di samping Marvist.

"Jangan lengah, bisa aja gue ngehianati kalian." Ronald berucap basing, meski begitu kita tetap tidak bisa tahu isi hati orang dikemudian waktu, bisa saja memang iya?

Marvist dengan secepat kilat melirik tajam kearah Ronald yang cekikikan, kemudian lirikkannya teralih oleh sosok gadis cantik yang mengenakan dres biru itu. tanpa sadar Ronald telah tidak ada di sana

"Bos, sampai kapan bos pertahanin Ronald?" tanya Yudist yang memecah lamunan Marvist.

"Ronald memiliki potensi, ada saat nya gue memainkan pionnya."

Yudist hanya menggeleng terheran akibat pikiran bos nya yang tak biasa, akan ada kejutan nantinya.

Lan berjalan melewati lorong menuju perpustakaan, di sekitaran ini banyak sekali kumpulan mahasiswa yang membolos jam kuliah, ada yang merokok ada ada yang tidur. setelah sampai diperpustakaan Lan pergi kederetan rak Arsitektur untuk mencari buku-buku sketsa. ketika urusannya dan perpustakaan selesai Lan buru-buru keluar untuk pulang.

***

Tin.. Tin.. Tin..

Disepanjang perjalanannya dikejutkan oleh klakson mobil, kaca mobil yang disampingnya terbuka, menunjukkan sosok laki-laki tampan yang mengenakan kemeja hitam polos yang lengannya tergulung ke atas.

"Masuk." Marvist memerintah Lan agar segera membuka pintu dan masuk ke dalam, tetapi Lan hanya mengabaikannya, Lan kembali berjalan meninggalkan Marvist yang mana membuat Marvist kembali mengegas mobilnya dan menyamai dengan langkah kaki Lan. Tak kunjung berhenti, Marvist segera memarkirka mobil nya tepat didepan Lan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

224 With DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang