Chapter 05 ( Perbedaan )

1.8K 247 93
                                    

Aldebaran tersenyum sangat manis. Bahkan sangat manis. Dia puas sekali ketika melihat perubahan ekspresi seorang Nino yang tidak berhasil menembak dirinya menggunakan pistol kesayangan nya.

"Kenapa tuan nino? Pistol nya meleset lagi? Aduh kasihan sekali tuan nino ini, mau saya belikan yang baru?." Ujar Aldebaran kepada Nino dengan nada yang meremehkan nya.

Nino Semakin emosi ketika mendengar ucapan Aldebaran. Rasanya aldebaran memang tidak bisa dia kalahkan.

"Kok diam?." Ujar Aldebaran kepada Nino sambil tersenyum.

Dor.
Aldebaran kembali menembak kaki sebelah kiri Salma.

"AKHH.." Teriak Salma ketika aldebaran berhasil menembak kaki nya.

"ALDEBARAN!." Teriak Nino dengan begitu keras.

"Kenapa hei? Saya tau nama saya begitu tampan di mata kamu, tapi maaf yah saya udah punya Istri jadi saya enggak mungkin tertarik sama anda tuan nino.." Ujar Aldebaran sambil tertawa dengan keras.

"Eh kan emang enggak bisa ya.." Lanjut Aldebaran masih dengan tawa nya.

Nino benar-benar sudah sangat emosi.

"LIHAT! LIHAT SAJA! saya memang tidak bisa mengalahkan anda! Tapi lihat, saya yang akan menghancurkan calon anak anda beserta istri kesayangan anda itu!." Ujar Nino kepada aldebaran.

Dor.
Mendengar ucapan Nino, aldebaran kembali menembak tangan nino. Dan kini di rumah aldebaran benar-benar terjadi pertumpahan darah.

"Jangan coba-coba anda berani menyentuh istri saya.." Peringat Aldebaran kepada Nino.

"TIDAK PEDULI! SAYA TIDAK PEDULI! ANDA YANG MEMULAI." Ujar Nino dengan teriak.

"Anda.." Ujar aldebaran menggeram kesal dan berjalan mendekati Nino.

Tiba-tiba...

"Mas Al.."

Aldebaran menghentikan langkah nya ketika mendengar suara Andin berteriak dari lantai atas.

"Andin?." Ujar Aldebaran ketika mendengar suara Andin.

Aldebaran sengaja memasang alat yang canggih agar suara yang berada jauh di lantai atas bisa terdengar di lantai bawah.

Tanpa basa-basi aldebaran lantas langsung pergi meninggalkan Nino serta Salma yang tergeletak lemah.

Dan Nino yang melihat aldebaran berlari lantas langsung menghampiri Salma.

"Kamu gapapa?." Tanya Nino kepada keponakan nya tersebut.

"Om ini enggak liat atau pura-pura enggak liat? Aku banyak luka kaya gini masih nanya gapapa? Ya ampun om pengen Teriak dengar nya.." Ujar salma kepada Nino.

"Iyaudah mumpung si Al lagi enggak ada, kita pergi dari sini. Kita pasti bisa kalau cuma melawan anak buah nya.." Ujar Nino kepada Salma.

"Terus anak buah om gimana? Mereka juga masih di sini kan? Nanti kalau mereka kenapa-kenapa semua gimana? Om enggak punya anak buah lagi dong.." Ujar salma kepada Nino.

"Biarkan saja, mereka aja tidak peduli sama om. Anak buah om banyak jadi bisa beli yang baru. Dan duit om juga enggak pernah habis, jadi kamu enggak perlu khawatir.." Jawab Nino Kepada salma.

Salma lantas langsung mengangguk kan kepalanya mengerti.

~~~~~~~~~~~~~~~~
Mamah Rosa kini sedang menenangkan Andin yang terus saja menangis.

"Udah kamu tenang aja yah mereka cuma pingsan aja kok, pistol mamah enggak sampai mematikan mereka.. " Ujar mamah Rosa kepada Andin.

Andin tetap menangis.

My Husband Is MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang