Chapter 06 ( Aldebaran Alfahri )

2.4K 275 98
                                    

Kini Aldebaran tengah mencoba mencukur rambut nya Sumarno atas perintah Andin. Sebenarnya dia sangat tidak mau melakukan ini, tapi karena ada mamah nya dan demi calon anak nya dia rela melakukan ini.

"Tuan maaf sebelumnya ini tuan sedang mencukur rambut saya atau sedang mengupas kulit buah?." Ujar Sumarno kepada Aldebaran sambil meringis.

"Kamu pikir dari tadi saya ini lagi mengupas buah? Sumarno jangan bodoh kamu.." Ujar Aldebaran kepada Sumarno.

"Aldebaran bisa sopan sedikit bicara nya? Dia ini orang tua loh, mau mamah potong jari nya?." Ujar mamah Rosa kepada Aldebaran.

"Iya mah ampun.."

"Mas Al lagian kamu tuh bisa pelan-pelan enggak si? Ini kepala Sumarno pada merah loh mas.." Ujar Andin kepada Aldebaran.

"Kenapa kamu jadi menyalahkan saya? Salahkan itu gunting nya kenapa dia tajam banget.." Ujar Aldebaran kepada Andin.

"Al gunting itu punya perasaan enggak kaya kamu.." Ujar mamah Rosa kepada Aldebaran.

"Iya Al tau Al enggak punya perasaan tapikan Al punya hati. Disini yang berperan penting hati loh mah bukan perasaan.." Jawab Aldebaran kepada mamah Rosa.

"Ampun deh mamah mah kalau bicara sama kamu. Untung kamu anak mamah coba Kalau bukan udah mamah potong jari kamu sekarang juga.." Ujar mamah Rosa kepada Aldebaran.

"Mamah bisa nya ngancem terus padahal mah enggak beneran di potong.." Ujar Aldebaran tanpa menatap mamah rosa. Dia sedang sibuk mencukur rambut nya Sumarno.

"Oh kamu beneran mau mamah potong jari nya?."

"Hehehehe enggak mah bercanda.." Ujar Aldebaran kepada mamah Rosa.

Setelah melewati beberapa jam akhirnya kini aldebaran telah menyelesaikan kemauan Andin untuk mencukur rambut Sumarno. Dan Aldebaran pun kini sudah bernapas dengan lega. Dia menatap kepala Sumarno yang sudah tidak memiliki rambut sedikit pun.

"Makasih mas udah cukur rambut bapak itu, aku seneng deh kamu bisa nurutin kemauan aku walaupun kamu enggak cinta sama aku.." Ujar Andin kepada Aldebaran sambil tersenyum.

"Sama-sama, apapun akan saya lakukan buat anak saya. Tapi ini terakhir kali nya ya. Kamu boleh minta apapun asalkan jangan aneh-aneh.." Ujar Aldebaran kepada Andin.

Plak.
Mamah Rosa memukul tangan Aldebaran.

"Aneh ya kamu nama nya orang ngidam ya pasti macam-macam Aldebaran.." Ujar mamah Rosa kepada Aldebaran.

"Iya mah iya.."

"Tuan apakah sama boleh pulang?." Tanya Sumarno kepada Aldebaran.

"Tentu. Jangan lupa bawa nih rambut kamu terus di tanam biar suatu saat rambut kamu tumbuh kembali.." Ujar Aldebaran kepada Sumarno.

"Oh ya jangan jadi orang jahat. Apalagi mencari uang yang enggak baik untuk menghidupi istri dan anak kamu.." Ujar Andin kepada Sumarno.

"Benar. Jadilah orang baik, kalau bisa baik nya kaya saya yah.." Ujar Aldebaran kepada Sumarno.

"Ndin perut mamah langsung mual denger ucapan suami kamu.." Ujar mamah Rosa kepada Andin.

Andin hanya terkekeh mendengar ucapan mamah Rosa. Mamah Rosa dan Aldebaran begitu lucu sekarang, tapi apabila di depan musuhnya aura kejam mereka terlihat begitu mengerikan.

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi. Ijin bawa rambut saya ya tuan.." Ujar Sumarno kepada Aldebaran.

Setelah itu Sumarno lantas langsung pergi dari hadapan Aldebaran, mamah Rosa, dan Andin.

My Husband Is MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang