Tess! Tess!
Dan, surprise!
Eunkwang, sang kepala geng sudah berada diujung panggung setelah merebut paksa mic dari mc. Ia berjalan pasti sembari mengibaskan tangan pada para pemain yang masih diatas panggung, ya, ia sedang mengusir mereka untuk segera turun.
“Mwoyaaaa?” rengek jengkel salah satu pemain.
“Shuut! Sekarang giliranku, tolong kalian turunlah!” perintahnya yang kini mendapatkan protes dari kursi penonton.
“Yyak! Berhentilah mengacau!”
“Turunlah!!”
“Apa yang kau lakukan?”
“Apa ini acara tambahan?”“Ani! Kali ini aku tidak akan mengacau, aku ingin menunjukan sesuatu pada kalian,” ucapnya sembari tersenyum lebar,
“hanya sebentar saja, jadi tolong tenanglah..”
Dan anehnya seisi ruangan menuruti ucapan Eunkwang, sementara Changsub dan Dongeun dengan cepat menggiring para anak teater yng masih berdiri diatas panggung.
Dan dikursi penonton tidak ada satupun yang bergerak, mereka tetap duduk manis ditempat masing-masing. Dilain tempat beberapa panitia kebingungan dengan adanya Eunkwang cs.
“Baik, aku disini hanya ingin membantu temanku. Kurasa beban hidupnya akan semakin berat jika ditahan terlalu lama, ” candanya namun dibarisan penonton hanya dibalas keheningan,
“Aigoo, kenapa kalian terlalu serius, hah? Dan, yyak! Para panitia, tenanglah,” titahnya lagi.
Sementara, dibelakang panggung Dongeun, Changsub, dan Ilhoon sibuk memaksa para pemain untuk memakai kaos berlengan pendek berwarna pink yang entah sejak kapan sudah mereka siapkan.
“Shireo!” mereka menolak spontan bersamaan.
“Yyak, jebal.. Sekali saja kalian membantu kami,” Dongeun dengan wajah polosnya sedikit memelas.
“Benar, hitung-hitung kalian sedang membayar dosa kalian karena sering menghujat kami,” Ilhoon bersuara sembari memasang wajah garangnya.
“Maka dari itu, setelah ini kami akan memaafkan semua dosa kalian, Arra?” tutup Changsub sembari membagi kaos, memaksa mereka semua untuk menerimanya.
“Mwoya? Sepertinya kita akan naik panggung juga—” sadarnya saat kaos tersebut masih tersisa tiga.
“Baiklah, yederal— naiklah..” perintah Eunkwang diatas panggung untuk pasukan dibelakang panggung, ia kemudian lari tergesa meninggalkan panggung.
Ya, ada job lain yang menunggunya.
Mematikan lampu disetiap sudut ruangan.
Dan tidak butuh waktu lama, semua sudah gelap gulita membuat para siswa terkejut.
“Astaga..”
“Apa lagi ini?”
“Mwoya? Apa ada pemadaman listrik bergilir?”Sementara, satu persatu siswa yang bertugas naik keatas panggung dari sisi kiri, sungguh mereka mengutuk dalam hati masing-masing. Bagaimana tidak jika mereka harus berjalan ditengah keadaan gelap.
Dengan penuh perjuangan mempertahankan barisan, kini mereka sudah siap diatas panggung.
Dan, ttak!
Satu lampu sorot menyala tepat kearah Sooyoung yang masih diposisinya membuat ia terkejut seketika.
“Annyeong, Park Sooyoung— naya, Yook Sungjae,” suara Sungjae menggema diruangan, perlahan lampu diatas panggung menyala mengikutinya memperlihatkan Sungjae yang tengah berdiri dengan memegang mic.

KAMU SEDANG MEMBACA
BBYU On The Shot
Teen FictionBbyu dalam 'shot' yang tidak tentu. 💌I hope you enjoy this story💌 ©2019 ▪2009