When it Rain "In the Past (YSJ)"

468 42 2
                                    


☔🌧🌧☔

Aku sedikit lari menerjang hujan dengan payung yang kubawa. Ah, sial. Karena hujan yang tiba-tiba turun, aku jadi terlambat menjemput Sooyoung. Tapi salahku juga, karena aku terlalu lama berada di toko perhiasan tadi.

Ya, aku ingin memberi hadiah pada Sooyoung untuk wisudanya dua hari yang lalu berupa cincin dengan satu mata berlian ditengahnya.

Aku hampir sampai di halte, aku memicingkan mata. Aku melihat Sooyoung turun dari bus, bersama seorang laki-laki yang kupikir tingginya hampir sama denganku. Aku seperti mengenalnya. Tapi bukan itu yang membuatku tertarik. Tangannya yang melingkar dipinggang Sooyoung, memperlihatkan seolah ia tenggah memeluk Sooyoung dari samping. Posesif.

"Sooyoung-ah.. ", kini aku sudah berada diradar cukup dekat dengan Sooyoung, aku bahkan melihat wajah laki-laki itu dengan jelas.

Ia melepas pelukan itu dengan cepat. Kupikir mungkin karena kaget dengan kehadiranku.

Aku tak bisa menyembunyikan wajahku yang sudah mengeras didepan Sooyoung. Aku tahu, ada sebersit ketakutan dimatanya. Oh, ayolah laki-laki mana yang tidak marah melihat kekasihnya dipeluk oleh laki-laki lain. Apalagi seantero Seoul tahu jika dari dulu Kim Taehyung, laki-laki itu sangat terobsesi dengan Sooyoung bahkan sebelum kami menjadi sepasang kekasih.

"Sungjae-ya.. Aku bisa menjelaskan padamu. Ehm,, maksudku semuanya tidak seperti yang ada dalam pikiranmu," seperti seolah mengerti dengan apa yang tengah ada dalam pikiranku, Sooyoung mencoba menjelaskannya.

Aku mengangkat sudut kiri bibirku, mengalihkan atensi penglihatanku kearah lain selain Sooyoung tidak juga kearah laki-laki bermarga Kim itu.

"Kami hanya tidak sengaja berada di halte yang sama, kau tahu sendiri kan?—, rumah kami searah.."

"Lalu,, bagaimana dengan adegan pelukan barusan?," tanyaku ketus. Jujur saja tanganku sudah gatal ingin memukul sudut bibir Taehyung. Bagaimana tidak, dia bahkan hanya memasang ekspresi datar seolah tidak terjadi apa-apa. Lagi pula ini bukan untuk pertama kalinya aku memergoki mereka berdua melakukan skinship, maksudku kenapa Sooyoung hanya diam saja diperlakukan seperti itu oleh Taehyung.

"I-ituu.. Kami hanya—"

"Kau bisa pulang sediri bukan?," aku memotong penjelasan Sooyoung, sudah bisa kutebak Sooyoung akan membelanya. Seperti yang lalu-lalu.

Aku menyerahkan payung yang kulipat pada Sooyoung, kemudian berlalu meninggalkannya. Bukan. Mereka berdua maksudku.

Aku tidak tuli, suara Sooyoung benar-benar bisa menembus rintikan hujan. Ia berkali-kali menyebut namaku. Tanpa harus membalikkan badan pun aku sudah tahu, ia tengah mengikutiku. Tidak-tidak. Dia sedang mengejarku, padahal aku sedang tidak berlari. Suara perpaduan antara derapan langkah kaki dengan air yang menggenang cukup untuk membuktikannya.

"Yyak! Apa kau tidak mendengarku?," Sooyoung sedikit berteriak. Membuatku menghentikan langkahku dan membalikkan badan.

"Sudah kukatakan—, bukankah kau bisa pulang sendiri, eoh?" Aku memicingkan mata, "Oh, maksudku kau bisa pulang dengan laki-laki tampan tadi," sambungku. Aku menyunggingkan senyum, mengejek.

"Apa kau benar-benar cemburu?" Bagiku, tak butuh waktu lama untuk Sooyoung mengenaliku. Ia selalu bisa menebak apa yang tengah aku rasakan.

"Nugu? Naega?," Aku menunjuk diriku sendiri, mantab, "Bukankah kau sendiri yang mengatakan aku tidak boleh cemburu dengan siapapun laki-laki yang dekat denganmu? Tsk.. Setelah kupikir-pikir Sooyoung-ah, sepertinya itu memang caramu berkamuflase agar tidak terlihat tengah berselingkuh. Benar bukan? Apalagi dengan dia." Aku masih berusaha menutupi kecemburuanku.

BBYU On The ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang