32

12.2K 931 25
                                    

Setelah acara selesai. Alice duduk di taman dengan wajah menahan kesal. Bagaimana tidak kesal kalau Luis seenaknya mengambil keputusan tanpa bertanya dulu tentang pendapatnya. Ayolah meskipun dalam hati kecilnya ia juga menyukai Luis, tapi tidak begini juga konsepnya. Masa ia tidak tahu tentang acara pernikahannya sendiri.

"Tidak baik malam-malam duduk di sini".

Alice tersentak saat merasakan sebuah kain melingkupi punggungnya memberi kehangatan dari udara dingin.

"Bukan urusanmu".

Alice memalingkan wajahnya ke samping masih merasa kesal. Luis yang melihat itu terkekeh gemas. Ingin sekali Luis mengecup bibir merah merekah Alice. Sayangnya, ia masih menyayangi nyawanya. Jangan sampai membuat Alice semakin kesal, kalau itu terjadi bisa-bisa mengancam proses pernikahannya nanti.

"Ayolah kenapa kau selalu kesal kepadaku. Aku kan tidak melakukan apapun". Ucap Luis dengan tanpa beban.

Alice seketika melotot memandang Luis galak. Apa katanya tadi? Luis tidak melakukan apapun? Sialan apa dia tidak pernah berkaca kalau kelakuannya itu selalu seenaknya sendiri membuat orang lain kesal.

Luis tersenyum lembut. "Jangan mengkerut kan keningmu, nanti berbekas". Dengan sayang Luis mengelus kerutan di dahi Alice.

Meskipun Alice tidak menunjukan perubahan raut apapun. Tapi dalam hatinya ia sudah meleleh dengan sikap perhatian Luis. Kalau saja suasana malam hari tidak gelap mungkin Luis bisa melihat telinga Alice yang memerah karena malu.

"Apaan sih. Aku masih kesal yah. Kamu seenaknya merencanakan pernikahan tanpa memberitahuku terlebih dahulu. Kenapa kau suka seenaknya sih". Gerutu Alice mengungkit kembali permasalahan yang terjadi.

Luis terlihat menganggukkan kepala dengan tangan yang di lipat di depan dada. "Kira-kira alasannya apa yah". Ucap Luis dengan wajah pura-pura berfikir. Membuat wajah Alice cemberut.

"Cepat jawab. Jangan pura-pura tidak tahu". Dengus Alice kesal.

Tanpa memberi komando Luis mengecup bibir Alice singkat membuat sang empu terdiam kaku. Luis enggan menjauhkan wajahnya. Kini posisi wajah mereka hanya berjarak 5 cm.

Hembusan nafas saling beradu membuat otak Alice blank dengan apa yang baru saja terjadi. Belum selesai ia mengatasi rasa terkejut nya. Ucapan Luis selanjutnya membuat kerja jantung Alice semakin cepat.

"Kau masih bertanya untuk apa aku melakukan semua itu. Tentu saja karena aku mencintaimu
" Ucap Luis serak dengan suara deep Voice nya.

Dengan tidak rela Luis menjauhkan wajahnya. Ia terkekeh melihat wajah blank Alice. Alice terlihat menggemaskan dengan wajah linglung serta mata yang terus berkedip.

"Jangan terlalu lama di luar. Nanti kamu bisa masuk angin. Tenang saja pernikahan kita akan menjadi pernikahan yang paling istimewa. Aku berjanji kepadamu. Kalau kamu yang akan menjadi satu-satunya wanita dalam hidupku. Kamu ratu di kekaisaran ini dan ratu di hidupku". Ucap Luis sambil mengelus rambut Alice. Tanpa mau menunggu balasan dari Alice, Luis berjalan pergi.

Alice terdiam cukup lama sebelum kesadarannya kembali. Pipinya semakin memerah saat ingat apa yang di lakukan Luis di tambah ucapan manis Luis yang membuatnya malu setengah mati. Jangan lupakan detak jantungnya yang cepat seperti baru saja berlari kencang.

Sial kenapa perasaan ini sangat menyenangkan?! membuat Alice tidak bisa mengesampingkan perasaannya lagi. Sepertinya ia sudah benar-benar jatuh hati pada Luis. Pria yang tidak pernah ia bayangkan akan menjadi pasangannya suatu saat ini. Pria yang tidak pernah ada dalam rencana hidupnya.

Alice terkekeh saat mengingat kembali takdir hidupnya. Padahal ia tidak pernah memikirkan untuk menikah ataupun mencari pasangan di kehidupannya kali ini. Tujuan utamanya hanya ingin sebuah keadilan. Dan membongkar topeng busuk Lucina. Tapi siapa sangka ternyata kehidupan nya penuh misteri dan teka-teki.

Change To Live Again (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang