16

19K 1.8K 30
                                    

Alice terbangun dengan kepala berdenyut sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alice terbangun dengan kepala berdenyut sakit. Sial apa karena terlalu memikirkan kematian Duke Haocun dan nasib hidupnya. Membuatnya sakit karena rasa syok yang datang tiba-tiba. Alice merintih saat matanya terasa berkunang-kunang.

"Auhh kepalaku pusing". Rintih Alice sambil mengaduh dengan suara pelan.

Luis yang baru saja tiba di dalam kamar. Lantas berlari mendekati Alice saat melihat gelagat alice yang aneh. "Kau tidak apa-apa?" tanya Luis cemas sambil mengelus pelan kepala Alice.

"Kepalaku pusing~" rengek Alice secara tidak sadar kepada Luis akibat rasa pusingnya yang tidak terkendali.

Luis tertegun sejenak saat mendapatkan tingkah manja Alice. Jarang-jarang luis bisa melihat tingkah manja alice. Biasanyakan Alice suka bertingkah tsunder. Dengan perlahan Luis menyentuh dahi Alice. "Kau demam."

"Pusing hiks"

Melihat tingkah manja Alice, Luis lantas memeluk Alice mencoba menenangkan. "Aku tahu, sabar yah. Aku panggilkan dulu tabib oke. Biar kamu bisa di periksa". Ucap Luis sambil mengelus pipi Alice mencoba memberi pengertian.

"Sekarang lebih baik kau berbaring tidur. Aku akan memanggil tabib". Luis dengan hati-hati membaringkan tubuh Alice.

Setelah memastikan Alice berbaring dengan nyaman. Cepat-cepat Luis pergi untuk memanggil tabib. Tidak berselang setelah kepergian Luis. Pintu kamar Alice terbuka memperlihatkan sosok luis dan seorang tabib yang berjalan di belakang Luis.

"Cepat periksa dia. Sedari tadi dia berkata pusing" ucap cepat Luis kepada tabib.

"Baik yang mulia".

Dengan perlahan tabib berjalan mendekati Alice. Tangan tabib mulai mengecek keadaannya. Setelah beberapa saat. Tabib mulai bisa menyimpulkan keadaan Alice.

"Yang mulia putra mahkota tidak perlu khawatir. Putri hanya demam, dan sedikit banyak pikiran. Dimohon agar beliau jangan di biarkan sendirian. Takutnya ia akan memikirkan banyak hal yang membuat keadaanya memburuk." lapor sang tabib

"Dan saya akan meracikan obat untuk putri- Nah berikan obat ini dua kali sehari agar kesehatan putri membaik". Sang tabib memberikan bungkusan obat yang sudah ia racik kepada Luis.

"Baiklah". Ucap Luis mengerti sambil menerima bungkusan obat.

"Nah kalau begitu, hamba undur diri terlebih dahulu yang mulai". Ucap tabib

"Tunggu".

Sang tabib menghentikan langkahnya. "Apa ada yang bisa saya lakukan lagi yang mulia?". Tanya tabib bingung.

"Ini ambilah." Luis memberikan sekatung sedang koin emas kepada tabib.

"Terima kasih banyak yang mulia. Semoga sang matahari selalu memberkati anda". Ucap bahagia sang tabib dengan membungkukan tubuhnya berterima kasih.

Change To Live Again (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang