08. Kita Kan Teman

106 20 247
                                    

Pagi ini Nina terlihat tidak seperti biasanya, gadis itu cukup berbeda ketika dari menginjakkan kakinya di parkiran sampai di koridor kampus. Iya tidak jauh kok tapi ya berbeda aja dari hari-hari biasa.

Sebenarnya tidak ada yang berbeda, wajah rupanya tetap sama seperti kemarin hanya intinya dia masih sama begitulah. Lalu apa?

Si cantik itu hanya diam saja ketika dalam perjalanan menuju kelas. Biasanya di pagi hari ia akan berisik menyapa seluruh orang yang ia temui. Mulai dari berangkat dari kost nya sampai di kampus.

Tak ada yang terlewat ia sapa as semuanya di sapa, sampai-sampai nyamuk yang terbang di depan nya saja ia sapa sebelum akhirnya nyamuk itu tidak bernyawa lagi karena ia tepok. Sungguh amat ceria anak gadis satu ini.

Sesampai dikelas pun ia masih terdiam. Ia langsung mendudukkan dirinya dan menelungkup kepala nya di lipatan tangan diatas meja. Hal itu cukup membuat Muti dan Sun yang asik bergibah ria tentang tetangga muti yang ketahuan mencuri dalaman pun terheran-heran karena biasanya Nina akan memeluk kedua sampai hampir habis nafas.

"Dia kenapa?" Tanya Sun

"Ngga tau. Lagi galau mungkin." Muti mengangkat bahunya.

"Galau kenapa? Kan jomblo."

"Aku dengar ya!" Sahut Nina tiba-tiba

"Lah kirain tidur." Muti ikut kaget.

Keduanya terdiam setelah itu. Tidak ingin menanyakan juga apa yang terjadi. Meskipun mereka bertiga  dekat sampai tau ukuran baju tapi  mereka tetap menjaga batasan masing-masing. Kalo mau cerita ya didengar kalo ngga ya tidak masalah juga. Sama-sama menghargai intinya.

Sampai kelas berakhir Nina masih diam tidak ribut seperti biasanya. Gadis itu lalu menuju kearah kursi yang ada di taman.

Matanya menatap kearah depan. Ia bisa melihat semua aktivitas yang disana, ada yang bercanda sambil dorong-dorongan sampai akhirnya masuk got, hmm seperti dejavu ada juga yang bersender-sender manja sambil bercanda dan beberapa aktivitas lainnya.

Ia menghembuskan nafasnya nya pelan, perkataan ibunya tadi malam cukup mengganggunya. Iya Nina tidak apa-apa cuma kepikiran saja. Pikirannya sedang semerawut sekarang, kalo kata orang sekarang itu mode senggol bacok.

Pikirannya masih teringat perkataan ibu nya tadi malam. Dimana ibunya memberi tahu bahwa sang ayah sedang sakit dan perihal lain.

Nina masih larut dalam lamunannya, sampai akhir ia merasakan dingin diatas kepalanya. Ternyata itu Diana yang meletakkan botol minuman dingin.

"Melamun aja. Kesambet baru tau." Ujar Diana lalu duduk disampingnya.

"Ganggu aja!"

Diana terkekeh. "Kenapa sih jangan marah-marah dong cepat tua nanti."

Nina hanya mendengus lalu membuka tutup botol minuman tadi dan meminumnya. Mereka berdua kini sama-sama terdiam melihat kearah depan. Sampai akhirnya Diana bersuara.

"Ngga mau cerita?" Tanya Diana

Nina menoleh kearah Diana yang masih tetap melihat depan.

"Ngga. Nanti malah jadi beban, toh ini juga ngga penting." Jawab Nina sambil memainkan tutup botol.

"Ngga penting tapi sampe diam dari tadi pagi." Ujar Diana sambil terkekeh

"Ya sekali-kali lah aku out of topic lah cape juga jadi orang ceria." Ujar nya tersenyum samar.

Kembali mereka sama-sama terdiam, sama-sama larut dalam pikiran masing-masing. Hanya hiruk-pikuk suara dari sekitar yang terdengar diantara mereka.

Always With You (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang