Tiga tahun berlalu, tidak ada yang banyak berubah. Hanya saja sedikit sunyi karena tidak adanya keributan seperti sebelum di setiap paginya. Jean sekali lagi mematut penampilannya sebelum pergi. Baru saja ia melihat cermin tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan ada seseorang yang menelponnya.
"Iya?"
"Udah siap?" Tanya seseorang diseberang sana.
"Udah, bentar lagi. Udah sampe?"
"Baru masuk kompleks."
"Lah kirain udah di depan."
"Kangen."
"Apaan sih?!"
Doyoung terkekeh, "Emang bener. Kamu engga?"
"Udah diem deh! Mending nyetir aja hati-hati."
"Iya tuan putri, aku tutup ya udah dekat."
Jean menghela nafasnya ketika sambungan telepon dari Doyoung terputus, gadis itu lalu melangkah untuk mengambil tasnya. Ia melihat kearah foto Sun berada tepat pintu kamar. Jean memang sengaja meletakan foto tersebut ditempat itu sekitar setahun yang lalu agar ketika ia berangkat selalu berpamitan. Ah mungkin ini aneh tapi tidak ada salahnya merasa jika dia masih berada di sekitarnya.
Ia baru berani melibatkan hal-hal yang berhubungan dengan Sun setelah dua tahun kepergian nya. Dalam dua tahun itu jika kalian pikir Jean baik-baik saja? tentu saja jawabannya tidak. Ia berkali-kali masuk keluar-masuk rumah sakit akibat terlalu larut dalam kesedihan. Ia juga sempat berpikir untuk mencoba menyusul Sun, tapi untung nya selalu di gagalkan Doyoung. Sampai akhirnya ia menemukan titik terang dari kehilangannya.
Sebuah buku diary milik Sun yang tidak sengaja ia temukan ketika sedang membersihkan kamar. Dalam buku itu Sun menulis "aku ngga suka liat Jean nangis, aku sedih kalo jean sedih. Aku juga sakit kalo Jean sakit. Aku sama jean memang berpisah tapi kata ibu Jean itu ada dalam diriku begitu juga aku ada dalam diri Jean." Tulisan itu Jean tebak ditulis ketika mereka terpisah. Membaca tulisan itu Jean kembali menangis lagi. "Jadi selama ini aku buat kamu sedih ya? Maafin aku, aku janji ini yang terakhirnya.
***
Ia keluar dari kamar dan menemukan Nana yang sedang bersiap ke kantor diantar Minhyuk. Ngomong-ngomong soal Minhyuk dan Nana mereka baru saja melangsungkan pernikahan tiga bulan yang lalu. Pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh rekan dan kerabat dekat mereka. Apakah ayah mereka datang? Tentu saja tidak. Mereka baru dapat kabar jika sang ayah meninggal akibat kecelakaan karena mabuk, seminggu setelah pernikahan mereka.
Jika ditanya bagaimana perasaan mereka terhadap sang ayah? Mereka sudah melupakan dan memaafkan ayah, tapi mereka memang belum bisa menerima pria itu kembali ke kehidupan mereka.
Hari ini adalah pembukaan kafe milik Jean. Kafe yang ia bangun sekitar setahun dengan penuh drama. Iya Cafe ini banyak drama di dalamnya, dama harus pindah-pindah sampai drama hampir bangkrut pun ada.
JS Cafe And Bakery, itu nama yang Jean pilih untuk kafe tersebut. Sebenarnya Jean hanya ingin membuka toko roti saja, tapi ia ingat jika Sun sempat mengatakan jika ia ingin membuat kafe kecil dekat toko milik Jean.
"Jadi nanti kalo kamu jadi buka toko roti, aku mau buka kafe kecil gitu deh dekat punya kamu. Jadi nanti kalo beli roto tempat kamu mereka mampir deh ke kafe buat beli minum." Kata Sun waktu itu.
"Cape lah mereka, nanti kalo harus masuk dulu baru dapat minum." Sahut Jean
"Ya engga lah, nanti aku bukanya kaya kedai gitu lah. Jadi ngga usah masuk ke dalam segala." Kata Sun
KAMU SEDANG MEMBACA
Always With You (END) ✓
FanfictionHidup itu seperti roda, kadang diatas kadang dibawah Tapi kalo dibawah Mulu itu artinya keganjal rodanya Kalo cape itu istirahat bukannya marah-marah nanti malah tambah tua~ Semuanya pasti ada solusinya kok, yaa meski itu sulit sih~ Ini adalah cerit...