17. Janji dan Luka

137 17 46
                                    

Nana dan Jean tergesa-gesa ketika sampai di rumah. Kabar tertabraknya Sun cukup membuat mereka membuat mereka terkejut.

"Gimana Riss?" Tanya Nana ketika sudah sampai didepan ruang tindakan.

"Operasi nya berjalan lancar kak, sekarang udah di pindahkan ke ICU." Jawab Rissa.

Tubuh Nana melemas sampai harus ditopang Minhyuk. Sementara Jean, gadis itu terdiam. Perasaannya sekarang campur aduk, jika saja Doyoung tidak menahan nya ia mungkin akan terduduk. Ingatan ketika ia meminta belikan martabak tadi kembali dipikiran nya.

Rissa sebenarnya juga masih syok, ia terkejut bukan main ketika ambulance datang membawa adiknya. Sampai-sampai ia harus ditenangkan Asri. Tapi harus bisa ia sembunyikan, kalau sama-sama seperti ini siapa yang menenangkan mereka.

Tak lama Yunho keluar, Nana langsung menghampiri pria itu. "Gimana adik saya dok?" Tanya Nana sedikit tidak sabar

"Kak tenang." Rissa mengusap lengan kakaknya.

"Bisa kita berbicara di dalam." Kata Yunho lalu ke ruangan nya.

Rissa dan Nana sudah berada di ruangan Yunho. Jean sebenarnya dilarang Doyoung ikut masuk tapi ia bersikeras untuk ikut. "Aku mau keadaan dia Doy." Ujarnya lemah

"Keadaan pasien cukup parah ketika datang. Keadaan nya sempat melemah, dan sempat dua kali muntah darah. Kemungkinan ini akibat benturan keras dikepala dan juga dadanya. Sekarang keadaan masih stabil tapi kita tidak bisa menutup kemungkinan jika akan terjadi sesuatu yang buruk, mengingat pasien kehilangan banyak sekali darah."

Tubuh Nana seketika tidak ada tenaga lagi, sakit. Itu yang ia rasakan sekarang. Jangan sampai ia harus kehilangan untuk kedua kalinya.

"Dok saya mohon lakukan apapun yang penting adik saya selamat! Saya mohon." Nana hampir tidak berkata-kata lagi.

"Kami akan coba lakukan yang terbaik, doakan semoga pasien kuat." Yunho melihat ke arah Rissa yang kini sudah tidak bisa fokus lagi.

"RISSA SUN BISA SELAMAT KAN? DIA NGGA LEMAH! DIA ANAK NYA KUAT!!" Nana mengguncang tubuh Rissa.

"Udah sayang udah. Kita doakan saja dia baik-baik saja. Aku juga yakin dia anak yang kuat. Kita harus percaya sama dia." Minhyuk mencoba menenangkan Nana yang sekarang histeris terduduk dilantai.

"Bawa Jean keluar Doy" perintah Rissa ketika melihat Jean yang sedari tadi diam.

"Aku ngga salah dengar kan? Itu tadi apa? dokternya bohong kan?" Tanya Jean ketika mereka sudah berada diluar "DOY JAWAB!!! DOKTERNYA BOHONG KAN?!! NGGA MUNGKIN SUN KAYA GITU! DIA SALAH ORANG!"

Tidak menjawab, Doyoung memilih memeluk Jean untuk menenangkannya. Ia tidak tau harus menjawab apa, ia sama terkejutnya ketika mendengar kabar.

"Kita doakan yang terbaik buat dia ya, jangan mikir yang aneh-aneh." Doyoung mencoba tenang.

"Ini gara-gara aku. Coba aja aku ngga maksa buat beli martabak pasti dia masih didepan laptop nya Doy."

"Engga. Ini bukan karna siapa-siapa, jangan nyalahin diri sendiri."

"Tapi dia ngga kaya gini kalo ngga keluar Doy. INI GARA-GARA AKU! GARA-GARA AKU DOY!!!" Jean histeris

Nana yang mendengar Jean histeris langsung mendekati nya. "Apa kamu bilang tadi? Gara-gara kamu?"

Jean tidak menjawab ia hanya menangis.

"Ngga ada yang perlu disalahkan sekarang, kita ngga tau yang namanya musibah. Kita berdoa aja kalo dia baik-baik saja."

" Tapi aku takut kak, apa yang di bilang dokter tadi." Jean semakin menangis, Nana  menarik adik nya itu ke pelukannya.

"Kita doakan yang terbaik ya jangan mikir yang macam-macam. Kamu percaya sama dia kan?"

Always With You (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang