TEASE ME #5
Jim tergelitik untuk mengelap sudut bibir Dahlia. Apalagi dengan gerakan tergesa-gesa, Dahlia terlihat seperti orang yang sangat kelaparan dan tidak bernapas sedetik pun. Namun, gerakannya tertahan karena sadar betapa canggungnya detik demi detik jika Jim menuruti semua keinginannya. Jadi, di meja penuh makanan dan minuman, dia hanya tersenyum kecil.
"Kau tahu, tidak? Ini makanan terbaik yang pernah aku cicipi. Bagaimana mengatakannya? Rasanya memang asin tapi ada rempah kuat dan.. wah, kesukaanku," celetuk Dahlia seraya menyantap iga bakar dengan bumbu kacang kental. Apalagi dengan nafsu makan melonjak, siapa pun terus terang akan tergoda untuk mencicipinya juga. "Aku senang."
"Syukurlah, tadinya aku sempat ragu."
Jim menatap banyak orang yang turut memenuhi payung-payung tepi jalan tersebut. Jim selalu menajamkan insting dan kemampuan lainnya tiap mereka keluar. Entah mengapa, dia merasa itu sudah satu sifat bawaannya; terus waspada. Terus berhati-hati. Sejauh ini, Jim puas karena dia menjadi teman sekaligus pengawal Dahlia.
"Apakah kau lahir dan besar di sini, Jim?" tanya Dahlia sewaktu menggigit tepian daging yang lebih empuk. Matanya mengerjap singkat.
"Yah, aku lahir dan besar di sini. Bahkan aku tidak tahu wilayah di luar New Alley. Semacam, aku punya keterikatan aneh dengan wilayah ini dan belum mau keluar untuk merantau."
"Begitu."
"Tapi kalau ada kesempatan, mungkin aku bisa berkeliling. Rasanya menakjubkan kenal dan mempelajari budaya baru, kan?" tebaknya pelan. Jim mulai menyantap makanannya—semangkuk nasi dengan banyak daging lain yang ditumis hingga aromanya lebih kuat—Jim menggigitnya, mengunyah dengan perlahan. Jim dalam mode santai ini sering membuat Dahlia diam-diam mengulum senyum. Bahkan untuk ukuran pengawal, sosoknya luar biasa tampan dan berkarisma. Yah, tipikal yang kau lihat di tayangan istana kemudian muncul dan menarik perhatian kerumunan.
"Mr."
"Ya?"
Dahlia agak berbisik. "Apakah aku boleh menambah porsiku lagi? Ini sangat lezat, trims." Jim agak tergelak, apalagi masih ada beberapa piring desert lain yang belum tersentuh. "Um, kalau kau tidak keberatan."
"Ten—tentu saja." Dari banyak hal, Jim belajar satu hal; majikannya sangat cocok dengan New Alley. Melihat nafsu makan tidak tertampungnya, Jim terhibur.
.
.
Dengan bantuan dua pengawal, Demy keluar dari kereta kuda dengan jubah yang tersibak pelan. Sosoknya yang jangkung membuat pelayan istana agak tercengang, apalagi berbeda dari pemberitaan. Tidak ada raut ketus atau pun sedikit pun terlihat sifat tamak di wajahnya yang menawan. Demy mengusap sisi pelipisnya, kemudian mulai melangkah. Dengan ketukan ringan, dia menelusuri karpet tebal yang tergelar khusus untuknya di New Alley.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tease Mr. Bodyguard | park jm
FanfictionDahlia of Harse muak dengan kehidupan istana. Sejak kecil, dia terus didikte banyak hal, hingga urusan pernikahan pun, dia tidak berhak untuk memutuskan. Karenanya, Dahlia kabur dari istana megahnya demi menghindari perjodohan dengan kerajaan tetang...