tease me #7

259 56 5
                                    

TEASE ME #7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TEASE ME #7

Patty menyambut kedatangan Dahlia. New Alley jadi lebih panas dari yang dia ingat. "Yang Mulia!" pekiknya seraya melebarkan tangan. Mereka berpelukan sekitar lima belas menis. Patty menarik wajahnya lebih dahulu, lalu menatap nanar wajah Dahlia. "Aku sangat takut sesuatu yang buruk terjadi." Ia mengecek sekitar wajah, lengan, kemudian turun untuk menatap tubuh Dahlia. "Semua baik?"

Gadis itu tersenyum dan mengangguk. "Maaf sudah membuatmu khawat—"

Tidak lama, dari arah tangga, satu pria itu muncul. Jim bahkan hampir memekik karena terkejut. Kupikir hantu. Jim sudah berlarut-larut dalam kesedihan, bahkan rutinitasnya tiap hari adalah mengunjungi kepolisian terdekat untuk memantau sejauh apa proses pencarian mereka akan Dahlia. Dan sekarang gadis itu di sini! Jim berjalan cepat-cepat, dan Patty turut membalikkan tubuh untuk mengetahui penyebab Dahlia sampai bungkam dan melebarkan matanya kaget.

"Um, apakah aku harus menyingkir sebentar?" tanya Patty mulai canggung. Akhirnya, dia masuk lebih dahulu ke apartemennya, sedangkan Dahlia berdiri kaku di depan Jim yang menatapnya lurus.

"Jim."

"Kau baik-baik saja?" tanya pria itu hampir putus asa. Dia tersenyum pedih, kemudian mulai mendekat lagi. "Aku... hampir gila mencarimu. Hari itu, aku benar-benar takut sesuatu yang buruk telah terjadi dan kau.. ke mana saja kau selama ini?" desaknya. Jim bahkan tidak berselera untuk melakukan apa pun selain mencari tahu keberadaan Dahlia. Dan sekarang, dia hampir tidak memercayai matanya sendiri—Dahlia di sini! Dahlia kembali!

"Maafkan aku, ada urusan mendadak."

"Dan sekarang urusan itu sudah berakhir?" tanyanya cepat. "Atau kau akan lenyap lagi bagai asap tak berjejak?" Jim mencecap lidahnya pahit. "Karena kau seharusnya tidak seperti ini." Tanpa terduga, Jim langsung menarik Dahlia ke dalam pelukannya. Seperkian detik, Dahlia membeku karena reaksi asing tersebut—dada berdebar kacau dan desir aneh di tengkuknya. Dahlia memejamkan mata seraya membalas pelukan Jim.

"Tidak."

.

.

Meski rasanya jadi canggung lagi—Dahlia tidak tahu dari mana kegugupannya berasal—dia berusaha untuk tersenyum. Di sebelah Jim, dia menunggu pesanan sarapan mereka tiba. Pancake madu pasti lezat di pagi ini, apalagi New Alley terlihat ramai seperti biasa. "Bagaimana kabarmu?"

"Kacau," katanya tanpa menutup-nutupi. Jim menoleh singkat. "Aku sangat lalai, begitulah."

"Tidak, ini bukan salahmu." Bibir Dahlia berkendut. Kata-kata Dematrov terus bergentayangan dalam benakanya; sampai kapan kau akan menutupi identitasmu, Yang Mulia? Kau sanggup hidup dalam kebohongan itu selamanya dan kau sanggup menjadi penipu ulung di depannya terus? Dahlia merasa lidahnya agak kelu.

Tease Mr. Bodyguard | park jmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang