tease me #2

239 70 4
                                    

TEASE ME #2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TEASE ME #2

Dahlia terperangah setibanya taksi mereka berhenti di satu pintu masuk kebun lemon yang besar. Ada tanaman rambat yang berbaur dengan rangka rotan yang menyusun pintu masuk dengan tulisan kebun lemon Sandy itu. Dahlia memandang Jim dengan mata berbinar. "Ini tempatnya?" tanyanya, agak memekik senang.

"Yah, aku terbiasa datang kemari kalau sedang free." Jim tersenyum miring dan mulai melangkah.

Ada pos jaga dengan dinding kayu dan punya konter terbuka. Pria tua langsung keluar dari post itu seraya mendekap tubuh Jim. "Kau kembali,Nak." Senyumannya mengembang, kemudian dia tertegun karena kehadiran orang lain di sebelah pria itu. "Oh, Nona, siapa..."

"Ini Nona Dahlia, dia bos baruku, sedangkan Nona, ini Pak Dave, dia pemilik kebun indah ini."

Dahlia menyambut uluran tangan Dave, senyum tersemat di bibirnya. "Kau punya kebun yang cantik."

"Dan terima kasih sudah berkunjung," jawabnya lembut. Dia beralih kepada Jim lagi. "Ah, aku agak sibuk di tempat semai sekarang, kalian silakan berkeliling. Oh ya, kalau butuh sesuatu ada asistenku George juga, kalian tinggal panggil. Hari ini juga agak ramai jadi silakan berkeliling." Setelahnya beliau pamit dari hadapan Dahlia dan Jim untuk berbicara dengan satu pria lain, sepertinya pegawanya.

Dahlia melirik Jim. "Kalian terlihat sangat akrab."

"Yah, dia sahabat ibuku dan aku sudah menganggapnya seperti pamanku sendiri." Jim memimpin jalan, ke dekat pos lain dengan satu gadis berjaga. Mereka mendapatkan sarung tangan, keranjang kayu, dan topi lain dari untuk menghalau sinar matahari. Tidak lupa, mereka juga melepaskan sepatu mereka, berganti dengan sepatu boot tinggi. "Kau akan suka di sini."

"Tentu saja!"

Kapan lagi bisa berjalan-jalan di sini? Apalagi sejauh mata memandang hanya ada deretan pohon lemon yang merunduk dan penuh dengan buah-buah gemuk warna kuning cerah. Dahlia sudah tergelitik ingin memetik salah satu kemudian membuatnya jadi jus segar. Ditambah gula! Dan es!

"Ayo!" Jim selesai lebih dulu, disusul Dahlia yang mengikat rambutnya jadi gelung tinggi.

.

.

Ah, Father seharusnya punya kebun ini setidaknya satu petak saja di istana. Jujur, istana jadi terlihat terlalu mewah dan lebih banyak furnitur antik dengan sepuh emas dibanding tempat mana pun. Selama ini, Dahlia bosan. Apalagi isi kamarnya pun diubah total dengan furnitur baru kesukaan ibunya itu—merah dan emas. Lambang istana Harse. Tapi sesuka apapun dengan warna tersebut, Dahlia tetap jengah dan muak pada akhirnya. Dia butuh warna lebih segar dan hidup. Seperti hijau pohon ini dan kuning dari lemon. Jim bertugas membawakan keranjang sedangkan Dahlia memetik satu per satu lemon yang hampir sebesar telapak tangannya. Dengan bobot itu, pasti ada banyak sari dan air yang bisa didapatkan. Dahlia merasa langkahnya lebih ringan dengan hati senang. Tidak pernah. Tidak pernah ada yang membuatnya sesenang ini. Meskipun keringat sebesar bihi jagung menggantung di dahinya dengan tanah dan lengket keringat di leher dan sikunya.

Tease Mr. Bodyguard | park jmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang