07

845 204 1
                                    

Junkyu ngeliat tangan cantik cewek Choi itu mengetik cukup panjang pada gawainya, membuat penasaran yang luar biasa membuncah pada hati Junkyu. Akhirnya setelah dia pikirkan, badan jangkungnya beranjak dan berjalan mengendap-endap kebelakang Lia.

Kepalanya bergerak kedepan, tak terlihat apapun pada layar sebab gawai cewek itu terlalu gelap untuk di lihat. Dengan tiba-tiba Junkyu sudah terduduk disamping Lia, yang untung saja Karina sedang tak ada di bangku melainkan ada bersama Dosie dan Nakyung yang asik bergosip.

Lia menoleh menatap datar kearah cowok koala itu sambil menautkan kedua alisnya. "Apa?"

Alih-alih menjawab, Junkyu malah menidurkan kepalanya yang disanggah menggunakan tas pink milik Lia. "Lagi ngetik apaan si lo Li?"

Lia merotasi matanya. "Kalo ditanya ya dijawab bukan nanya balik."

"Emang kalo orang nanya harus banget dijawab pake jawaban bukan pertanyaan?"

Sudah Lia pasti selalu kalah telak saat bersama Junkyu, cowok itu memang selalu bisa membuat Lia kehabisan kata-kata.

"Li, ngantin bareng sabi kali."

Tangan Lia mendorong bahu lebar Junkyu. "Ga. Sana deh lo, ngapain si masih disini?"

Junkyu menegakkan badannya, menatap Lia dengan serius. "Emang kenapa si Li, kayanya lo ga mau banget gue ada disekitar lo, Jeno yang ngajak ke kantin, pulbar lo mau aja tuh. Kenapa sama gue engga?, lo jijik sama gue?"

Akhirnya cowok Kim itu bisa mengeluarkan unek-unek yang selama ini mengganjal pada hati.

Lia membasahi bibir bawahnya, dia bener-bener tak tahu harus jawab apa.

Tak kunjung dijawab akhirnya Junkyu beranjak meninggalkan Lia yang masih bergeming ditempat, perkataan Junkyu terus berbekas di pikirannya. Dia ga jijik Junkyu, cowok itu salah paham.

Detik setelah punggung Junkyu mulai menghilang dibalik pintu, Lia menghela nafas, perasaan bersalah mulai menjalar di hati, pokonya dia harus menjawab pertanyaan Junkyu tadi sebisa dia.

Lalu Lia beranjak menyusul Junkyu yang sudah terlalu jauh akibat kaki panjang cowok itu. Sampai akhirnya Lia terhenti di pintu rooftop, karena dia yakin sepenuhnya kalo Junkyu ada di sana.

Gagang pintu di tarik, membuat pintu terbuka dan menampilkan Junkyu dengan rambut yang terombang-ambing akibat hembusan angin. Kakinya menghampiri Junkyu lalu memegang bahu cowok itu ketika sampai disampingnya.

"Junkyu, maaf."

"For what?"

Lia memainkan kukunya sembari menggigit bibir bawahnya. "Maaf kalo lo berfikir, gue jijik sama lo. Nyatanya engga ko, gue cuma kesel lo gangguin gue, dan gue selalu nolak itu cuma pengen nolak aja."

"Dan kenapa lo selalu pengen nolak ajakan gue, dan ga pengen nolak ajakan Jeno juga, Lia?" Tanya Junkyu memotong omongan Lia.

"Karena gue sedikit tertarik sama Jeno."

Terdengar helaan nafas dari bibir Junkyu. "Lo gatau ya kalo Jeno itu udah jadian sama Siyeon?"

 Finally; Kim JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang