🌈FAMILIA PEQUEÑA [pt2]🌈

62 39 129
                                    

"DOR! LAGI APA HAYO......." tanya Yohan sambil mengagetkan Jisa yg sejak kepergian teman-temannya dari rumah mereka hanya bengong menatap keluar jendela.

"Gak papa" jawab Jisa singkat

"Ouh....... Peluk donk! Kangen!" manja Yohan sambil memeluk tubuh Jisa dari belakang dengan kepala yg di mendusel leher Jisa. Dan sesekali menghirup aroma parfum yg istrinya gunakan.

"Kamu gak malu?" Yohan langsung saja menghentikan aktivitasnya dan memutar tubuh istrinya agar dapat berhadapan.

"Malu kenapa sayang???" tanya Yohan sambil mengusap pipi Jisa "gak malu sama Jieun? Masa iya ayahnya manja banget sih. Anaknya aja enggak" balas Jisa

"Pfffft....." Yohan langsung saja melepaskan sentuhannya pada Jisa dan beralih memegang perutnya sambil Menahan tawanya, seakan-akan dia sedang diselimuti oleh ribuan kupu-kupu.

Jisa menatap heran suaminya, ingin sekali rasanya menerjunkan suaminya itu ke jurang karna tertawa akibat pertanyaan yg dia berikan. Apakah pertanyaan yg dia berikan, salah?

"Kenapa? Kok malah tahan tawa sih? Emangnya aku salah nanya ya?" tanya Jisa dengan wajah polos. Bukannya menjawab, justru Yohan malah tertawa terpingkal-pingkal. benar-benar menguji kesabaran seorang Jisa Syaina.

"Apa sih?! Kok malah ketawa?! Gak lucu ahk!" kesal Jisa. Bagaimana tidak? Orang bertanya bukannya dijawab tapi yg ditanya malah ketawa. Menyebalkan

Kesabaran Jisa sudah mulai habis, dia kesal dengan suaminya itu dan akhirnya dia lebih memilih menjatuhkan dirinya di kasur dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

Yohan yg melihatnya langsung menghampiri, dan membuka selimut yg menutupi wajah sang istri. "Kenapa, Hem? Marah? Maaf.... Abisnya muka kamu lucu sih pas nanya" ucap Yohan sambil terus memegang selimut yg menutupi wajah istrinya itu.

Jisa tak bergeming, dia sudah benar-benar badmood karna kelakuan konyol Yohan. Dia jadi heran, kenapa bisa dia menerima ajakan yohan untuk menikah? Udah begitu nikahnya berasa ngajak ngerampok lagi. Kan kalau begini Jisa antara nyesel sama gak mau nolak.

"Kok diem,Hem? Marah ya? Udh ya jangan marah lagi... Makan malem yuk! Aku udh masak" ajak Yohan, dan lagi-lagi Jisa diam tak bergeming membuat Yohan semakin gemas. Rasanya ingin memakan Jisa saja

"Tadi siapa ya, yg bilang aku manja?" sindir Yohan

"Bodo amat" ketus Jisa sambil memalingkan tubuhnya ke sisi kasur yg lain.

"Eh eh eh... Gak boleh ketus sama suami. Mau aku hukum? Hukumnya gak banyak kok, bikin Adek buat Jieun ya" ucap Yohan "berisik" ketus Jisa lagi

"Wah, beneran mau bikin Adek buat Jieun ya? Yaudh, ayok bikin!" ajak Yohan, Jisa yg mendengarnya ngeri, jadi dia lebih memilih buat bangun dari posisinya dan beranjak dari kasur namun naas, Yohan menarik tangan Jisa dan itu membuat Jisa jatuh dalam dekapan Yohan.

"Lepas gak?" ketus Jisa

"Gak mau...." ledek Yohan

"Lepas!" "Gak!" "Lepas!" "Gak!" "Gak!" "Lepas!"

"Sialan, gua salah ngomong" gumam Yohan sambil memegang bibirnya "makan tuh, jebakan!" ledek Jisa "Jieun... Bunda kamu nakal nih, masa minta ayah bikinin Adek buat kamu" teriak Yohan

Jisa membelalakkan matanya, dia terkejut. Kenapa jadi dia yg dituduh? Padahal jelas-jelas yg ngajak kan Yohan.  Jisa udh capek kalau begini, mana lagi datang bulan eh dikasih cobaan buat ngadepin modelan kayak Yohan. Bisa-bisa Jisa kabur dari rumah kalau begini

"DIEM YA! AKU LAGI BADMOOD GARA-GARA KAMU!" teriak Jisa. Yohan terkejut, dia heran kenapa Jisa bisa seagresif itu padahal selama menjalani kehidupan berumah tangga Jisa tak pernah marah-marah sampe teriak begitu, Yohan jadi merasa bersalah kalau begini.

HMS || Zombie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang