📓¡RECORDAR!📖

68 42 180
                                    

🥀•Flasback On•🥀

*DOR*

"Selamat tinggal dunia. Makasih udh kasih kehidupan buat orang yg tak berguna seperti diriku ini, terimakasih juga karna sudah memberikan ku teman yg baik" gumam Jisa lalu menutup matanya

Sontak saja semua teman-temannya menghampiri Jisa dan langsung menepuk-nepuk wajahnya agar dia terbangun.
.
.
.

"Lo udh gila hah?! Kenapa Lo kenain Jisa?! Tolol!" bentak Tequi pada Yusuke. Zombi dan Jisa sama-sama tertembak, bagaimana tidak? DiSatu sisi mereka harus fokus pada Zombie yg hampir saja membuat Jisa terjerumus tapi disisi lain mereka juga harus memikirkan nyawa Jisa.

Dan berakhirlah Yusuke dan Wakun menembak bersamaan, tapi bedanya... Wakun tepat sasaran pada Zombie sedangkan Yusuke meleset mengenai Bagian perut Jisa. Sakit? Pasti!

"S-sorry. Gua gak sengaja, plishk sorry bat gila." jawab Yusuke sambil memohon pada Teman-temannya yg terlihat sangat marah padanya.

"Plishk! Kita masih belom selamat! Jangan bikin dunia ini makin rumit sama hal kecil donk!" sahut Jukyung, sontak saja Jinyoo membulatkan matanya dengan sempurna dan *plak*

"Kamu tau? Ini bukan hal kecil! Ini hal besar! Ini nyawa orang! Bukan nyawa sebuah mainan! Kau sudah gila? Hah?! Kau gila?!" protes Jinyoo usai menampar Jukyung dan Jukyung, dia hanya menunduk menyesali kata-kata yg dia lontarkan Sebelumnya.

"Argh! Gila! Gila! Gila! Ini kita harus gimana?! Jisa udh mati?! Tinggal aja woy! Nyawa kita semua lagi dalam bahaya!" ucap Haechul dengan nada frustasi.

"Heh anjing! Lu mau gua terjunin ke jurang?! Apa mau gua terjunin sekarang juga?! Hah?! Kenapa pada mikirin diri sendiri?! Babi! Kak Shea, cepet kak. Kakak bisa kan ngeluarin pelurunya?" balas Aeri sambil memegang keningnya karna pusing dengan keadaan.

"Tapi,,, mata Jisa udh agak nutup. Jantung juga mulai melemah." ucap Shea sambil memegang-megang luka dan daerah jantung Jisa.

"Aish! Kak Jisa! Bangun kak! Lo kuat kak! Lo harus bangun!!! Kalau gak bangun, gua pastiin gua juga harus mati!" sahut Letha sambil terduduk lemas di dekat Jisa, tak lupa dengan isakan lirihnya yg membuat Junghoon tak tega dan mulai mendekati, memberikan pelukan hangat.

"Sini biar gua coba!" ucap Jooyun sambil mengambil alih posisi Shea dan mulai mengorek-ngorek daerah yg tertembak dengan Jarinya. Terlihat ngilu, tapi... Mau bagaimana lagi? Ini harus dilakukan agar Jisa tak mati begitu saja.

15 menit kemudian...

"Ini pelurunya!" seru Jooyun ketika berhasil mengeluarkan peluru hasil tembakan Yusuke dari tubuh Jisa. Lalu dia segera beralih mengambil perban dan mulai melilit daerah perut Jisa dengan rapi.

"T-terus Kak? Kita apain lagi?" tanya Euna sambil menyeka air matanya yg beberapa kali terjatuh karna melihat kejadian mengerikan secara live dan no tipu-tipu.

"Jinyoo, kamu bisa bantu aku?" tanya Shea, dan langsung diberikan anggukan oleh Jinyoo. "Pompa terus dada Jisa, buat Jisa Terbangun. Jangan biarkan jantungnya berhenti" seru Shea dan lagi-lagi Jinyoo hanya mengangguk paham.

Cukup lama mereka melakukan hal itu ditempat yg sama, ada rasa cemas; karna cemas akan keadaan Jisa, Takut; karena zombie disana belum habis semua, dan kecewa; karna hal yg memperkeruh keadaan adalah temannya sendiri.

"Uhuk uhuk! Argh....." batuk dan lirih Jisa sambil memegang bagian perutnya yg terkena tembakan.

"Kak... Kak... Lo gak papa kan kak? Ada yg sakit gak? Kak, Lo perlu apa? Biar gua ambilin ya. Ya... Lo---" "gak usah Tha. Ma-mak--argh!" Sela Jisa sambil terus menahan rasa sakit di perutnya itu.

HMS || Zombie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang