8. Punishment

2.8K 302 6
                                    

Bugghh!

Punggung Jisoo mendarat di sofa di ruangan Jennie.

"Kau harus belajar di disiplinkan Jisoo" ucap Jennie terdengar kejam.

"Haha eonni kau terlihat... tenanglah, jangan sampai darah tinggimu kambuh" ucap Jisoo asal, mencoba mengalihkan amarah wanita di depannya.

"Aku tak punya darah tinggi bodoh, diam di sana dan jangan lakukan apapun!" ketus Jennie kemudian berjalan menuju kursi kebesarannya.

Jisoo menelan ludahnya kasar, tangannya bergerak merogoh saku celananya menggeser layar benda pipih berlogo apel tergigit itu.

"Rosie help me, Jennie akan membunuhku!" bisik Jisoo saat Rose menjawab panggilannya.

"Jika aku menolong mu, aku yang akan di bunuh eonni!" balas Rose di seberang telepon.

"Aku akan mengatur kencanmu dengan Lalisa, aku tau kau menyukainya. Jadi tolong aku!" Jisoo mencoba merayu Rose, dia tau sepupu kesayangannya itu menyukai teman seangkatannya.

"Hmm baiklah kau sudah berjanji, ingat!" Rose mematikan sambungan telepon.

Kriieeettt......

Pintu ruangan Jennie terbuka hati-hati, Rose memasukkan kepalanya memastikan kalau jika dirinya tidak akan mati begitu memasuki ruangan bosnya itu.

"Jennie eonni, ini jadwalnya Jisoo eonni harus periksa ke dokter, asmanya kambuh!" Rose mencoba mencari alasan.

"Asma? apa tidak ada alasan yang masuk akal Rosie?" gumam Jisoo.

"Hah.. hah.. eonni aku harus pergi.." Jisoo berakting seperti orang asma.

"Akting yang buruk bocah mesum" Jennie hanya melihatnya tajam.

"Bagaimana?" Jisoo berbicara pada Rose tanpa suara.

"Tidak tau, dia terlihat menyeramkan!" Rose ikut berbicara tanpa suara.

"Kencanmu dibatalkan!" ujar Jisoo tanpa suara sambil menggerakkan jarinya membentuk tanda silang.

"Eonni kali ini lepaskan saja Jisoo eonni, tolonglah kencanku kali ini" bisik Rose pada Jennie sambil menyatukan telapak tangannya.

Jennie terlihat berpikir, ia akan memberi pelajaran yang sangat bagus untuk bocah nakalnya!

"Baiklah" ucap Jennie pada Rose.

"Kau boleh pergi, tapi hukuman mu tetap akan ku berikan!" lanjut Jennie menatap Jisoo.

"Iyes!" ucap pelan Jisoo dan Rose memberi jempol tangan masing-masing.

"Terima kasih istriku yang baik, aku akan pergi main game dengan Seulgi jadi mungkin akan pulang malam. Sampai jumpa di rumah, Chuppss" Dengan lancang Jisoo mengecup pipi Jennie, kemudian berlari keluar ruangan.

Jennie yang tiba-tiba mendapat serangan di pipi chubby nya membeku seketika, tangannya bergerak memegang bekas ciuman Jisoo, sadar akan kehadiran Rose yang masih di ruangannya ia menengoknya.

"Apa masih ada urusan Chaeyoung-a?" tegur Jennie.

"Ah tidak eonni, aku pergi" Rose berlari kecil keluar dari kandang macan Jennie.

Jennie mengambil ponselnya di meja, mengetikkan sesuatu dalam pesan teks dan menyisipkan sebuah gambar yang ia dapat tadi pagi saat melihat isi tas Jisoo.

"Done!" ucap Jennie sebelum fokus kembali pada pekerjaannya.

.

.

.

"Yo Park Jisoo!" sapa seseorang membukakan pintu untuk Jisoo.

"Minggir aku lelah Kang, menyingkirlah dari pintu!" pekik Jisoo tak santai.

Ready For Play, Kim!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang