12. Target

2.2K 262 9
                                    

"Jadi CEO perusahaan itu Lalisa!?" Jennie setengah tak percaya dengan apa yang diucapkan istrinya.

"No chu! no, aku takut dia menyakitimu. Bekerja saja di kantorku" lanjut Jennie terlihat cemas.

"Sudahlah tidak akan terjadi apa-apa, tidurlah sudah terlalu larut sekarang" Jisoo membalik posisi tidurnya memunggungi Jennie.

"Chuu..." Jennie memeluk Jisoo dari belakang, ia benamkan wajahnya pada ceruk leher Jisoo.

Hembusan nafas Jennie membuat hasrat Jisoo naik, ia membalik badannya menatap manik mata istrinya.

Chuppss....

Jisoo menempelkan bibir mereka yang lama kelamaan berubah menjadi lumatan lembut.

"Eungghh... mhhh..." erang Jennie saat Jisoo menghisap kuat bibir dan lidahnya bergantian.

"Hah... hah... biarkan aku bernafas dulu chu..." Jennie mendorong pelan bahu istrinya saat ia hampir kehabisan oksigen.

"Hah... hah... kau terlihat sexy malam ini, sengaja ya?" Jisoo memainkan alisnya saat melirik piyama Jennie yang memang memiliki belahan dada rendah.

"Kau tau... dari kita menikah kau rak pernah menyentuhku..." Jennie berucap dengan pipi merahnya yang terlihat begitu menggemaskan di mata Jisoo.

"Ah itu... haish kita tidur saja, besok aku harus bangun lebih pagi" Jisoo memeluk Jennie, menghindari pembicaraan yang rak ingin ia lanjutkan.

Jennie hanya diam tak menanggapi, jujur ia kecewa dengan sikap Jisoo yang seperti ini. Ia teringat saat pertama melakukan dengan Jisoo begitu panas hingga membuat pipinya memerah namun sedetik kemudian ia menampakkan wajah sebal menyusul istrinya yang sudah terlebih dulu memejamkan matanya.

"Maafkan aku Jen" ucap Jisoo dalam hati.

.

.

.

Hari pertama Jisoo sebagai karyawan LM Corp. disambut hangat dengan setumpuk kardus sampel produk baru. Jisoo diterima sebagai karyawan divisi pemasaran produk, dengan masa magang/percobaan 3 bulan.

"Haish kantor sebesar ini masa gudang saja tidak ada jendelanya!" gerutu Jisoo merasa pengap dengan debu yang beterbangan.

"Jisoo-ssi bisa kemari sebentar?" panggil manager pemasaran, Taehyung.

"Tolong sampel ini di data lalu kirimkan datanya padaku siang ini, ok?" lanjutnya menunjuk setumpuk kardus di gudang sampel.

"Baik Taehyung-nim" Jisoo kembali masuk ke dalam gudang melaksanakan tugasnya.

Tiga jam berlangsung Jisoo habiskan dengan tumpukan sampel di gudang, akhirnya ia bisa menghirup udara segar di kantin perusahaan.

"Jisoo-ssi, benarkan?" sapa seorang pria dengan kemeja krem.

"Ah benar, anda?" ramah Jisoo.

"Aku Bobby, dari divisi keuangan. Aku dengar ada karyawan baru, tak ku sangka ternyata kau cantik sekali!" Bobby berucap dengan nada ceria.

"Haha bisa saja kau Bobby-ssi" Jisoo melanjutkan makannya.

Ting!

Jisoo mengalihkan pandangannya pada notifikasi ponselnya, matanya berputar malas.

CEO GILA

| Setelah istirahat makan siang ke ruangan ku segera!

Jisoo hanya membaca pesan tanpa ada niatan untuk membalasnya.

"Jisoo-ssi apa sepulang kerja kau ada acara?" Bobby bertanya sebelum waktu makan siang habis.

Ready For Play, Kim!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang