14. My Parents

2.2K 284 15
                                    

"Ada urusan apa kau kemari?" tanya Jisoo ketus, padahal nafsunya sedang memuncak tadi malah gagal skidipapap.

"Yak bagaimana kau bisa masuk ke rumahku!" potong Jennie.

"Jisoo eonni yang memberi tahu password nya" jelas Rose.

"Eonni apa kau menjual clubmu untuk menyewa detektif?" tanya Rose to the point.

"Bagaimana kau tahu?" kaget Jisoo.

"Apa detektif? buat apa baby?" sela Jennie.

"Sayang bisa tenang dulu tidak?" ucap Jisoo pada istrinya.

Jennie diam.

"Appa menyelidiki kenapa kau menjual clubmu padahal kau masih mendapat warisan, dan apa itu karena kematian paman dan bibi?"

"Ya sepeti yang kau tahu, ini sudah berbulan-bulan tapi jasad mereka bahkan tidak di temukan" Jelas Jisoo menundukkan kepalanya.

"Tapi eonni apa harus sampai menjual clubmu?" tanya Rose.

"Rossie it—" ucapan Jisoo terpotong karena dering ponselnya.

"Sebentar" ucap Jisoo menjawab panggilan telepon kemudian berjalan menjauh.

"Ada apa David?" suara Jisoo memelan.

"Saya mengirimkan file pada email anda" intrupsi suara dari seberang telepon.

"Aku cek sebentar" jari Jisoo dengan lincahnya mencari email yang dimaksud detektif suruhannya.

Mata Jisoo membulat, raut wajahnya tak bisa di baca, jari jemarinya membeku sesaat melihat file foto yang dikirimkan dalam email padanya.

Ya benar!

Perasaan seorang anak pada orang tuanya pasti terhubung, benar apa yang dirasakan akan kejanggalan kecelakaan orang tuanya.

Benar saja orang tuanya berada di Jepang, dan ada apa dengan berita kecelakaan itu? kerugian perusahaan? apa-apaan semua itu?

"Halo anda masih di sana nona?"

"Ya k-kerja bagus David, aku akan segera mentransfer bayaran mu"

"Terimakasih nona"

Jisoo mematikan panggilan teleponnya, ia memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang, tunggu! ia harus memastikan itu benar orang tuanya, dia harus bertemu dengan mereka. Kaki Jisoo berjalan cepat menuju kamarnya kemudian mengambil koper di dalam lemarinya dan mulai mengepak.

"Baby, Rossie masih menunggumu di bawah" Jennie membuka pintu kamar mereka, ia terkejut melihat Jisoo yang sedang buru-buru mengepak bajunya ke dalam koper.

"Kau mau kemana?" tanya Jennie penasaran.

"A-aku ada tugas dinas ke luar kota beberapa hari, tadi bosku telepon"

"Tapi bukankah kau bilang akan resign?"
heran Jennie.

"Ya benar, ini tugas terakhirku jadi harus ku laksanakan" Jisoo selesai mengepak.

"Kota mana?" Jennie menahan tangan Jisoo yang akan menyeret kopernya.

"Jeju, aku akan ketinggalan pesawat Jen, lepaskan" Jisoo menghempas tangan Jennie kemudian berlari menuruni tangga dan masuk ke garasinya.

Jisoo menyetir dengan kecepatan tinggi menuju bandara.

"Jisoo eonni mau kemana sampai aku panggil tidak dengar?" tanya Rose.

"Katanya perjalan dinas ke Jeju" ucap Jennie lesu, ia merasa ada yang di sembunyikan oleh istrinya itu.

"Sepertinya ada yang di sembunyikan oleh Jisoo, dan apa yang kau bilang tadi Rossie? detektif?" Jennie mengalihkan pandangannya pada Rose.

Ready For Play, Kim!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang