16. Disappear

2K 264 17
                                    

"Mommy merindukanmu nak" usap pelan Minyoung pada punggung menantu satu-satunya.

"Jennie juga merindukan mommy, daddy juga" balas Jennie memeluk kedua mertuanya.

"Apa Jisoo sudah ketemu mom, aku khawatir dengannya" ucap Jennie hampir saja mata kucingnya meloloskan air mata.

"Itulah yang menjadi kekhawatiran kami, dia tidak busa dihubungi, aku sudah mengerahkan anak buah untuk mencarinya di setiap sudut kota tapi tetap tidak menemukannya" ucap Seojun dengan raut wajah khawatirnya.

"Sepertinya kita sangat keterlaluan pada uri Jichu, yeobo... aku ingin bertemu dengan putriku" Minyoung meloloskan mutiara bening  pada kelopak matanya.

"Ssstt... jangan menangis yeobo, aku janji akan menemukan putri kita" Seojun memeluk menenangkan istrinya.

Sedangkan Jennie ia bingung harus mencari kemana, ia tidak begitu tahu tempat-tempat yang kemungkinan istrinya itu datangi. Selama beberapa bulan menikah dengan Jisoo, mereka memang tidak terlihat seperti pasangan yang sudah menikah melainkan seperti seorang sahabat, dari Jisoo yang selalu menghindar saat mereka akan melakukan hubungan intim hingga Jisoo yang selalu sibuk mencari keberadaan orang tuanya diam-diam.

"Dad, mom, kalau begitu aku pamit. Aku akan mencari Jisoo juga, jangan lupa kabari aku jika Jisoo ketemu" ucap Jennie berpamitan pada mertuanya.

"Tunggu Jen, ini adalah tempat-tempat yang sering Jisoo kunjungi jika di Jepang, kami sudah mencarinya dibeberapa tempat dalam daftar itu tapi mungkin saja kami berselisih waktu dengan Jisoo" ucap Minyoung memberikan sebuah kertas.

"Terima kasih mom, aku pamit" ucap Jennie lesu.

Cekleekk......

"Kamjagiya, noona apa kau berpesta alkohol di apartemenku!?" kaget Mingyu setelah pulang dari kampusnya, ia malah menemukan noona nya terkapar tidak sadarkan diri dengan beberapa kaleng bir di meja makan.

"Astaga noona kan tidak kuat minum alkohol kenapa malah mabuk sih, menyusahkan saja!" oceh Mingyu namun masih menggendong noona nya ke dalam kamar.

Ting!

Suara notifikasi pada ponsel Jennie menarik perhatian Mingyu, ia menengok ponsel kakaknya dan tanpa sadar membuat matanya membulat. Kim Jisoo adalah istri dari kakaknya, bagaimana bisa? jadi kejadian pada wanita yang nekat hujan-hujanan di taman hingga membuatnya merawat wanita yang menarik perhatiannya ternyata adalah kakak iparnya?

"Baby pulanglah... ugh! aku merinduka—ugh!" racau Jennie di tengah mabuknya.

"Hah... padahal aku menaruh perasaan pada wanita saat pandangan pertama untuk pertama kalinya, ternyata dia istri dari noona ku" gumam pelan Mingyu melihat kakaknya masih meracau tidak jelas.

"Chuu bogoshipoo hiks..hiks.." Jennie menangis dalam mabuknya tanpa sadar.

"Aigo kau begitu pintar memilih istri yang begitu cantik hingga patah hati seperti ini?" Mingyu tak tahan melihat kakaknya menangis, ia ikut berbaring menyelimuti Jennie kemudian mengusap-usap punggung Jennie agar berhenti menangis.

.

.

.

Ditempat yang berbeda, Jisoo sedang meminum teh hangat dengan Lisa. Ya benar, Lisa memaksa Jisoo untuk menerimanya sebagai tamu dengan alasan bahwa saat ini Jisoo masih berstatus sebagai karyawannya karena Jisoo belum menyerahkan surat resignya.

Lisa datang ke Jeju untuk membuka cabang perusahaan baru, supir pribadinya mengabari kalau mobilnya sedang dalam perbaikan setelah ada yang menabraknya dari belakang. Lisa yang saat itu sedang meeting dengan klien bingung harus bagaimana kembali ke hotel hingga tanpa sengaja manik hazelnya menangkap seseorang yang sudah merebut tempat di hatinya, orang yang beberapa minggu ini membuat tidurnya tak nyenyak karena tak menemukan keberadaan pujaan hatinya.

Ready For Play, Kim!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang