5. Matchmaking

2.4K 292 3
                                    

Di sebuah ruang rapat kantor pusat Park group sedang terjadi diskusi tentang sebuah rencana untuk masa depan anak mereka.

"Bagaimana tentang proposal yang aku usulkan Seojun-a?" tanya lelaki di seberang meja.

"Itu ide yang bagus, akan aku carikan tanah di salah satu kawasan perumahan yang ada di Daegu" jawab Park Seojun.

"Ah apa ini Jennie kecil kita dulu?" lanjut Seojun saat melihat Jennie datang pada rapat kali ini.

"Ah iya benar, bukankah dia cepat sekali tumbuh? haha padahal seperti baru kemarin aku melihatnya belajar merangkak" kekeh Kim Woobin, appa Jennie.

"Appa..." rengek Jennie malu.

"Aigo Jennie-a apa kau sudah memiliki kekasih?" tiba-tiba Seojun bertanya.

"Belum paman, aku masih ingin berkarir" jawab Jennie.

"Padahal umurnya sebentar lagi akan kepala tiga dan dia bahkan tidak mau mencari kekasih" ejek Woobin pada anaknya.

"Hahaha apa kau mau dengan anak paman Jennie-a? appa mu bilang kau memiliki selera sexual seperti putriku" canda Seojun.

"Ah betul, bagaimana dengan Jisoo sekarang, bukankah tahun ini dia seharusnya lulus?" tanya Woobin.

"Jisoo..." gumam Jennie mengingat sepupu Chaeyoung yang brengsek itu.

"Dia sedang ada di Busan, aku menyuruhnya untuk bekerja di kantor cabang tetapi bocah itu hanya tau menghabiskan uangku" kesal Seojun.

"Bagaimana kalau ... " bisik Woobin pada Seojun, teman semasa SMA nya dulu.

"Hahaha ide yang sangat brilian Woobin-a, aku akan memberitahunya tentang ini" setuju Seojun dengan rencana yang diusulkan temannya itu.

"Aku akan memberitahukan ini di rumah, kalau begitu aku akan pulang" Woobin menjabat tangan orang yang akan segera berbesan dengannya.

...

"Appa! kenapa tidak memberitahuku terlebih dahulu!" marah Jennie.

"Kalau appa memberitahukan mu di sana, kau hanya akan mengamuk mempermalukan appa Jen!" Seojun ikut tersulut emosi.

"Pokoknya aku tidak mau di jodohkan!" Jennie berjalan cepat menaiki tangga membanting pintu kamarnya.

"Bagaimana yeobo, Jennie tidak akan mau" rengek Woobin pada istrinya, Kim Min ah.

"Tenang saja yeobo, aku akan membujuknya" Min ah berusaha menenangkan suaminya.

"Mau di taruh dimana mukaku pada Park Woobin, aku yang menyarankan rencana ini tapi aku tidak.... ah benar, akan aku lakukan itu!" Woobin menekan nomor telepon di ponselnya.

Jennie pov.

"Apa-apaan itu tadi, perjodohan? dengan wanita brengsek itu? big no!" gumam ku menyamankan punggungku pada sandaran sofa di kamarku.

Drrrrrrttt.... drrrrrrttt..

"Wae?" jawabku ketus menjawab video call dari Rose.

"Calm down eonni, tadi tuan Kim menghubungiku kalau kau tidak akan bekerja di kantor lagi, ada apa?" ucap Rose bingung di seberang telepon.

"W-what!? appa bilang apa?" kagetku.

"Tuan Kim bilang kau mulai besok tidak bekerja lagi disini, wae?" ulang Rose.

Tanpa mengucapkan separah katapun aku memutuskan sambungan telepon kemudian berlari menuruni tangga. Ku lihat appa sedang memakan buah apel dan memberi makan ikan koi nya di kolam.

Ready For Play, Kim!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang