𝟐

639 88 2
                                    
























[ m.name ] pulang larut malam saat giichi dan kei sedang makan malam sambil menonton film.

"maaf datang terlambat, habis terjebak dengan beberapa orang." maaf [ m.name ], dengan cepat diiyakan oleh giichi karena ia telah memberi tahu mereka bahwa ia akan pulang nanti.

memasuki kamarnya, senyum merekah di wajah [ m.name ], fakta bahwa ia berteman dengan banyak orang hari ini. astaga, bagaimana ia bisa melakukan itu?

menjatuhkan tasnya di samping, tangan gemetar sedikit lalu mengangkat salah satu tangannya ke mulut untuk menutupi senyum yang tertahan, rasa khawatir tiba-tiba muncul, bagaimana jika mereka terseret ke dalam kematiannya? persetan.

[ m.name ] menyandarkan punggungnya ke pintu kamar, jatuh ke lantai dan merosot, ya tuhan, apa yang baru saja ia lakukan?

rasa sakit yang muncul di sisi membuatnya tersentak, matanya terbelalak untuk melihat ke bawah hanya untuk menemukan tidak ada pisau yang tertancap.

ia mendesis kesakitan lalu meringkuk, tangan di mulutnya turun dan menangkupkan sisi tubuhnya dengan erat, menekannya untuk mencoba dan mengurangi rasa sakit dan ia menarik nafas dalam-dalam.

ia baik-baik saja, ia baik-baik saja, tidak ada pisau, ia baik-baik saja, ia tidak diburu, tidak ada pisau yang ditusukkan ke sisi tubuhnya.

[ m.name ] berusaha menenangkan dirinya dari rasa sakit.

ingatan tentang ia ditikam berputar dikepala, ia mengingatnya dengan jelas seperti semua kematiannya yang lain, bagaimana ia mencakar-cakar lantai untuk mencoba bangun dan berlari atau memanggil ambulans tetapi pendarahannya terlalu dalam dan ia bisa merasakan pisau itu sendiri menusuk ke dalam tubuhnya.

[ m.name ] menggertakkan gigi untuk menghentikan dirinya dari berteriak dan mengkhawatirkan giichi dan kei, tangannya yang lain menutupi mulutnya disaat [ m.name ] mengambil nafas.

ia tidak bisa berbuat apa-apa tentang rasa sakitnya yang selalu muncul tiba-tiba dan tidak ada obat yang bisa ia gunakan untuk menghilangkan rasa sakit itu.

sayangnya, [ m.name ] tidak bisa minum obat sepanjang waktu untuk berjaga-jaga, rasa sakit dari setiap kematian diingat dan dimainkan kembali dengan mudah oleh kepalanya. apakah ia trauma dengan kematian dan rasa sakitnya? ia tidak yakin tapi itu terdengar sangat mungkin.

sial, untuk berapa lama dia mati karena pisau itu lagi.

rasa sakitnya perlahan memudar, membiarkannya bernapas dengan tenang.

"...lebih baik aku mati karena serangan jantung di kehidupan ini." sumpah [ name ], itu terdengar jauh lebih baik daripada ditusuk. ia tertawa dalam ironi, ia benar-benar memikirkan kematiannya bahkan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk terus maju.

delapan tahun, delapan tahun tanpa satu kejadian yang dapat menyebabkan kematian. delapan tahun dengan rasa sakit ini.

tuhan, ia bertanya-tanya apakah mati tanpa mengingat rasa sakit lebih baik daripada terjebak dengan rasa sakit itu selamanya.

[ m.name ] menarik tangannya ke atas dan mengusapkannya ke wajah, ia masih sedikit pusing karena rasa sakit yang tersisa seolah-olah sisinya akan robek jika ia terlalu banyak bergerak. itu akan berlalu dalam beberapa menit, selalu berlalu.

pergi sekolah di pagi hari terasa agak tidak nyata setelah kejadian tadi malam, sisinya sudah lebih baik tetapi ketakutan masih memenuhi pikirannya.

𝐂𝐇𝐀𝐆𝐑𝐈𝐍 , trTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang