5 - Throwback

847 202 117
                                    

We got lost somewhere, we got lost somehow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

We got lost somewhere, we got lost somehow

Made so many plans that we forgot about

But we can get it back from the lost and found

How about now? How about now?

(Delaney Jane feat Shaun Frank)

"Hei, Alfie," ucapnya sambil tersenyum dan mengulurkan tangan. Sepertinya dia benar-benar tidak ingat padaku.

Kutelan ludah sebelum menjabat tangannya. "Hei juga, E ... enya," ucapku gugup. Matanya membulat begitu mengetahui namaku.

Bagus! Sepertinya dia baru teringat sesuatu setelah mendengarnya. Ngenes!

***

Pertengahan tahun 2010 ....

"Ya ampun, lo tuh buat apa sih sampai punya tiga HP nggak guna, gitu?" komentar Gista, sahabatku.

Aku memang punya tiga ponsel. Dua di antaranya buatan negara Cina yang sering kupakai untuk nonton TV kalau lagi bosan di dalam busway, sedangkan satu lagi pemberian omku dan di dalamnya ada game favorit, Onet. Oh, hidupku unfaedah banget, sih. Ada lagi merek yang agak lumayanlah Sony Ericsson, andalan banget untuk muter mp3 atau mp4.

"Kenapa sih, Gista! Syirik aja, lo!" jawabku sambil mencebik padanya.

"Ampuun, Buk! Hari gini gitu lho! Eh, lo tau kan ada HP keluaran baru yang canggih banget itu? Blackberry, pernah denger, nggak?"

"Nggak!" Tidak terlalu serius aku menanggapinya. Apalah tadi itu, Blackberry? Macam nama buah saja. Oh atau jangan-jangan memang nama buah ya? Secara buah satunya, si apel kan juga jadi logo ponsel famous.

"Duh, kudet banget ya lo! Makanya jangan ngegambar mulu. Kuliah manajemen, tapi ngegambar baju molo kerjaannya! Salah jurusan tauk lo itu!"

"Aduh, Gista berisik deh, gue nggak konsen nih main onetnya!" Kesal deh, Gista bawel banget.

"Enya, gue mo ngomong serius, deh! Taro dulu HP-nya!"

"Entar dulu! Nanggung, ini mau menang!" Kuabaikan ajakan Gista ngobrol. Paling-paling gibahin cowok lagi seperti yang sudah-sudah.

Eh kok tumben dia diam, tanpa protes. Aku pun menoleh sekilas, lhoh ke mana itu anak? Lhah, cepet banget dia sudah geser, ngecengin kakak tingkat yang anak taekwondo. Elah, Gista ... Gista ... enggak berubah juga.

"Nah, yang tadi mau gue bahas ... Enya! Dengerin!" Sekembali Gista dari ngobrol bareng kating tadi, dia langsung mengganggu keseriusanku bermain lagi.

"Iya, iya, ini gue udahan mainnya. Kenapa, sih? Lagian tadi guenya berhenti maen, lo sibuk ngecengin Kak Tomi. Dah kelar nguber Kak Fariz UKM KI?" Kumasukkan ponsel ke dalam tas.

Gara-Gara Milis (Revised)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang