4 - Him and I

961 197 123
                                    

He's out his head, I'm out my mind

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

He's out his head, I'm out my mind

We got that love, the crazy kind

I am his, and he is mine

In the end, it's him and I, him and I

(G-Eazy & Halsey)

"Wardrobe udah masuk semua, 'kan?" tanyaku sambil mondar-mandir di tengah ruangan butik. "Jangan ada yang ketinggalan ya, digorok Cynthia nanti!"

"Aman, Mbak. Udah aku double check semuanya, nggak ada yang terlewat pokoknya," jawab Tina, memastikan kalau semua udah oke.

"Okay good! Trus Lisa, selama aku absen, butik aku titipin kamu, ya. Kalau ada masalah atau bingung mau ambil keputusan, segera telepon aku, paham?"

"Siap! Paham, Mbak Enya."

Tina dan Lisa memang dua karyawan yang paling kupercaya. Mereka sudah bekerja denganku sejak butik ini dirintis dari nol, sampai sekarang klien sekelas Cynthia Cokrominoto pun kami dapatkan. Kami percaya usaha memang tidak akan membohongi hasil.

"Barang-barang pribadi kamu juga jangan sampai ada yang ketinggalan, Tin! Dan besok kita langsung ketemu di rumahku jam enam tet! Jangan ngaret! Awas kalo telat!" ancamku pada Tina, walau sebenarnya aku tidak perlu mengkhawatirkan dia yang selalu disiplin dan bisa diandalkan.

"Iya, Mbak Enya. Udah sana Mbak Enya balik, istirahat, daripada ngomel-ngomel mulu, 'kan?" balas Tina sambil mendorong badanku keluar dari butik.

Sebenarnya ini bukan kali pertama meninggalkan butik untuk suatu pekerjaan. Masalahnya, biasanya aku tidak pernah pergi terlalu lama. Empat hari itu sudah paling lama. Nah, dengan klien seperti Cynthia, aku bahkan tidak yakin berapa lama kami harus ada di Bali, hanya untuk sebuah prewedding.

Dalam itinerary yang sudah dikirim melalui chat sih memang mencantumkan waktu, yakni seminggu untuk semua rangkaian pemotretan nanti. Bayangkan, hanya foto prewedding saja menghabiskan waktu satu minggu.

Tiba di rumah, kusempatkan menghubungi Alan, sekedar mengingatkan besok aku akan berangkat ke Bali. Dia menjawab, tidak bisa mengantar ke bandara karena sampai sekarang—di saat waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam pun—dia masih saja lembur. Ya, memang tidak perlu juga karena Cynthia sudah menyiapkan jemputan khusus untuk baju-baju pesanannya. Aku dan Tina sih hanya nebeng ke baju-baju itu.

"Ya udah, kamu jangan kemaleman pulangnya, Hunny."

"Iya, paling sejam lagi udah balik kok. Besok kabarin lagi kalau udah mau berangkat sama kalau udah landing ya, Hun."

"Hu um, I will. Ya udah aku mau tidur duluan ya, biar besok nggak kesiangan," pamitku mengakhiri percakapan malam kami yang sebentar itu.

"Okay, okay, night, Hunny. Sleep tight, I love you."

Gara-Gara Milis (Revised)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang