Happy reading-!
༺__________________________༻
Tiga buah mobil sport memasuki gerbang dengan elegan. Sudah biasa, tak ada yang berani mendekati mereka. Orang bilang mereka Elite circle karena mereka berasal dari keluarga bangsawan. Memakai pakaian serba hitam setiap hari nya dengan kulit putih pucat serta bibir Semerah darah.Takut.
Ya, itu yang mereka rasakan. Namun tak jarang dari mereka mencoba mendekati kaum elite tersebut dengan tujuan agar terkenal di sekolah yang mereka tempati saat ini.
Dengan kacamata hitam bertengger dihidung mereka serta rambut yang tertata rapih dan pakaian serba hitam, jangan lupakan bibir se-merah darah itu keluar dari pintu mobil masing masing dengan kedua pria yang sedang bergandeng berdiri didepan mereka.
"Berhenti menatap kami atau mata mu akan keluar dari tempatnya." Pria mungil dengan rambut hitam namun terdapat bagian putih dibagian bawah rambutnya itu menggeram. Ia benci menjadi perhatian seperti ini.
Para siswa itu menunduk. Ia tau jika ucapan pemuda Huang itu tidak main main.
Membubarkan diri dengan pelan agar tak terdengar oleh mereka berempat yang nyatanya sia sia itu membuat pria berambut caramel itu terkekeh geli.
"Ada hal yang lucu dari kau menyelamatkan bocah malang itu nana-ya." Masih dengan kekehan kecilnya dengan tangan yang sedikit menutup mulutnya. Terlihat sangat anggun.
"Aku tau Haechan-ah. Jika pun mereka terbang, itu akan tetap dapat kita dengar." Kekehan kecil nan anggun ia berikan kepada sahabat sekaligus calon kakak ipar nya itu.
Berjalan masuk kedalam bangunan yang disebut sekolah itu membuat pria yang sedari tadi terdiam itu menatap datar sebuah kelas diujung lorong tersebut. Sepintas kilatan merah nampak jelas dimata nya membuat ia merasakan tepukan dipunggung nya.
"Jeno-ya, tenanglah." Haechan tersenyum lembut membuat pria bernama Jeno itu menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya dan berlalu dari tempat itu.
Melihat itu, haechan hanya menggeleng pelan. Ia tau apa yang dirasakan Jeno hanya saja ia memilih diam. Tak hanya satu, namun ada 3 musuh mereka disini.
Meninggalkan tempat tersebut, haechan pergi menuju kelasnya dan ketiga sahabatnya. Ia sangat sadar jika ia diperhatikan. Namun ia akan diam menunggu sampai kapan orang itu memperhatikan nya.
Tersenyum miring, ia sengaja tidak membiarkan siapapun dapat mendengar bisikan yang ada di otak nya. "Bodoh." ucapnya dengan tawa kecil.
༒*******༒
"Renjun, aku ingin jus strowberry. Jangan lupakan itu ya." Ya, saat ini mereka sedang berada di kantin sekolah mereka. Duduk di kursi paling pojok dengan sedikit pencahayaan.
"Punyamu ada pada Jeno. Ku lihat dia bawa banyak tadi pagi." Balasnya dengan tatapan malas. Si manis ini cerewet sekali.
"Terimakasih Huang." Haechan tersenyum manis membuat para siswa maupun siswi yang berada di kantin menatap kearah mereka.
Yah, tidak untuk renjun yang ingin sekali menendang wajah manis itu. Ia malas mendengar celotehan tak jelas dari sahabatnya itu. Sunggu, ia berharap kedua sahabatnya yang lain cepat datang kemari.
"Huang, bagaimana menurutmu?" Haechan menatap Renjun dengan binar merah dimatanya.
"Berhenti memanggil ku dengan marga ku sialan!. Terserah kau saja. Kau bisa mengajak mark hyung, kenapa mengajak ku?" Renjun menyalak geram. Haechan selalu memanggilnya dengan marga nya.
Haechan mendengus lalu memainkan ponselnya. Renjun itu dingin, sama seperti jeno. Hanya saja jeno lebih dingin daripada renjun. Bahkan kedatangan nya saja mudah diketahui karna jeno dan renjun sama sama dari bangsa es menurut Haechan.
"Maaf kami telat. Ada sedikit masalah tadi di kelas dan kami harus membereskannya." Na Jaemin. Tidak mungkin seorang Jung Jeno mau mengucapkan maaf.
Mereka duduk tepat didepan kedua pria manis itu sambil menunggu dua orang lainnya tiba.
Ah, aku lupa memberi tahu kalian jika tak hanya mereka yang bersekolah PHOENIX Hight School. Jung Minhyung dan Lai Guanlin juga satu sekolah dengan mereka. Hanya saja mereka berbeda tingkatan. Lai guanlin yang masih dikelas 10 dan Jung Minhyung di kelas 12. Sedangkan mereka di kelas 11.
"Jeno-ya, ayah ku bilang jika troll dari utara mencoba menghancurkan tembok pembatas kalian." Ujar Renjun.
Jeno menatap tajam Renjun dengan anggukan kepala singkat. Meminum jus strowberry nya dengan pelan sesekali melirik kesamping kiri.
"Kita akan bahas itu di atas saja. Ia bisa mendengar kita." Ia yang dimaksud Jeno adalah penyihir. Percuma mereka membangun barrier. Kemampuan mereka tak setara dengan Mark yang mampu membangun barrier tanpa bisa ditembus oleh penyihir sekalipun.
Mereka mengangguk sembari meminum jus strowberry masing-masing hingga dua pria pucat menghampiri mereka.
"Ayah ingin bertemu." -Mark. Kakak dari Jung Jeno itu menghampiri mereka dengan tatapan tajamnya. Bola mata sebiru laut itu menyapu seluruh isi kantin. Selalu seperti ini. Menjadi pusat perhatian, ia membenci itu.
Mengangguk, semua berjalan menuju ruangan yang terletak di bangunan paling atas tanpa memperdulikan tatapan siswa dan siswi yang memperhatikan mereka.
Tiba di lantai paling atas. Mereka harus berjalan melewati lorong sepi tanpa seorang pun yang melihat. Udara menjadi sangat dingin, suasana gelap mencekam menjadi semakin dingin dengan kedua pangeran utara itu mengeluarkan sedikit kekuatan nya tanpa mereka sadari hingga membuat Haechan jatuh terduduk.
"Eugh, kalian pergi lah dulu. Tubuhku tiba tiba lemas. Apa kalian mengeluarkan kekuatan kalian?" Haechan melenguh hingga berpeluh.
"Ya. Ia mengikuti kita"
Zingg
Akhh
"Lihat siapa yang kita temukan. Berani sekali datang kemari." Ujar Guanlin. Pria yang sedari tadi hanya diam.
Haechan menggeram. Bola matanya berubah menjadi berwarna semerah darah.
"Kau!. BERANI SEKALI KAU MENGIKUTI KAMI MAHLUK SIALAN!." Mengeluarkan bola api dari tangannya lalu melempar kearah penyihir yang sedari tadi mengikuti mereka hingga membuat wanita itu mengerang kesakitan.
Tanpa basa basi Renjun dan Jaemin menyeret wanita cantik itu sekuat tenaga menuju ruangan yang mereka akan datangi.
Mark membantu Haechan berdiri. Ini yang mereka takutkan. Kekuatan mereka bertolak belakang. Sedikit saja Mark mengeluarkan kekuatan nya, Haechan akan melemah. Berbanding terbalik dengan dirinya, ia akan tetap mampu menahan kekuatan Haechan sebesar apapun.
Mark mencintai Haechan. Begitu juga Haechan mencintai Mark. Entah bagaimana hubungan mereka kedepannya. Hanya mereka dan anak mereka yang tahu.
꧁__TBC__꧂
Jangan lupa vote yahh.. see you next time (◠‿◕)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELITE CIRCLE
FantasySebuah circle elit yang tidak dapat ditembus oleh siapapun. Mereka menyebutnya DREAM. anggap saja hanya mimpi untuk mereka yang ingin berbaur dengan Vampire bangsawan seperti keempat pria ini. circle termenyebalkan sekaligus ditakuti oleh PHOENIX hi...