Happy reading!
Untuk kedua kalinya kastil selatan dibuat geger akan kehilangan sang putra tunggal membuat tubuh Lucas memanas. Belum selesai masalah bangsa warewolf yang kehilangan sang calon luna, kini bangsa Selatan harus menerima kehilangan sang calon ratu.
Guanlin, pria berkulit pucat dengan dua taring yang mencuat dari mulutnya itu menggeram marah siap menghancurkan apa saja yang ada di hadapannya. Tidak bisa dibiarkan, ia harus segera mencari sang mate.
Baru ia ingin mempersiapkan diri untuk mencari sang mate, tubuhnya seketika merasakan aura panas yang menguar hingga balok es yang menjadi tempat penyimpanan senjata itu mulai mencair. Dengan cepat tubuhnya bergerak memutar untuk melihat siapa gerangan yang datang dan berhasil membuat ruangan ini seketika memanas.
"apa yang kau lakukan disini?!" Tanyanya geram.
"Kau bertanya kepadaku seolah dirimu tidak mengetahui apa yang terjadi, Guanlin."
"Seo Haechan! Berhentilah membuat keributan dan menghancurkan tempat ini!"
"Ku tanya kepadamu, dimana Renjun?!"
"Bisakah kau menggunakan logika mu disaat situasi sedang seperti ini? Jika aku mengetahui dimana Renjun saat ini, bukankah seharusnya aku yang akan membawanya pulang terlebih dahulu? Bahkan kau tak perlu datang kemari untuk mencairkan tempat ini!"
Jawaban yang cukup panjang dari seorang Lai Guanlin yang tidak banyak bicara itu berhasil menurunkan suhu tubuh Haechan hingga membuat ruangan kembali sejuk.
Benar, tidak seharusnya ia menggunakan emosinya disaat keadaan genting seperti ini.
"Lebih baik kau tahan dulu pencarian mu, kita harus menemui bangsa warewolf terlebih dahulu untuk menanyakan kepastian hilangnya calon luna yang hampir bersamaan dengan hilangnya Renjun."
Setelahnya Haechan berlalu meninggalkan ruangan senjata itu menyisakan Guanlin yang menggeram marah. Ia tau siapa yang dengan berani menculik salah seorang calon pemimpin bangsa mereka. Bahkan melihat dari seberapa banyak bangsa vampire dari selatan yang hilang dalam kurun waktu satu tahun ini membuatnya sangat yakin bahwa penyihir terkutuk itulah yang menjadi dalang dari keresahan ini.
༒*******༒
Langkah kaki keempat siswa berseragam khas phoenix itu menggiring mereka menuju lantai tertinggi dari bangunan sekolah. Ruang pertemuan yang menjadi tujuan mereka saat ini sudah dipenuhi para petinggi dari bangsa vampire dan diikuti oleh ketiga pemimpin pack bangsa warewolf.
Mark membuka pintu ruangan milik sang petinggi dengan tergesa. Tanpa mengurangi rasa hormat, tubuh keempatnya membungkuk dengan sangat elegan menandakan bahwa merekalah sang elite yang sesungguhnya.
"Dimana Jihoon dan yang lainnya?" Tanya salah seorang pemimpin pack dari klan Watanabe.
"Entahlah, kami tidak melihat mereka tu-"
Brakkk...
Dentuman keras dari arah luar membuat mereka yang masih berada didalam ruangan itu beranjak untuk melihat apa yang terjadi diluar sana.
"Park Jihoon! Apa yang kau lakukan?!"
"Penyihir ini menyamar menjadi Junkyu. Beruntung kami cukup tanggap saat Haruto tidak dapat merasakan keberadaan mate nya walaupun Junkyu palsu ini ada diantara kita." Jelasnya.
Pemimpin klan dari pack Kim segera meraih tubuh sang penyihir. Mengeluarkan kuku tajam diantara jari jarinya, sang pemimpin menusuk tepat di leher penyihir itu.
Asap hitam menguar didalam ruangan itu. Bau anyir serta darah hitam yang merembes keluar dari tubuh sang penyihir membuat semua orang terheran. Tak lama asap hitam itu menghilang, yang pertama mereka lihat adalah tubuh sang pemimpin pack yang terbaring lemas karena pukulan yang ia terima tepat di ulu hati sang pemimpin.
Tudung sang penyihir tersingkap dengan tawa menggema serta bola mata yang berwarna ungu kehitaman yang membuat tatapan itu menajam.
"Makhluk bodoh! Aku tidak akan mati dengan mudah hanya karena makhluk bodoh seperti kalian! Bersiaplah untuk sebuah kejutan yang akan kalian terima!"
Hendak melarikan diri, sebuah pedang terbuat dari es kini menancap tepat di jantung sang penyihir, Mark lah pelakunya. Mata itu kian menajam di ikuti sebilah pedang yang bersiap untuk memenggal kepala sang penyihir sebelum suara tawa melengking masuk kedalam indra pendengaran mereka.
"HAHAHAHAHA, Azzura akan bangkit! Kalian ak-"
Ucapan itu terhenti ketika sebuah anak panah dengan ukiran khas menancap tepat di leher sang penyihir membuat tubuh itu terbakar dilahap api berwarna biru terang.
Merasa mengenali sang pemilik panah, semua mata tertuju pada sosok yang berdiam diri dengan nafas tersengal dan sorot mata menajam.
"Apa yang kalian perhatikan? Bukankah seharusnya kita membahas hal yang lebih penting untuk menyelamatkan Hyunsuk dan Renjun?" Ujarnya tegas.
Sang omega yang memiliki kuasa tertinggi hingga setara dengan kedudukan sang Elite itu berjalan menghampiri para pemimpin lalu membungkuk hormat. Tanpa mengucapkan kata ia berjalan mendahului mereka diikuti sang Elite yang berjalan dibelakangnya tanpa menghiraukan para pemimpin yang menatap mereka dalam diam.
"Hanya Kim Junkyu dan Kanemoto Yoshi yang bisa berdiri setara dengan sang Elite." Ujar Jihoon.
Mengangguk, Mark yang masih berdiri disamping Guanlin hanya menatap kekasihnya yang sudah duduk dengan tenang didalam ruangan itu.
"Keinginan ku untuk berdiri dan melindungi mereka nyatanya bahkan kekuatan mereka dapat melampaui kekuatan para Alpha." Ujar Jaehyuk sembari terkekeh pelan.
Kombinasi yang pas ketika para Elite bergabung dengan sang keturunan moongoddes serta Yoshinori yang merupakan keturunan sang dewa membuat banyak julukan bermunculan di kalangan para pemimpin dan bangsawan tersohor di tempat mereka tinggal.
"Baiklah, ayo mulai pembahasan ini secepat mungkin. Tidak ada waktu untuk bercerita tentang siapa mereka dan apa yang akan kita lakukan." Yang termuda diantara mereka menggiring teman temannya menuju kedalam ruangan yang sudah ditempati oleh sang Elite dan para pemimpin bangsa mereka.
Duduk dengan tenang, Jihoon dan yang lainnya menatap kearah sang elite yang memiliki warna aura yang berbeda membuat mereka bergidik ngeri.
"Baiklah, mari kita mulai pembahasan ini." Ujar sang pemimpin klan Park.
"Hyunsuk menghilang kemudian diikuti oleh Renjun yang juga menghilang di perbatasan. Penjaga perbatasan sempat melihat Renjun yang hendak masuk kedalam wilayah warewolf memilih membelokkan kudanya kedalam hutan terlarang. Tepat sehari setelah Hyunsuk menghilang, Huang Renjun dinyatakan hilang"
Ujaran sang pemimpin klan Watanabe itu membuat seluruh kepala menoleh kearahnya. Berharap informasi semakin banyak yang akan mereka terima.
"Bukankah lebih baik kita membahas kebangkitan Azzura terlebih dahulu?"
Ujaran Junkyu berhasil menarik atensi semua orang yang melirik dirinya tajam dan hanya dibalas dengan senyum tipis olehnya.
Disampingnya Haechan terkekeh dengan suara serak lalu menatap tajam mereka semua membuat Jihoon dan teman temannya merasakan perubahan atmosfer yang semakin meningkat saat tatapan tajam nan panas itu menatap kearahnya.
Hingga sebuah pernyataan yang menjurus kearah peringatan itu membuat tubuhnya menegang dan menggeram marah.
"Calon putera mu sedang dalam bahaya, Park Jihoon."
꧁__TBC__꧂
Jangan lupa vote yahh.. see you next time (◠‿◕)
KAMU SEDANG MEMBACA
ELITE CIRCLE
FantasíaSebuah circle elit yang tidak dapat ditembus oleh siapapun. Mereka menyebutnya DREAM. anggap saja hanya mimpi untuk mereka yang ingin berbaur dengan Vampire bangsawan seperti keempat pria ini. circle termenyebalkan sekaligus ditakuti oleh PHOENIX hi...