༺03༻

956 126 5
                                    

Happy reading-!









༺__________________________༻


Mark membawa dua ekor rusa kedalam kastil milik keluarga Haechan. Sesuai dengan permintaan sang tunangan yang mengininkan darah segar dari seekor rusa.

Berjalan santai, Mark tak sengaja melihat bayangan hitam menjauh dari kastil. Jika diperhatikan, bayangan itu berasal dari kamar Haechan.

Tunggu, Haechan?!

Mark melesat dengan kemampuannya menuju kearah kamar Haechan. Membuka pintu tersebut sekuat tenaga membuat Haechan dan Jaemin yang sedang beristirahat itu terbangun karna terkejut.

"Sayang, Haechan, maaf aku mengejutkan kalian. Apa kalian berdua baik baik saja?" Mark memeluk Haechan yang masih terdiam memahami situasi.

"Apa yang terjadi? Bukankah kita harusnya masih berada disekolah?"

Jaemin terdiam. Apa yang sahabatnya ini katakan? Bahkan saat pulang pun Haechan dalam keadaan sadar. Kenapa malah bertanya seperti itu?

"Haechan -ie. Kau baru saja diserang musuh. Apa kau tidak mengingatnya?" Jaemin bertanya bingung.

"Ah, ku kira itu hanya mimpi." Haechan tersenyum kecil. Perasaannya sedikit tidak tenang sekarang.

"Aku membawakan pesananmu sayang. Ayo pergi keruang makan." Mark menuntun Haechan bangkit dari tempat tidurnya bersama Jaemin yang mengekori mereka dari belakang.

"Jaemin, aku juga membawakanmu rusa sebagai ucapan terimakasih dariku karna telah menjaga Haechan."

"Terimakasih hyung, kau harusnya tak perlu repot membawakan rusa untuk diriku karna Haechan adalah sahabatku juga."

"Tak apa jaemin-ah, kau adik iparku dan Haechan adalah sahabatmu. Itu sama saja Jaemin." Mark berlalu membawa Haechan keruang makan kastil.

Mata Haechan berbinar menatap rusa yang ia inginkan. Sungguh, ia sangat mencintai Mark karna apapun yang ia inginkan selalu dikabulkan oleh Mark tanpa protes.

Menyantap rusa tersebut dengan bringas, Haechan seperti kehilangan tata krama saat makan membuat Johnny dan istrinya serta Taeyong yang baru memasuki ruang makan mereka terkejut bukan main.

"Haechan? Dimana tata krama-mu sebagai bangsawan nak." Haechan memalingkan wajahnya menatap sang ibu dengan mata semerah darah miliknya.

"Mommy!!" Haechan berlari menerjang sang ibu dengan mulut penuh darah membuat Mark dan Jaemin kalang kabut.

"Haechan, tenang sayang. Mommy tidak akan menyakitimu. Mommy tidak mengambil makananmu. Ayo kembali kemari." Mark memeluk Haechan dengan erat. Tunangannya ini sangat bringas jika diganggu saat sedang makan. Padahal sebelumnya Haechan biasa saja jika ditegur seperti itu.

Mata johnny berkilat biru, sepertinya ia mengetahui sesuatu disini. Karna ia dan Chitta juga pernah merasakan posisi seperti ini.

"Bibi han, tolong panggil dokter. Arahkan kekamar Haechan jika ia sudah tiba." Johnny memerintah salah satu pelayan yang berdiri disekitar mereka lalu menatap Taeyong yang cemas. Ia juga pernah mengalami hal seperti Haechan dulu saat mengandung Mark.

"Jika Jaehyun tidak sibuk, hubungi dia dan undang kemari. Kita harus memastikan sesuatu." Taeyong mengangguk dan berlalu dari ruang makan begitu juga dengan Johnny dan Chitta.

"Mark, bagaimana jika ketahuan?" Jaemin jadi cemas. Masalahnya ia juga ikut menutupi kehamilan Haechan.

"Tak apa Jaemin, itu sudah seharusnya."

Mark berjalan sembari menggendong Haechan kearah kamar sang tunangan dengan Haechan yang memeluk erat leher sang pemuda dengan mata yang masih semerah darah itu.



༒*******༒

"Tuan muda Haechan hanya perlu beristirahat. Kandungannya sangat sehat hingga dapat mengendalikan sang ibu. Saya sarankan untuk jangan tinggalkan tuan Haechan sendirian karna akan membahayakan orang lain dan dirinya sendiri tentu saja." Setelahnya sang dokter berlalu diantar oleh pelayang yang berada diluar pintu besar tersebut.

Pernyataan yang cukup membuat keluarga keduanya terdiam mematung. Apa ini? Kenapa mereka tidak tau? Ajaib memang. Dalam satu hari sepasang kekasih ini sudah membuat ricuh keluarga, mulai dari Haechan yang terkena serangan penyihir dan sekarang masalah kehamilan yang mereka tidak bisa merasakan aura jabang bayi sama sekali.

Mark. Ya, hanya Mark yang bisa membentengi aura seseorang dengan kekuatannya. Tak heran jika mereka tidak tau apa yang terjadi pada Haechan. Pasangan ini sangat menutup rapat rahasia mereka. Mark sama seperti kakeknya, dan saat ini hanya Mark yang bisa menguasai kekuatan tersebut. Bahkan Jeno dan ayah mereka tidak memiliki kekuatan tersebut.

"Jung Minhyung, kau!. Bagaimana bisa kau menyembunyikan masalah ini dari kami, hah!." Jaehyun menaikkan nada suara-nya.

"Maaf ayah, ini kesepakatan yang telah kami buat dari awal kehamilan Haechan. Kami terpaksa harus memasang pelindung untuk anak kami agar tidak tercium oleh musuh." Mark menjawab tegas.

"Dan kesepakatan kalian membuat mommy kalian hampir celaka Mark." Johnny berucap tenang. Ia tidak bisa memukul mark walaupun ia ingin.

"Maaf dad. Aku akan menikahi Haechan bulan depan." Mark menundukkan kepalanya sekilas memberi tanda permohonan maaf dan hormat.

"Akan aku umumkan sekarang juga. Kau, bersiaplah berlatih untuk menjadi pemimpin." Jaehyun berlalu bersama Johnny. Mereka harus mengumumkan kabar bahagia sekaligus mengejutkan ini.

Berbeda dengan Jaehyun yang menatap dingin lorong didepan mereka, johnny malah tersenyum tipis sepanjang jalan. Sangat bertolak belakang hingga jalan tersebut membentuk dua jalan yang sangat unik. Sebelah kiri terdapat es tipis mengikuti langkah Jaehyun dan sebelah kanan terdapat debu dengan glitter.

Berbeda dengan kedua calon kakek itu, kedua calon nenek yang masih berada dikamar Haechan malah berdebat masalah cucu mereka.

"Jika anakku terlahir menjadi pria cantik seperti ibunya, akan aku beri nama Jung Chenle. Jika ia terlahir sebagai pria tampan, akan aku beri nama Jung Sungchan." Mark memutuskan nama anaknya. Ia lelah melihat kedua calon nenek itu bertengkar masalah anaknya.

"Bagus, kami menyetujui itu." Taeyong mengangguk diikuti oleh Chitta disebelahnya.

"Haechan-ah, putra cantik mommy yang sangat manja ini akan memiliki anak sebentar lagi. Mommy sedih tapi mommy juga bahagia." Chitta menangis haru disamping anaknya yang tertidur dengan tenang itu.

"Mark, jaga Haechan. Setelah ini tak hanya Haechan yang menjadi tanggung jawabmu. Penduduk utara juga akan menjadi tanggung jawabmu Mark. Ambil keputusan yang tepat tanpa mengecewakan orang lain Mark. Bunda menyayangi dirimu. Kau tetap putra tampan bunda, Mark." Taeyong memeluk Mark. Membenamkan wajah pria yang duduk di kasur sambil memeluknya itu.







꧁__TBC__

Jangan lupa vote yahh.. see you next time (◠‿◕)

ELITE CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang