༺05༻

990 127 4
                                    

Happy reading-!

Aku ga tau part ini nyambung atau engga sama lagunya. Tapi coba aja yyaa.

༺__________________________༻

Renjun baru saja tiba dikastil barat. Berjalan menyusuri lorong gelap tersebut tanpa menoleh sisi kiri kanannya. Tidak biasanya kastil barat sepi seperti ini. Setidaknya ada para pelayan yang berlalu lalang disekitar mereka.

Renjun mempercepat langkahnya. Ada yang tidak beres disini. Ia harus memastikan keadaan didalam kastil ini.

"Tuan muda Huang, tuan muda Haechan menunggu anda dikamarnya bersama tuan muda Jaemin dan seorang pemuda dari bangsa es." Renjun terperanjat kaget saat seorang wanita berpakaian merah berdiri disampingnya.

"Kau mengagetkan ku!. Pergilah, aku sudah tau itu. Kau tak perlu repot-repot memberitahu ku."

Gadis itu menunduk sekilas tanda mengerti lalu berjalan mengikuti Renjun dari belakang.

Renjun tersenyum miring. Ia tau prilaku orang orang dikastil ini. Saat ia tiba, tak ada yang berani menyapanya apalagi berjalan disisinya karna Haechan sendiri yang melarang mereka untuk mengikuti teman temannya. Ah, rasanya Renjun ingin tertawa. Tapi ia harus menahannya. Ia ingin bermain main sebentar sebelum pemusnahan dilakukan oleh sahabat gembulnya.

"Apa kau tau aturan yang dibuat Haechan? Yang aku tahu, Haechan melarang para pelayan untuk mendampingi kami saat berkunjung kemari." Gadis itu menegang mendengar ucapan Renjun. Renjun yang berjalan didepannya tersenyum licik.

"Maaf tuan, ini perintah dari tuan besar."

Ah, lagi lagi gadis ini mencoba mengelabuhinya. Baiklah, Renjun akan memulai rencana jahatnya untuk gadis ini. Setidaknya ia harus tau apa yang diinginkan gadis ini sebelum ia memusnahkannya.

"Baiklah. Apa Jeno sudah tiba?."

"Maaf tuan?." Gadis itu bertanya bingung.

Renjun rasanya ingin tertawa kencang. Setaunya gadis ini adalah yang terlama disini karna ia anak dari kepala pelayan Kang. Bahkan saat masih kecil gadis ini selalu bermain dengan mereka. Mana mungkin gadis ini tidak mengenal Jeno.

"Tidak." Renjun berjalan cepat menuju kamar Haechan diikuti gadis itu hingga tiba didepan pintu kamar Haechan.

Renjun berhenti didepan kamar Haechan lalu berbalik menatap gadis yang masih mengekorinya itu.

"Mina-ssi, bawakan kami kudapan dan minuman."

Mina mengangguk lalu pergi menuju dapur utama kastil barat. Tanpa ia sadari, Renjun tersenyum licik melihat kepergian gadis itu.


༒*******༒


"Ayo keruang rahasia. Kita harus membicarakan masalah ini bersama." Haechan mimpin jalan menuju ruang rahasia mereka yang terletak dibelakang lemari Haechan. Hanya mereka yang mampu membuka pintu tersebut dengan menggabungkan kekuatan mereka. Bahkan Mark tidak mampu membuka pintu tersebut.

Menutup kembali pintu tersebut, lalu berjalan menuju sofa panjang yang terletak ditengah ruangan tersebut.

Menutup kembali pintu tersebut, lalu berjalan menuju sofa panjang yang terletak ditengah ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Guanlin pergi bersama Mark untuk menangkap penyusup yang masuk kekastil Selatan." Renjun memulai percakapan. Mereka harus menyelesaikan keadaan didalam kastil tanpa diketahui oleh orang lain.

"Aku tau. Mereka menginginkan kita berempat Renjun-ah. Terlepas dari mereka, bangsa penyihir menginginkan dirimu Renjun. Kekuatanmu bisa membawa mereka kemanapun yang mereka mau tanpa harus menggunakan sapu bodoh itu." Haechan menjawab tenang.

Jeno tersenyum kecil mendengar penuturan sahabatnya itu. Sungguh licik para penyihir itu, namun siapa sangka sang Elite lebih licik dari siapapun.

"Ah, karna Haechan dan Renjun sedang hamil, maka aku akan memancing mereka." Jaemin tersenyum manis. Bukan, senyum ini adalah senyum yang berbahaya menurut mereka.

Haechan dan Renjun saling bertatapan seolah mereka mengerti satu sama lain, lalu mengangguk dengan senyum manis yang jarang mereka tunjukkan.

"Baik, pertama kita bereskan hama di kastil barat lalu kita berpindah kekastil timur." Ujar Jeno. Ia percaya jika kekasih mungilnya ini bisa diandalkan pada saat seperti ini.

"Biarkan mereka bersenang senang hingga hari pernikahanku nanti. Akan ku buat pesta pernikahanku menjadi pesta terpanas sepanjang sejarah." Haechan dan rencana jahatnya. Ia sudah merancang segala macam rencana diotak cantiknya.

Jeno tertawa kencang. Bukan, ini bukan sebuah kelucuan. Tawa jeno yang seperti ini akan mengakibatkan perang besar terjadi suatu saat. Jeno, sang pembunuh berdarah dingin. Satu satunya Vampire yang membunuh musuhnya tanpa diketahui siapapun.

"Jangan berbuat gila jeno-ya." Ujar Renjun memberhentikan tawa Jeno.

"Aku tidak akan gila Renjun. Kita lihat seberapa pintar mereka bermain."

Renjun terkekeh mengingat kejadian saat ia datang kemari membuat Haechan menatapnya bingung.

"Ada apa?" Tanya Haechan

"Aku baru tahu jika Daddy mu mencurigai aku." Renjun terbahak dengan ucapannya sendiri.

"Ah, kau juga ternyata. Ku firik hanya aku dan Jeno yang dicurigai." Jaemin ikut tertawa.

"Daddy tidak pernah mau ikut campur mengenai orang orangku. Apa maksud kalian?." Haechan bertanya bingung.

"Kang Mina, bagaimana bisa ia tidak tahu aturan yang kau buat? Kenapa ia masih menyambut kedatangan kami? Aturanmu tidak diindahkan olehnya Haechan-ah." Jeno tersenyum mengejek. Mata Haechan memerah mendengar itu. Apa yang dilakukan ayahnya? Kenapa ayahnya tidak percaya dengan teman temannya.

Renjun yang berdiri disebelahnya tertawa kecil. Ia tau sifat sahabatnya ini. Haechan yang tidak suka perintahnya dibantah, Jaemin yang tidak suka ada yang menyinggung tentang sahabatnya, Jeno si pembunuh berdarah dingin jika ada yang mengusik mereka. Hhh, rasanya Renjun ingin tertawa mengingat sifat sahabatnya ini.

"Ayo temui daddy mu Haechan. Ia harus menjelaskan tentang semua ini." Renjun berusaha memanasi Haechan membuat Haechan berdiri dari duduknya dan melangkah keluar.


༒*******༒

Keluar dari ruangan tersebut, mereka menemukan empat gelas berisi darah rusa segar dan beberapa kudapan.

Jaemin menyeringai melihat gelas gelas itu. Tangannya meraih salah satu gelas tersebut lalu memperlihatkan gelas itu kepada teman temannya.

"Ada dua yang memiliki racun dan dua lagi berisi obat tidur." Ucap Jaemin lalu menumpahkan isi gelas itu kebawah kakinya.

"Aku akan minum salah satu dari gelas ini. Kita mulai permainan singkat kita sekarang juga. Kalian pergilah temui daddy Johnny. Buat semua ini semenarik mungkin." Jeno lalu meminum isi dari salah satu gelas tersebut yang terdapat obat tidurnya. Sedangkan gelas yang berisi racun itu ia bekukan lalu dibakar habis oleh Haechan.

Menatap jeno yang tertidur dengan tenang, mereka mengangguk dengan seringaian licik khas sang Elite.

'permainan akan dimulai. Bersiaplah kalian menghadapi kehancuran kalian.'






꧁__TBC__꧂

Jangan lupa vote yahh.. see you next time (◠‿◕)

ELITE CIRCLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang