Mireya bangkit dari duduknya dan akan pergi melanjutkan mencari pekerjaan,tetapi sebelum berbelok di persimpangan dia melihat seorang Ibu-Ibu yang sepertinya sedang dirampok oleh beberapa preman,melihat hal itu Mireya menoleh ke kanan kirinya untuk mencari suatu benda yang bisa membantunya untuk menolong Ibu tersebut.
Mireya melihat ada balok kayu lantas Mireya langsung mengambilnya dan segera menuju ke arah Ibu dan preman tadi,sebenarnya Mireya merasa takut tapi melihat Ibu tadi dia sangat merasa kasihan dan takut jika ibu itu akan dilukai oleh para preman itu.
Dengan keberanian penuh Mireya memukul belakang kepala salah satu preman tersebut dan membuat sang empu kesakitan.
"Tolong ada maling!!!" teriak Mireya dengan keras.
"Hei diam gak lo ikut campur aja!" ucap salah satu preman tadi.
"Gawat bos,para warga udah menuju kesini bisa mati kita kena massa mereka."
"Kita cabut awas ya lo!" ujar preman tadi ke arah Mireya.
Mireya lantas mendakati Ibu-Ibu tadi bebarengan dengan para warga yang mengerubunginya.
"Neng gakpapa sama Ibunya?" tanya salah satu warga.
"Gakpapa pak,terima kasih sudah menolong kami."
"Gakpapa neng ya sudah kami tinggal ya."
"Iya Pak sekali lagi terima kasih," ucap Mireya lagi.
Para warga tadi lantas meninggalkan Mireya dan Ibu itu Mireya menoleh ke arah Ibu itu dan langsung membantunya untuk berdiri.
"Ibu gakpapa?" tanya Mireya.
"Gakpapa nak terima kasih sekali sudah menolong ibu."
"Iya sama-sama bu apa perlu kita ke rumah sakit biar saya antarkan ibu."
"Tidak perlu nak Ibu tidak ada yang terluka."
"Ini ada sedikit rezeki buat kamu," lanjut Ibu itu ketika mengeluarkan sebuah dompet dengan merk Dior.
"Tidak bu saya ikhlas sungguh."
"Tapi nak ini hanyalah sebuah rezeki bukan apa-apa ambil saja."
"Tidak bu saya mohon,orang tua saya selalu mengajarkan kepada saya untuk selalu berbuat baik tanpa meminta imbalan kepada siapapun."
"Pasti orang tua mu bangga kepadamu nak," sahut Ibu itu dan hanya dibalas dengan senyuman oleh Mireya.
"Oh ya kamu mau kemana dan bawa map coklat?" imbuh Ibu itu.
"Saya sedang mencari pekerjaan Bu,"
"Oh kalau begitu ini kartu nama saya,silakan nanti datang itu alamat rumah saya jika kamu belum dapat pekerjaan maka datanglah ke rumah saya,saya akan bantu kamu."
Mireya mengambil kartu tersebut."Terima kasih banyak Bu."
"Ya sudah Ibu pamit dulu ya."
Mireya hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum setelah melihat Ibu tadi memasuki sebuah mobil dan marah kepada sang supir yang mungkin saja terlambat menjemputnya sehingga membuat Ibu tersebut harus dihadang oleh beberapa preman tadi.
Mireya melihat kartu nama tadi dan melihat sebuah nama yang tertulis disana.Venita Abraham.
***
Rasya memijat kepalanya yang sangat pusing.Sekarang dia sedang dihadapkan oleh masalah yang ada di kantornya.Dia selalu bekerja setiap malam bahkan hingga pagi datang,begadang setiap hari,tetapi masih banyak juga pekerjaan yang belum selesai dia menghela nafasnya sembari melepas dasi yang mengikat di lehernya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Perfect Marriage ( E N D )
General Fiction°Bukan Pernikahan Sempurna° ⚠Tersedia di NOVELME⚠ Pernikahan yang tidak diinginkan oleh kedua pihak pengantin tentu tidak pernah membawa kebahagiaan didalamnya dan Mireya Allandra juga meyakini itu.Tetapi tanpa disangka gadis cantik itu harus terlib...