"Kau masih marah?"
Yeonjun diam dengan bibir mengerucut. Tangannya terus memasukkan beberapa barang Sley ke dalam ransel.
"Sebenarnya aku tidak masalah kalau kau marah, karena kau semakin jelek kalau marah. Kau itu sudah jelek jadi tambah jelek!" cerocos Sley tanpa melihat Yeonjun yang kini mati-matian memegang erat sepasang kaos kaki untuk menyalurkan amarahnya. Sabar Yeonjun, harus sabar.
Akhirnya mereka berdua berjalan menuju mobil. Sebenarnya, ini belum waktunya untuk pulang tapi karena kejadian semalam akhirnya Sley diijinkan pulang terlebih dahulu.
"Aku sangat iri, kau bisa berbaring nyaman di kasur setelah ini!" ucap Hueningkai yang membuat Sley tersenyum gemas. Mereka seumuran tapi tetap saja Hueningkai seratus kali lipat lebih menggemaskan.
"Tenang saja, 6 jam lagi kalian akan pulang!" jawab Sley.
Sley melambaikan tangannya sembari berjalan mundur. Berulang kali mengucapkan selamat tinggal kepada kedua temannya. Hingga akhirnya ia membalikkan badannya.
"Annyeong..."
Langkah Sley terhenti. Bisikan itu terasa menggelitik lehernya. Untuk sesaat ia merasa merinding. Mencoba mengabaikan, ia kembali melangkah.
"Annyeong..."
Lagi, ia mendengar itu. Sontak ia berbalik, di sana Beomgyu dan Hueningkai sedang tersenyum ke arahnya. Apa dirinya hanya salah dengar atau ia masih terbayang-bayang suara dari mimpinya.
Sley tersenyum kemudian memutuskan segera menuju ke mobil. Namun, ia merasa ada langkah lain yang mengikutinya.
Takut? Tentu, murid seangkatannya juga tahu bahwa Sley adalah gadis yang amat sangat penakut.
"Sley-ya, cepat sedikit aku ingin segera tidur!" perintah Yeonjun yang sedang bersandar pada mobilnya. Sley hanya mengangguk dan berlari menuju mobil.
Setelah mobil Yeonjun dan Sley menghilang. Beomgyu akhirnya mengungkapkan perasaan ganjalnya.
"Kau lihat tadi?" tanyanya pada Hueningkai.
"Tentu, tapi kenapa dia mengikuti Sley?" jawab Hueningkai.
Keduanya hanya diam untuk beberapa saat. Hanya berharap, semoga Yeonjun dan Sley selamat sampai rumah mereka. Semoga hantu itu tak mengganggu mereka dalam perjalanan.
•••
Sley mencoba memejamkan matanya sejak tadi, namun sekeras apapun ia mencoba matanya benar-benar tak mau tertutup. Apa mungkin karena ini masih siang?
Sekarang ia malah merasa hawa kamarnya yang sangat dingin padahal ia tak menghidupkan AC.
Kriet
Pintu terbuka.
"Yeonjun, bukannya aku sudah mengingatkanmu untuk mengetuk pintu sebelum masuk!"
Blam!
"Sekarang malah kau banting pintunya, terserah!"
Tak ada balasan setelah itu. Hening, hingga Sley merasa ada yang aneh dengan suhu kamarnya. Jika tadi dingin, maka kali ini lebih dingin dan mencekam, lampu di kamarnya juga sedikit buram.
"Yeonjun, kenapa kau ke sini?" tanya Sley.
Sley kemudian memberanikan diri menengok ke belakang dan tidak ada siapapun di sana. Apa benar itu tadi hanya Yeonjun yang iseng.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ghost : My Fear Is Not For You | TXT TAEHYUN
FanfictionKetika ketakutan terbesarmu menjadi teman terdekatmu. Ketika ketakutan akan pertemuan berubah menjadi ketakutan akan perpisahan. Begitulah yang Ainsley rasakan ketika takdir mempertemukannya dengan Taehyun.