Keduanya memilih untuk menenangkan diri selama beberapa menit. Nyatanya bukan hanya air mata keduanya saja yang terkuras, tapi energi keduanya juga terkuras habis.
"Kau sudah merasa baik?" tanya Sley yang mulai merasa mampu untuk berdiri.
Sunghoon mengangguk pelan. Lantas mencoba untuk berdiri meskipun kakinya sakit luar biasa.
"Ayo, aku bantu," ucap Sley sembari mengalungkan tangan Sunghoon ke lehernya.
"Ti-tidak perlu, aku bisa sen-"
"Syutt, diamlah!"
Sunghoon sukses bungkam, membiarkan Sley menuntun dirinya menuju lift.
"Ah, aku ini bodoh sekali, seharusnya aku naik lift saja ke sini," ucap Sley dengan tawa tipisnya sembari memencet tombol lift berulang kali.
"Kenapa ini tidak bisa?!" teriak Sley yang tangannya terus memencet tombol lift dengan brutal.
"Sley-ya, bukankah lift di sini akan di matikan setelah pukul delapan?"
Sley menatap Sunghoon dengan polos. "Memangnya begitu?"
Sunghoon tertawa samar tapi kemudian meringis karena luka di sudut bibirnya terasa perih.
"Jadi kita harus turun lewat tangga, tidak masalah UKS ada di lantai 3, ayo!" Sley lantas memapah Sunghoon menuju tangga.
"Sley-ya, aku bisa sen—"
"Maaf sebelumnya, Sunghoon-ah jika kau berjalan sendiri kemudian jatuh dari tangga, bukankah aku akan jadi tersangka?" ucap Sley yang membuat Sunghoon tertawa kencang, melupakan rasa sakit pada sudut bibirnya.
Sepertinya bukan hanya rasa sakit saja yang dilupakan, tapi Taehyun juga.
Ah, Taehyun ingin menjadi arwah nyamuk saja.
Nging...nging...
Akhirnya mereka sampai di UKS. Sley membantu Sunghoon untuk duduk di kursi yang ada di sana kemudian merogoh ponselnya dan menyalakan senter.
"Kenapa listrik cepat sekali dimatikan, ini benar-benar menyusahkan," gerutu Sley sembari mencari-cari kotak P3K.
Akhirnya, ia menemukan keberadaan kotak putih itu. Tapi, ia tak kunjung menemukan barang yang ia cari. Tidak ada plester di sana.
"Sunghoon-ah, karena plester di sini habis, aku akan mengambil plester di tasku, kau bisa membersihkan lukamu dengan ini dulu 'kan?" tanya Sley sembari memberikan sebotol alkohol dan kapas.
"Memangnya kau berani?" tanya Sunghoon yang sebenarnya meledek.
Sley menarik napas sedalam mungkin. "Sebenarnya aku takut, tapi tidak apa-apa." Sley menatap Sunghoon kemudian tersenyum. "Aku lebih takut jika kau kenapa-napa nanti," ucapnya, kemudian berjalan keluar.
Sunghoon terdiam kemudian tersenyum samar. Kenapa ada rasa aneh pada dadanya. Rasanya luar biasa melebihi saat ia mendapatkan gajinya.
Taehyun hanya bergidik geli melihat keduanya. Seharusnya ia tak di sini sejak awal, percuma hanya jadi pajangan saja.
Ia melihat ke koridor, banyak sekali makhluk sejenisnya yang berkeliaran. Ada yang berjalan terbalik, ada yang terbang, ada juga kepala menggelinding.
Taehyun yang juga hantu saja merasa takut. Jadi, ia memutuskan untuk menyusul Sley, takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ghost : My Fear Is Not For You | TXT TAEHYUN
FanfictionKetika ketakutan terbesarmu menjadi teman terdekatmu. Ketika ketakutan akan pertemuan berubah menjadi ketakutan akan perpisahan. Begitulah yang Ainsley rasakan ketika takdir mempertemukannya dengan Taehyun.