01

796 81 24
                                        

Hai gais ada yang nungguin gw
Hmm pasti ga ada ya, hehe pd banget sih.

Ok gw bakalan lanjutin ni cerita
Sebelum baca vote dan komen juseyo ><
Biar gw semangat dan ga mager mau ngetiknya hehe
Typo bertebaran
Selamat membaca

🌸🌸

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam. Dan Sunghoon masih setia duduk di kursi taman tersebut.

Hujan dari tadi belum mereda, keadaan Sunghoon makin memburuk. Bibir dan muka yang pucat, badan menggigil, dan mulut yang sedari tadi tidak berhenti menggumamkan nama sang kekasih.

Tubuh Sunghoon saat ini tidak merasakan adanya tetesan air hujan, aneh sekali padahal hujan masih belum berhenti.

Dengan perlahan Sunghoon menengokkan kepalanya ke belakang. Ah Sunghoon rasanya ingin menangis lagi.

Ia langsung berdiri dan memeluk seseorang tersebut, dan menangis sekencang kencangnya.

"hei, kamu kenapa babe" tanya seseorang tersebut.

"hiks k-kak" Sunghoon masih belum bisa menghentikan tangisanya.

Dengan cepat seseorang itu memeluk Sunghoon, Memberinya kehangatan. Tidak peduli kalau bajunya juga akan ikut basah karena baju yang dikenakan Sunghoon sudah basah.

Kepala Sunghoon tiba tiba berdenyut nyeri. Sunghoon memejamkan matanya berharap nyari itu bisa segera menghilang.

Tapi Sunghoon tidak bisa menahannya lagi. Tubuhnya melemas dan ambruk, penglihatan yang tiba tiba memburam. Dan Sunghoon tidak sadarkan diri.

Seseorang yang memeluk Sunghoon terkejut. Ia merasa Sunghoon pingsan. Ia langsung menggendong Sunghoon dengan gaya bridal style (kaga tau gimana nulisnya :() membawanya menuju mobil.

Disisi lain

Sang bunda khawatir dengan keadaan sang anak, sudah lebih dari 2 jam anaknya itu tidak kembali.

Ia khawatir terjadi sesuatu kepada sang anak. Ada sedikit rasa menyesal karena ia telah mendukung keputusan sang suami untuk menjodohkan sang anak.

Suaminya yang melihat istrinya gelisah itu pun langsung memeluknya dan membisikkan kata kata yang bisa membuat istrinya itu tenang.

"tenang bun, sunghoon ga papa kok. Aku yakin dia baik baik aja, kamu yang tenang ya" bisiknya

"t-tapi yah, Sunghoon hiks" isak sang bunda.

🌸🌸

Sunghoon membuka matanya perlahan. Kepalanya masih sedikit pusing. Ia melihat sekeliling ruangannya.

Sebuah kamar, Sunghoon tau ini kamar siapa. Ya ini kamar sang kekasih. Air mata Sunghoon tiba tiba mengalir lagi tanpa izin.

Melamun, sebuah suara pintu dibuka membuyarkan lamunan Sunghoon dan menatap ke arah pintu.

Seseorang dengan senyum yang sangat tampan menghampiri nya dengan membawa nampan yang ada semangkok bubur dan air putih.

Ia mendudukkan dirinya di sebelah Sunghoon yang sudah terduduk bersandar di sandaran ranjang tersebut.

Sunghoon menatap dalam sang kekasih. Ia tidak bisa meninggalkan kekasih yang sangat ia cintai.
Air mata Sunghoon kembali menetes.

"Hiks... K-kak" Lelaki tersebut langsung memeluk tubuh rambing Sunghoon dan mengusap lembut punggung Sunghoon.

"jangan di tahan babe, kalau mau nangis, nangis aja ga papa, aku bakal nungguin kamu buat cerita" ucapnya lembut

Setelah beberapa menit menangis, suara isakkan tangis Sunghoon mereda. Dan perlahan melepaskan pelukan tersebut.

Uhh lelaki itu sangat imut, hidung yang memerah karena ia habis menangis. Tangannya dengan perlahan terangkat untuk menghapus menghapus sisa air mata yang berada di pipi sang kekasih mungil nya itu.

Hening, ia masih menunggu untuk Sunghoon berbicara padanya, tapi sudah 3 menit berlalu, Sunghoon sepertinya masih enggan untuk menceritakannya.

"kalo kamu masih belom bisa cerita ke kakak ga masalah kok sayang, kakak akan nunggu kamu siap buat cerita sama kakak" mengusap kepala Sunghoon

"kak... " panggilnya lirih.

"kenapa sayang hmm, ada masalah...?" Sunghoon mengangguk membenarkan pertanyaan sang kekasih.

"Kak Jake hiks" Jake Sim atau bisa dipanggil Jake, ia adalah kekasih Sunghoon

Hubungan mereka bisa dibilang baru, karena mereka baru menjalin hubungan selama 8 bulan.
"kenapa hmm..." Jake menatap kekasih mungilnya tersebut.

"kak hiks aku mau dijodohin sama ayah kak hiks, aku ga mau kak hiks" Jake terkejut mendengar perkataan dari bibir Sunghoon.

Tapi ia juga tidak bisa memaksakan apa yang sudah menjadi keputusan orang tua Sunghoon.

"hei baby liat kakak, kalau pun kita berjodoh, kita akan tetap kembali sayang, mau sejauh apapun kamu pergi, kalo kita memang di takdirkan buat bersama, kamu akan balik ke pelukan kakak" Jake mencoba berbicara sehalus mungkin kepada Sunghoon.

"tapi kak hiks aku cintanya sama kakak hiks, aku ga mau dijodohin kak, aku ga kenal sama anak temen ayah hiks ak-" ucapan Sunghoon terpotong oleh Jake

"ssttt, udah ya kamu jangan nangis lagi, kakak akan berusaha sekuat kakak buat mempertahanin hubungan kita. Kamu ga usah pikirin lagi ya. Kakak ga mau nanti kamu jatuh sakit, kakak sayang sama kamu hoonie, sekarang kamu makan abis itu istirahat ya" Jelas Jake

Sunghoon tidak bisa menolak ia memakan buburnya setelah habis ia lanjut beristirahat.

Kebetulan juga waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sunghoon tertidur pulas di dekapan sang kekasih.

Ia mencoba membuang sementara permasalahan ini secara jauh jauh. Kalau Sunghoon boleh jujur, ia lebih memilih kabur bersama Jake dari pada harus menerima perjodohan yang orang tuanya buat itu.

Jake menatap wajah Sunghoon. Terlihat damai, tangannya sedari tadi tak berhenti mengusap halus suarai sang kekasih. hingga matanya memberat dan perlahan tertutup . Ia terlelap dengan posisi memeluk tubuh Sunghoon.


TBC...

Lanjut apa ga usah aja

Hehe gimana garing sama ga nyambung ya
Maaf gais kalo ceritanya kurang memuaskan buat kalian.

Oh iya gw mau bilang sesuatu

"Jangan pernah percaya sama kata kata manis  dari seorang lelaki hehehe"

Udah gw cuma mau bilang itu aja hehe

Ok babay

Say You Love Me || JayHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang