"Ku pikir kau nyata, ternyata hanya hayalan ku saja."
.
.
.Jam istirahat tiba, bel berbunyi diseluruh penjuru sekolah. Siswa/i SMA 1 Bandung berhamburan keluar kelas menuju ke kantin untuk melepas rasa lapar dan haus.
"Re ngantin yuk!" Ajak Rista seraya menggoyang-goyangkan lengan gue.
"Iya bentar gue mau ngambil novel gue dulu biar nanti dikantin gue bisa sambil baca," tangan gue mengeluarkan novel yang baru gue beli kemarin dari dalam tas. "Kuy Ris!"
Gue dan Rista berjalan beriringan masuk kantin, tempat duduk yang tersisa memang tak banyak, kita berdua memilih duduk dipojok sebelah kanan.
"Mau pesen apa lu Ris? Biar gue yang pesenin," tanya gue.
"Baso aja deh Re, sambelnya tiga sendok ya," jawab Rista dengan tangan yang menunjukan tiga jari.
"Hm oke, Ya udah titip novel gue," ucap gue lalu pergi memesan makanan untuk kita berdua.
Saat selesai memesan gue balik lagi ke meja gue, mata gue tak sengaja menangkap sosok Davian yang tengah asik mengobrol dengan kedua temannya. Tak disangka Davian pun melihat gue balik, kaget dong gue, kirain gak bakal diliatin balik.
Deg
Davian tersenyum ke arah gue, otomatis gue menundukkan kepala dan mempercepat jalan. Gue masih ingat kata-kata dia dichat kemarin saat membahas kejadian yang gue dan dia disangka berpacaran di depan kelas.
***
Flashback
Rea || Vian gue malu tau tadi di sangka aku sama kamu pacaran
Davian || Ya gpp kali bagus haha
Rea || Bagus drimananya heh! Orang aku sama kamu tuh duduk sebelahan banget
Davian || Jarang-jarang kan bisa duduk deket aku tanpa kamu harus malu-malu
Rea || Ya itu kan disuruh guru buat bantu tugas kamu, gimana sih ah
***
"Oy Re!!" Teriak Rista sambil menepuk meja agar gue sadar dari lamunan.
"Apaan sih Ris ah," ketus gue lalu mendudukkan diri.
"Mana baksonya? Gue laper njir," pinta Rista.
"Nanti juga dianterin ke sini, sabar Napa. Emang cuma kita yang pesen bakso," cerocos gue kemudian membuka novel dan membacanya.
Rista menggerutu, "laper njir ah dasar si kang bakso gatau apa perut gue udah nelpon-nelpon pengen diisi."
Lima menit kemudian pesanan datang, kita berdua langsung menyantapnya dengan perlahan.
"Eh Re, lu Masih suka chatan sama si siapa itu tuh yang kelas sebelah itu," tanya Rista kepo.
Gue menaikan alis sebelah bingung akan menjawab pertanyaan Rista, "Davian?" Tanya gue dan langsung diangguki olehnya.
"Oh masih kok," jawab gue seraya memasukan bakso berukuran kecil ke dalam mulut.
-
-
5 bulan kemudian
Davian yang gue anggap sebagai teman rasa pacar itu mulai berubah. Ntah salah gue di mana, ntah perkataan atau tingkah laku gue yang salah. Berubah perlahan tapi membuat hati gue sakit, menghilang perlahan membuat gue merasa kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed
Teen Fiction[On going] Kenal Kenalan Save nomor wa Chattingan tiap hari Si cewe nyaman Si cowo berubah Seperti itulah fase yang sedang dialami Rea Soraya, gadis yang belum pernah merasakan cinta. Saat dirinya mencoba membuka hati, dirinya sendiri dikecewakan ol...