Brum...brum...brum...Suara montor agi yang baru sampai ke parkiran SMA RIGEL, Agi disambut oleh Candra, Ano, Bima, dan Bian. Mereka adalah most watted SMA RIGEL.
"WOY, BOS." ucap Candra dengan lantang.
"Plak,"
Bian mengeplak kepala belakangan Candra, ia kaget oleh suara toa Candra. Sedangkan, Bian sedang bermain game dengan serius.
"Anjir, sakit ck."balas Candra dengan mengusap belakang kepalanya.
"Salah lu, ngapain juga teriak-teriak, Agi udah tau kagak usah lu teriak in. Goblok," ujar Bian, ia kesal karena kaget ia jadi kalah.
"Ngak usah ngegas juga bro, gue sentil ginjal lu baru tau rasa," balas Candra
Agi yang sesudah memakirkan sepedha montormya berjalan menuju ke Cadra dkk.
"Wih....bos makin kece lu,"ujar Ano dengan tepuk tangan.
"Sini-sini bos duduk, santai udah gue bersihiin," ucap Bima sambil membersihkan tempat duduk sebelahnya.
Agi pun duduk dan menatap mereka dengan malas, ia pun tidak suka jika dipanggil bos oleh mereka.
"Gue udah bilang sama lu semua, gue enggak suka dipanggil bos," balas Agi
"Ya elah gi, lu kan bos kita." Sahut Ano
"Lu kan leader kita," Ujar Bian
Agi menghela nafas, susah sekali memberitahu mereka.
"Huh...TERSERAH,"
"Gimana jadi muncak kagak?," tanya Ano.
"Lawu yok, gaskuen," jawab Bima, pasalnya ia belum pernah muncak ke Gunung Lawu.
"Gue sih ayo-ayo aja." Balas Bima.
"Gimana bos lu mau kagak?," tanya Candra ke Agi.
"Oke. Gue mau,"
"Kring...kring...kring.."bel masuk berbunyi Agi the geng, menuju kelas mereka yaitu sebelas ips dua. Untuk mengikuti pelajaran hari ini hingga selesai.
________________________________
Arumi dan andin berjalan menuju parkiran, Andin mengambil sepedhanya, bersamaan dengan Riko the geng.
"Neng arumi pulang sendiri?, yok bareng abang Riko aja," tawar Riko dengan genit.
"Jangan mau Rum, tu anak lagi modus," balas Andin yang ada disamping Arumi.
"Heh dugong, gue nawarin arumi kenapa lu sewot, dih." ujar Riko dengan nada malasnya.
Arumi menoleh kesamping sambil menjawab dan terseyum.
"Hmm.....Engga dulu Rik, Makasih.""Aduh...meleleh hati abang lihat senyumnya Neng Rumi" balas Riko dengan lebay.
Andin, Farid, dan Ardhan melihat Riko dengan jijik.
"Njir, kagak temen gue tu" ujar Ardhan.
"Huek..huek," ucap Farid dengan nada ingin muntah.
Riko pun melihat kesamping menatap mereka dengan sengit.
"Kenapa rid, lu lagi hamil" tanya Riko cemas dengan meraba perut Farid.
"Plak...Matamu," balas Farid sambil mengeplak tangan Riko.
Riko mendesis karena keplakan Farid lumayan sakit.Arumi, Andin dan Ardhan melihat mereka dengan tertawa.
Mereka pun sampai di parkiran, lalu mereka .pamit ke arumi untuk pulang duluan karena arah rumah mereka yang berbeda.Tit..tit..tit..
"Gue duluan ya rum," ucap Andin yang sedang menaiki sepedanya."Iya, hati-hati. Awas entar dijalan ketemu sama mantan," sahut Arumi
"Kampret lu Rum," balas Andin
Arumi duduk di samping pos satpam untuk menunggu bus yang lewat, lima belas menit kemudian. Bus lewat lalu arumi menyetopnya.
"Mari pak, saya duluan"ujar Arumi kepada pak satpam.
"Iya mbak, hati-hati."
Arumi langsung duduk dipinggir. Karena keadaan bus yang sedang ramai, jadinya ia tidak mendapatkan tempat duduk samping jendela tempat favoritnya.
__________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada Akhirnya (On Going)
Fiksi UmumHubungan persahabatan dua manusia yang berlawan jenis terkadang berjalan lancar tanpa ada perasaan lebih dari salah satu pihak. Namun, kebanyakan dari mereka terjebak friendzone seperti halnya Agi dan Arumi. Agi berjuang untuk mendapatkan hati Arumi...