Part 5

9 4 0
                                    

Minggu depan pun tiba, Arumi sedang menata makanan yang ingin disuguhkan. Setelah itu, Arumi bergegas untuk mandi dan bersiap-siap.

"Oke, perfact," ucap arumi sambil bekaca didepannya.
Arumi memakai baju gamis warna army dan hijab pashmina plisket warna putih yang ia sampirkan ke pundaknya.

"Rumi, temenmu udah datang loh," ujar Bunda Arumi yang berada di ruang keluarga.

"Iya Bund, Arumi keluar,"
Balas arumi sambil menuntup pintu kamarnya, dan berjalan menyambut teman-temannya.

"Wih, Tuan Rumah baru keluar," ujar Elang.

"Apan sih lu, baru aja ketemu dah bikin kesel," balas Arumi dengan kesal

"Hahahaha...duduk-duduk dulu Rum, anggap aja rumah sendiri," ucap Elang dengan cengegesan seolah-olah Elang yang tuan rumah.

"Pala lu...yang pantes ngomong kek gitu yang punya rumah, lu siapa woy," ujar Mawar sambil mengeplak lengan Elang.

Elang hanya mendesis, ia berfikir apa harus gitu cewek kalau ketawa sama kesel itu ngeplak tangga atau apalah, pengen ngebales tapi kok cewek, dahlah diem aja.

Arumi melihat teman-temannya namun ia heran kenapa Agi belum datang padahal semuanya udah hadir, apa agi tak jadi ikut atau ada kegiatan fikir Arumi.

"Agi lagi ada urusan bentar rum, gak usah khawatir,"ucap Seno sambil mencomot makanan yang didepannya.

"Uluh-uluh lagi khawatir ni ye," ujar Farhan.

Arumi salah tingkah sendiri karena raut wajahnya yang ditebak oleh Seno.

"Ih...apaan engga ya, sotoy banget," elak  Arumi

Angga yang ada disebelah Tyo, ia memperhatikan arumi dalam diamnya, Angga sudah lama menyukai Arumi dari kelas 6 SD hingga sekarang, namun Angga takut untuk mengutarakannya, ia merasa senang karena angga bertemu dengan arumi kembali.
Namun, ia terdiam saat Seno mengatakan bahwa Arumi sedang mengkhawatirkan Agi, Angga tau hubungan mereka cukup dekat. Namun, entah untuk sekarang.

"Gimana bro kabar lu semua?" Tanya tyo kepada mereka.

"Alhamdulilah, baik," ucap mereka namun beda dengan seno.

"Gue kagak," balas seno dengan dramatis

"Kenape lu, ngab?"

"Gw habis putus ama doi gue, huaa"

"Sabar bro, ini ujian" ujar Elang sambil mengelus pundak seno

Sedangkan Tyo dan Angga berucap sama sambil ketawa "hahahahaha....mamam tu putus"

Seno yang tak terima pun melempar kacang yang didepannya.

"Kampret lu...sini gelud ama gue ayok," balas seno dengan sengit.

"Gaya lu tong, entar kalah nangis" ejek tyo

Brum..brum..brum suara motor agi yang baru datang, Agi langsung menghampiri teman-temannya.

"Tamu agung kita udah datang bro," ujar farhan sambil bersalaman ala cowok.

"Apaan sih lu,"

"Monggo-monggo duduk dulu, lagi ditunggu Arumi noh," ucap seno.

Arumi yang melihat Agi pun tersenyum, rindu yang selama ini ia pendam selama ini bisa terobati dengan pertemuan ini. Ia melihat kagum Agi, tiba saat dimana agi bersalaman dengan Arumi.

"Rum, gimana kabar lu," ucap agi

"Gue, baik-baik aja,"

Angga yang menatap mereka, ia merasakan sesak di dadanya, Angga terseyum masam melihat mereka. Elang yang tak sengaja melihat raut wajah Angga ia merasa ibah dengan nasib temannya satu itu. Namun, apa boleh buat jika Arumi suka dengan Agi.

"Yang ditanya cuma Arumi aja ya," canda sena.

"Iya, juga ya, gw kagak ditanya tuh," balas mayang sambil mengoda Agi.

Agi yang disindir pun bertanya langsung tentang kabar mereka.

"Gimana kabar lu semua,"

"Halah...wes kasep," balas Elang dengan nada yang sok kesal.

___________________________

Pada Akhirnya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang