Part 6

16 5 2
                                    

Obrolan masih berlanjut, mereka sedang bermain truth or dare dengan mengunakan botol. Seno memutar botolnya dan botolnya berhenti mengarah ke Angga.

"Truth or dare," ucap Seno.

"Dare,"

Farhan mengambil sepotong jeruk nipis yang ia lumuri dengan sambal extra pedas.

"Noh makan sampai habis, kalau gak habis terima tantangan lagi," ujar Farhan.

"Oke,"

Angga langsung memakannya dengan sekali lahap karena jika sedikit-sedikit pasti asem tambah padas entah jadi rasa apa, ekspresi Angga membuat semua tertawa ngaka, hingga perut Arumi sakit karena kebanyakan tertawa.

"Woy udah woy, hahahaha," tawa Tyo, ia sampai mengeluarkan air mata.

"Oke-oke, gue puter lagi," ucap Seno sambil memutar botol itu.

Hingga botol itu berhenti dihadapan Farhan, senyum penuh makna yang Angga perlihatkan membuat Farha meneguk ludahnya sendiri, ia tahu bahwa Angga ingin balas dendam.

"Truth or dare," tawar Angga dengan smriknya.

"Dare, gue kagak takut," balas Farhan dengan gayanya yang sok.

Lalu, angga mengambil lombok yang besar, lalu ia berucap.

"Lu makan lombok ini, sampai habis, gak boleh minum air sebelum gue suruh,"

Wajah Farhan pun memelas ke Angga.

"Plis..jangan pedes Ga gue nggak kuat sumpah, yayaya ganti ya," ujar memohon Farhan.

"Kagak...pokoknya lu makan lombok ini sampai habis,"

"Makan"
"Makan"
"Seno bisa yok."
"Semangat, yok."

Ucap teman-teman mereka yang sedang menyemangati Farhan, ia dengan setengah hati melahab lombok itu , wajahnya langsung merah, mata Farahan melotot, mungkin juga bisa dilihat daru kuping Farhan mengeluarkan asap. Sambil berbunyi nging...nging....tanda bahaya.

"ASTAGFIRULLAH, MINUM WOY, YA ALLAH , PEDES, WOY, MINUMNYA MANA," Ucap Farhan sambil berlari mencari air, angga yang sudah tau pun menyembunyikan air tersebut.

"Anjir...lu udah muterin gue berapa kali woy," ujar Seno.

"AIR WOY AIR,"ucap Farhan.

Arumi yang kasian melihat wajah Farhan, pun mengambilkan susu yang berada di kulkasnya.

"No, ini minum," tawar Arumi yang menyodorkan susu full cream itu.

Glek..glek...glek..
"Ah..kagak mlocot lagi lidah gue," balas Farhan yang masih ngos-ngosan.

"Makasih Rum, lu penolong gue, jadi sayang kan," ucap lebay Farhan.

Agi yang mendengar ucapan Farhan menatap sengit Farhan.

"Kampret...lu pada anjir banget, udah tau gue kagak suka pedas, kampret," ucap Seno  dengan sengit.

"Hahahaha...bodoamat" balas mereka bersama.

Mereka pun melajutkan permainnya, hingga botol berhenti didepan Arumi, glek Arumi gugup ia takut diberikan tantangan atau pertanyaan yang justru menjebak Arumi.

"Truth or dare," tawar tyo.

"Truth,"

"Diantara kita-kita ada orang yang lu sukain apa kagak?" Tanya Angga.

Arumi yang ditanya pun merasa gelisah ia takut jika ia mejawab bisa menjadi bomerang untuk dirinya.

"Ehmm......" Arumi sambil berfikir.
Angga dan Agi pun menunggu jawaban arumi dengan serius.

"Ada," jawab arumi.

"Siapa rum?,"

"Iya, siapa namanya rum?,"

Arumi yang ditanya pun membalas dengan elakan.

"Kan pertanyaan, cuma satu nggak boleh dua," jawab arumi.

"Ah elah rum, lu mah,"

"Penonton kecewa nih,"

Agi dan Angga pun berfikir dengan keras, siapa nama orang yang Arumi cintai.

"Pasti Angga tuh," celtuk Tyo.

Agi pun langsung menoleh melihat Arumi.

"Aaa....kepo banget sih lu Yo," elak Arumi.

"Ciee...Angga ya rum," tanya Sena.

"Cieee..." ucap mereka.

Agi yang merasa panas pun ia memilih diam. Dan a
Arumi cemas, padahal yang ia sukai itu bukan Angga tapi Agi, huh ya sudah biarin aja. Angga yang dibicaran kan hanya mengrespon seadanya, ia tidak mau terlalu ke-PDan huft.
Permainan berlanjut hingga jam sepuluh malam, mereka pun mulai menyudah i dan pamit ke pada Arumi.

"Gue balik dulu Rum," ucap Tyo, Angga, Farhan, dan teman lainnya.

"Iya, hati-hati," balas Arumi.

Lalu teman perempuan arumi juga ikut pamit karena mereka pulang bersama Farhan dkk.

"Gue juga balik ya Rum," ucap Mayang, Melati dan Sena.

"Iya, hati-hati," balas Arumi.

Tiba lah giliran terakhir yaitu Agi, Agi berpamitan pada Arumi.

"Gue pulang dulu rum, jaga kesehatan dan jangan suka begadang, biar enggak mimisan karena kecapekan," pamit Agi.

Arumi membalas dengan senyum lebarnya sambil, dengan posisi hormat.

"Siap, lu juga gi jaga kesehatan," balas arumi.

Agi pun menganguk dan tersenyum manis ke arumi, arumi yang disenyumi pun merasakan ada kupu-kupu diperutnya, dag dig dug suara jatungnya dengan cepat. Mungkin malam ini Arumi tidak bisa tidur dengan nyeyak karena, teringat senyum Agi.





Pada Akhirnya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang