Part 9

6 3 0
                                    

Agi sedang menunggu Arumi disamping gerbang SMA ALTAIR, siswa siswi berhamburan keluar dari sekolah tersebut, Agi melihat arumi bersama temannya sedang berjalan menuju arahnya. Agi terpesona karena melihat arumi yang sedang tersenyum menantapnya.

"Gue duluan ya rum, tu pangeran lu udah jemput," ujar Andin menyengol bahu Arumi.

"Apasih sih,"

Sesampainya di hadapan Agi.

"Maaf gi, nunggu lama ya?"

"Eh, enggak rum baru aja kok tadi pas lu juga keluar, ya udah yuk naik,"  ucap Agi sambil memberikan helm Arumi.

Arumi langsung memakainya dan naik ke motor Agi, mereka pun langsung tancap gas. Diperjalanan mereka berbincang-bincang.

"Mampir makan dulu gimana, Rum?"

"Iya terserah aja Gi,"

"Mau makan apa Rum?"

"Terserah  Lu aja Gi,"

"Bisa enggak sih, kalau ditanya jawabanya jangan terserah. Emang ya cewek itu kalau gak peka aja diomelin giliran ditanya jawabanya terserah," ujar Agi dengan sebal.

"Ya gimana sih Gi, Elu yang ngajak jadi ya terserah Lu lah, gue kan ayo-ayo aja mau dimana pun yang penting harga terjangkau dan enak, kenapa selalu cewek yang disalah in mulu isshhh," balas Arumi dengan sebal juga.

"Uluh-uluh, ngambek nih ye. Jadi makan kagak ini," ejek Egi.

"Hmm...."

Mereka pun sampai di warung bakso pinggir jalan, mereka memesan.

"Bang bakso 2 sama es jeruk 2"

"Bungkus atau makan disini ?"

"Makan sini bang,"

"Siap, duduk dulu nanti saya antar,"

Egi berjalan menunju tempat duduk Arumi, ia melihat arumi sedang fokus dengan handphonenya.

"Ekhem..disini masa ada orang,"

"Apa," balas arumi sengit.

"Ihh, galak nya kak ros."

"Bisa enggak sih, lu gak rese ama gue hih,"

"Kalau ketemu ama elu kagak usil in elu kek ada yang kurang gitu,"

Arumi menekuk wajahnya dengan sebal, Mood Arumi sedang tidak baik. Namun Egi malah membuatnya kesal.

"Aish, au ah ngambek gue,"

"Dih,  ngambek kok bilang-bilang"

"TERSERAH"

Pesanan Egi pun datang.

"Ini pesananya mas" ucap sang pejual sambil menaruh mangkuk bakso dan gelas es jeruk tadi.

"Iya mang, makasih ya"

"Iya mas"

Arumi yang melihat bakso mengiurkan pun moodnya langsung membaik.

"Nih, makan gih biar mood lu bagus lagi," ujar Egi sambil memberikan semangkuk bakso pada Arumi dan Es jeruk tadi.

"Makasih Egi, masih inget aja lu kalau gue suka banget ama bakso,"

"Jangan banyak-banyak sambalnya, elu kan gak suka pedas" ujar Agi sambil mengusap hijab arumi.

Arumi yang diperlakukan seperti itupun merasa baper, pipinya langsung merona karena menahan malu dan baper secara bersamaan rasanya seperti anda ngefly sekali everybody.  Ia mengigit pipi bagian agar tidak gugup.

Arghh...bapar anakmu makkk. Batin arumi

"Iya siap bos,"

"Nah, good. Makan gih."

Mereka pun memakan dengan khidmat, Agi yang selesai makan duluan ia masih menatap Arumi dengan seksama. Karena melihat Arumi sedang makan adalah hal langka jika ia ketauan maka arumi bakal mengomelinya.

"Gimana enak enggak?"

"Enak banget, rekomen banget bakso disini,"

"Ini langgan gue sama anak-anak,"

"Oh,"

Arumi yang sudah selesai pun mengusap bibirnya. Namun ada noda yang masih tertinggal di sudut bibirnya. Arumi pun melongo karena perlakuan Egi tadi.

"Maaf tadi ada noda dikit ya gue usapin,"

"Hah,... iya enggak apa-apa," ucap Arumi dengan gugup.

"Ya udah yok, pulang,"

Egi membayar makanan mereka dan langsung pulang, sesampainya dirumah Arumi.

"Makasih Gi, udah traktir gue besok gantian gue yang traktir elu." Ucap Arumi sambil memberikan helm pada Egi.

" Iya, gue tunggu,"

"Gak mampir dulu?"

"Udah sore gue langsung aja,"

"Oh iya udah, hati-hati jangan ngebut,"

"Siap,"

Brum..Brum...Brum...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pada Akhirnya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang