Part 8

13 3 0
                                    

Arumi berjalan dikoridor kelas namun diperjalanan, Andin yang baru datang langsung mengampiri Arumi.

"Berangkat sama siapa beb tadi?," tanya Andin dengan penasaran.

"Itu sama Agi,"

"Wih, akhirnya sahabat lama bertemu kembali,"

"Iya dong,"

"Ngomong-ngomong dia sekolah di SMA RIGEL?,"

"Iya lah, masa disini,"

"Oh, Disana banyak congannya njir,"

"Astagfirullah Andin, cogan mulu yang dipikirin,"

"Ya emang napa, hidupku tiada hari tanpa ngelihat cogan,"

"Ya gue maklum in sih, lu kan jomblo,"

"Ya elah, jangan elu perjelas juga status gue,"

Diperjalanan ia berpapasan dengan Riko, Farid dan Anas.

"Assalam'mualaikum ukhty," salam Riko pada Arumi dan Andin.

"Wa'alaikumsalam," jawab Arumi dan Andin.

"Tadi bareng sama siapa rum, seragamnya kek anak SMA RIGEL?," Tanya riko

"Iya tadi dianter sama temenku," balas Arumi

Riko pun percaya saja dari padi su'udzon nggak baik juga. Namun, Anas agak curiga dengan Arumi, karena ia baru melihat arumi yang berboncengan berdua dengan laki-laki.

"Temen apa temen rum," goda Farid.

"Temen lah, kepo banget sih lu rid,"sahut Arumi.

"Kenapa lu, cemburu," tanya Andin dengan songong.

"Ngapain juga cemburu," balas Farid.

Namun, hati Farid terasa panas karena tadi ia melihat si laki-laki itu mengusap kepala arumi yang berbalut hijab, namun Farid tak sadar apa yang ia rasakan itu.

"Dah lah, yuk ke kelas, udah mau masuk juga," ujar Arumi.

_______________________________________________

Agi bersama Candra, Ano, Bima, dan Bian yang berada dikelas yang sedang sedang membahas tentang muncak ke gunung lawu minggu depan.

"Besok berangkat pagi atau sore?"tanya Ano.

"Pagi aja biar naiknya malem,"balas Agi

"Gak ada yang bawa doi kan?" Tanya Bian

"Gue mau bawa cewek gue tapi dia kagak dapet izin dari orang tuanya," jawab Bima.

"Hahahahaha...sad sekali everybody," ujar Bian dengan ketawa.

"Bang satria jadi ikut kagak?" Tanya Candra.

"Kemarin gue ditelepon katanya ikut," jawab Agi.

"Brati Agi boncengan sama Bang satria, Candra sama Ano, Bian sama bima," atur Agi.

"Awas aja lu bim, jangan peluk-peluk gue kalau pas diperjalan ngantuk, kek homo njir," ujar Bian pada Bima.
Karena tiap kali Bian membonceng Bima, saat itu Bima mengatuk ia tak lupa memeluk bian, jadi bian merasa geli dan jijik karena pas dilampu merah ada saja yang meledek mereka mengatakan seperti homo.

"Gue takut jatuh kali, lu kan bocengnya kenceng ya gue reflek meluk lu lah, entar kalau gue jatuh wajah tampan gue ini tergores dan tak semulus pantat bayi," jawab bima dengan sewot.

"Lu aja yang parno bim, lebay lu, ganti rok sana lu," ujar Bian.

"Nyiyiyiyiy..." ejek Bima.

"Besok kumpul diwarungnya Bang Satria," ucap Agi.

"Asiyap" jawab mereka.

Namun, tiba-tiba bian bertanya kepada Agi tentang Oca, karena rumor-rumornya Oca sedang dekat dengan Agi.

"Eh, gi lu sama Oca punya hubungan apa, katanya kemarin lusa lu jalan ama dia," tanya Bian dengan kepo.

"Gue engga ada hubungan apa-apa sama oca," jawab Agi dengan santai.

"Oca cantik, pinter jago dance, masak lu kagak tertarik," goda Bima.

"Engga," jawab dingin Agi

"Halah, gak percaya gue," sahut Bian.

"Bacot lu," ujar Agi.

Kring....Kring...Kring, bel masuk berbunyi mereka pun langsung menghadap kedepan, karena sudah ada guru masuk.

_____________________________________

Pada Akhirnya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang