chance O2

1.7K 232 16
                                    

"Zee." Panggil salah satu staf papa nya. Dia sebenarnya ingin menghampiri Ashel yang sedang berjalan bersama beberapa murid lainnya. Acara baru saja selesai dan semua murid di sekolah sedang keluar dari hall tempat acara diadakan.

Zee ternyata diminta untuk berfoto bersama orang tuanya. Membuatnya harus mengurungkan niatnya untuk mendekati Ashel. Lagipula aneh juga. Kenapa Ashel seperti tidak mengenalnya? Apakah wajah Zee seberubah itu ya?

Beberapa kamera terlihat diarahkan ke Zee untuk meliput dirinya dan orang tuanya. Zee otomatis mengangkat jempol ketika diminta untuk berpose untuk diambil fotonya. Matanya mencoba mencari sosok Ashel lagi namun gagal. Kenapa ambil foto ini tidak bisa dipercepat sih?

Ada yang mau dia bicarakan dengan Ashel dan dia gak tahu apakah bisa dapat kesempatan untuk melihat dan bertemu dengan Ashel lagi. Secara sekolah ini sangat luas.

Setelah beberapa menit terlewati akhirnya Zee bisa bernafas dengan lega. Sesi berfoto sudah selesai.

"Setelah ini kita lihat kamar kamu bareng ya. Papa balik dulu tuh, salam dulu nak." Beritahu mama Zee. Zee pun patuh dan salim dengan papanya. Dapat bonus, dicium juga di pipi.

"Anak papa keren. Semangat ya nak. Ingat kamu harus jaga diri. Jaga nama baik keluarga kita. Harus membanggakan juga. Belajarnya jangan malas-malasan. Sama sholat nya jangan ditinggalkan." Ucap papanya.

Zee memeluk papanya. Dengan erat. "Thanks pah. Iyaaaa makasih pah. Papa juga semangat ya." Balas Zee yang dibalas dengan senyuman hangat oleh papanya.

"Mah, Papa berangkat ya." Ucap papa Zee kepada istrinya yang dibalas angukkan.

Setelah papa Zee masuk ke mobil untuk balik dan menuju ke Jakarta, Zee kembali ke sisi mamanya.

"Yuk mah, ke kamar ku. Mau lihat juga penasaran. Dari kemarin cuman bisa liatin dari website foto kamarnya." Zee dan mamanya pun berjalan ke dalam gedung dorm sekolah Zee.

Kamar berukuran cukup luas untuk 2 kasur menyambut Zee dan mamanya. Mereka masuk dan merapikan tas bawaan Zee. Melihat sekelilingnya di dalam ruangan barunya yang akan menjadi kamarnya ini, Zee merasa cukup puas. Kalau tidak salah dengar kata kepala sekolahnya kamar Zee akan hanya diisi oleh dirinya sendiri. Bersukur Zee jadinya. Saat ini dia merasa ingin sendirian dulu memang.

"Baju kamu yang kurang entar kasih tahu aja sama bibi ya Zee." Ucap mama Zee sambil merapikan seragam anaknya di lemari. Tidak terlalu banyak seragam Zee karena di sekolah ini kadang para murid bisa menggunakan baju casual.

"Iya mah." Jawab Zee pelan. Dia kini sedang tiduran di kasurnya. Matanya berat setelah acara hari ini. Besok dia yakin akan menjadi hari yang malesin. Pasti dia disuruh mengenalkan diri di kelas.

Mama Zee duduk di kasur lalu merapikan rambut anaknya. Mata Zee sudah ditutup oleh tangan.

"Mandi dulu sama sholat ya Zee sebelum tidur." Beritahu mama Zee yang dibalas angukkan oleh anaknya itu.

"Iya mah..." Zee ucapkan dengan singkat lagi masih sambil memejamkan matanya.

"Mama balik ya Zee." Zee mendapatkan sentuhan di rambut dari mamanya. Hahhh sangat kesepian Zee rasanya bakal di sini. "Jangan lupa belajarnya harus serius, jangan ngelakuin yang nggak-nggak. Papa kamu baru aja ke pilih jangan sampai ada berita buruk karena kamu. Udah istirahat cepat ya hari ini besok kan sudah mulai belajarnya."

"Bye mah. Aku tiduran bentar doang aja nanti pasti bangun kok aku untuk mandi dan segala macamnya." Balas Zee sambil menghela nafasnya.

Lelah.

Benar-benar lelah. Sama masih sedikit jetlag terasa.

Setelah merapikan sedikit meja belajar dan lemari baju lagi, mama Zee kini benar-benar sudah keluar dari kamar Zee.

Can You Zee Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang