Long time no see, Hope you're all well :)
-- -- --
"Frik." ucap Ashel setibanya di taman sekolahnya. Dia baru saja balik dari jalan-jalan dengan Kak Jinan ke sebuah mall. Kebetulan di hari ini dia sudah tidak ada schedule. Jadi dia tadi mengiyakan ajakan Kak Jinan.
"Dih, kata-kata gw lu ambil. Apaan dah?" balas Eve dengan malas kepada teman baiknya itu. Yang hari ini menurut Eve, terlihat ... riang(?)
"Abisnya lo ngapain coba berdua? Tumben banget deh?" tanya Ashel kepada teman baiknya itu.
"Apaan sih? Kenapa dah lu kayaknya gembira banget hari ini?" tanya Eve.
"Yee, ngalihin pembicaraan dia." jawab Ashel. Ashel lalu melihat kedua orang di hadapannya ini. Sejak kapan Eve jadi mau hang out di sekolah sama Adel gini ya? Tentu saja dia jadi bertanya-tanya. "Lagian, situ kemarin bilang Adel frik. Sekarang malah duduk bareng di taman gini. Sehat Anda?" Ashel lalu mengangkat tangan kanannya ke kening Eve. Hendak memastikan, siapa tahu Eve lagi kurang sehat jadi mau berdekatan sama Adel begini.
Ashel merasa tidak ada yang salah dengan suhu badan Eve, jadi dia ikutan duduk di taman itu. Bersama Adel yang dari tadi sedang membaca buku dan Eve yang lagi selonjoran. Ashel melihat jam di layar handphonenya, sekarang sudah jam 4. Pantas saja angin di sekolahnnya kini sudah terasa adem. Ashel memutuskan untuk ikut selonjoran juga mengikuti bestie nya.
"Ya abis pada ngilang bocah-bocah. Gak tau kemana. Terus elu kenapehhh terlihat enerjik banget bestiee?" tanya Eve penuh penasaran.
"Ya ... sedang merasa bersyukur aja." jawab Ashel dengan singkat.
Oh, hmm..." balas Eve sambil memperhatikan teman baiknya itu. Tidak lama Eve mengangguk menerima jawaban Ashel.
"Btw dicariin sama Zee tuh." celetuk Adel tiba-tiba ke arah Ashel.
Ashel mengalihkan kepala ke sumber suara itu. Adel yang dari tadi terlihat sibuk membaca kini ternyata matanya sudah melirik ke arah Ashel dari balik kacamata hitamnya.
"Iya." jawab Ashel singkat.
Karena dia tahu.
Oh sangat tahu.
Kalau murid bernama Zee itu mencarinya.
Ashel mendapatkan banyak pesan whatsapp dari Zee. Ashel berusaha membalasnya. Sumpah. Beneran. Tapi ... Ashel memang sedang sibuk saja.
Juga, dia tidak mau menjadi sedekat itu sama Zee. Karena ... Ashel merasa, dirinya belum siap.
Belum siap untuk menjadi dekat dengan Zee.
Belum siap harus merasa butuh akan Zee.
Belum siap untuk membalas semua perlakuan Zee.
Perlakuan yang sangat penuh dengan ... perasaan(?)
Entah perasaan apa itu disebutnya. Ashel juga bingung mendefinisikannya.
Yang sangat tulus.
Ashel tahu dirinya lemah.
Lemah akan semua perhatian Zee kepada dirinya. Yang tidak dia minta sebetulnya semua perhatian itu.
Tapi ... Ashel tidak pernah mendapatkan perhatian sebesar itu dari orang lain.
"Woi." suara Eve membuyarkan pikiran Ashel yang dari tadi mengelana entah kemana.
Yang tanpa diketahui Eve, temannya itu baru saja kepikiran soal Zee, pokoknya akhir-akhir ini ujung-ujungnya pasti berhubungan sama Zee. Pikiran Ashel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Zee Me?
FanfictionDi sekolah baru, Zee happy ketemu lagi sama bullynya(?) Zee baru saja pindah dari Amerika. Papa Zee terpilih menjadi presiden dan dia diminta Mamanya untuk balik dan masuk ke boarding school di Indonesia. Harus meninggalkan teman dekat di boarding...