Yoshiko's perspective
Dasar nasib sial untuk malaikat jatuh sepertiku.. Kali ini, karena lupa ada PR, jadi, usai latihan klub pun harus membersihkan kelas sendirian.
Setelah 2 menit, ada suara berat yang familiar itu memanggilku.
"Oi, Yohane."
"HIYAAAAHH!!!!" responku kaget, dia sudah dengan posisi jongkok di bingkai jendela.
"Jangan mengejutkanku seperti itu, Y/n!!" sewotku.
"Ahhahahaha... Maaf, maaf... Habisnya aku mencarimu kemana-mana, loh... Ternyata masih menetap disini"
"Y-yah... Itu..... Aku kena hukuman."
"Ok, aku paham."
Ketika aku masih menghapus papan tulis, dia sudah melompat masuk dan mengambil sebuah plastik putih kecil yang terletak di atas salah satu meja kelas.
"Omong-omong, apa ini.... Obat?" tanyanya.
Aku mengangguk.
"Ya, benar. Akhir-akhir ini, aku sering merasa sakit perut dadakan, dan kemarin malam, mama mengantarku ke dokter karena sudah lebih dari 3 hari, dan rasanya tidak membaik."
"Oooh, begitu, ya... Uhm..... Nee, Yohane, aku akan membantumu."
"Heh!? ti-tidak perlu! seorang Yohane bisa menyelesaikannya ini seorang diri!"
"Kau meremehkan kecepatanku?"
Aku hanya memasang wajah cemberut, dia begitu memaksa.
"Baiklah, baiklah. Kau rapihkan saja meja disitu!"
______________________________________
Semua murid dan guru sudah pulang, dan tersisa hanya aku, dan Y/n. Hanya berdua saja. Ya. Berdua.
Kami berdua baru saja jadian kemarin sore, makanya sekarang, suasananya begitu canggung.
Beberapa menit kemudian, semua sudah selesai. Kelas sudah bersih. Sesaat, kulihat ada pamflet hitam yang sebelumnya dibaca oleh Y/n. Karena penasaran, kuambil saja.
"Y/n, ini apa?"
Reaksinya berubah jadi sedikit panik.
"Oi, itu tidak ada hubungannya denganmu! kembalikan!" pintanya sambil merebut pamflet hitam yang kupegang, tetapi aku menghindar sambil mundur.
"Memangnya ini apa!? segel rahasia? seharusnya kau memberitahuku juga, dong! kita kan, sama-sama malaikat ja--"
Kakiku tidak sengaja mengenai gagang sapu dan terjatuh di pojokan kelas sambil memegangi lengan Y/n. Tentunya, dia ikut terjatuh juga dengan posisiku di bawah.
Kalau begini, aku jadi teringat tempo hari terjatuh di atas tempat tidur Y/n. Kali ini sama. Wajahnya begitu dekat denganku hingga aku bisa merasakan panas di dada dan wajahku.
"Ah, maafkan aku! lagi-lagi ini terjadi, deh."
"Ti-tidak! seharusnya aku yang minta maaf karena menarik tanganmu, tahu!"
Sementara dia melihat kebawah, aku mendongakkan kepalaku. Dia memegangi sesuatu di sekitar dadaku.
"Maaf....
Aku hanya mau membenarkan dasimu saja."
"Eh!? yah... Te-terima kasih."
______________________________________
"Sekali lagi, terimakasih sudah mau repot-tepot mambantuku."
"Oh, tidak apa-apa, kok. Ah iya. Kebetulan sekali."
Dia langsung mengambil sebuah plastik di tasnya dan menyerahkannya padaku. Isinya pisang dan bermacam-macam sayuran.
Aku tidak mengerti ini."Untuk apa ini semua?"
"Bagaimana, ya... Setahuku sih, pisang bisa mencegah sakit perut dan kalau kau makan sayuran juga, nanti kalau buang air juga akan lancar." jawabnya dengan seringai.
Sesaat, aku tersenyum simpul.
"Sekali lagi, terimakasih banyak, Y/n. Semoga tuhan memberkatimu dan kau tetap berada di jalan cahaya."
"Ya. Kau juga, malaikat jatuh Yohane! baiklah...."
Entah mengapa, dia tiba-tiba menunduk. Samar-samar, aku mendengar suaranya menangis dalam diam.
"Uehh!? ke-kenapa tiba-tiba kau menangis.."
"Tidak tahu. Aku tidak tahu. Rasanya aku begitu senang. Padahal seharusnya aku menolak siapapun yang menyukai, bahkan memintaku berpacaran. Tapi sekarang.... Berbeda. Apalagi, akhirnya apa yang kuharapkan sejak dulu menjadi kenyataan bahwa pasti akan ada seseorang yang menerima kehadiranku di dunia manusia yang kejam ini....!!"
Setelah itu, aku memeluknya.
"Itu tidak benar. Bahkan, setelah tahu kau juga seorang malaikat jatuh, aku tidak jadi menganggapmu sebagai little demon. Dan juga, tidak hanya merasa kasihan, tetapi aku memang sudah tahu dari awal kalau kau hidup sendirian. Karena tidak tahan, makanya aku "memungut"-mu. Satu hal lagi, tidak akan ada yang mengambilmu sebagai pacar, kan? makanya, biar aku saja yang merebutmu.
Tidak apa-apa. Sekarang, masih ada aku, kok."
______________________________________
Rasanya perutku sekarang sudah agak mendingan karena pisang yang dibawa Y/n tadi dan obat dokter.
Sejujurnya, aku masih tidak paham kenapa dia menangis terharu seperti itu, tapi....
Waktu di kelas tadi, dia membenarkan dasi seragamku yang miring tadi...!!
"KYAAAAAHAAAA!!! ISI KEPALAKU MULAI BERANTAKAAAAANN!!!!" teriakku berguling-guling di tempat tidur menutupi wajah merahku dengan kedua tangan.
Tapi memang benar. Saat itu, rasanya aku kesulitan bernafas dan jantungku nyaris saja meledak.
Mungkin saja malam ini, karena terus memikirkannya, aku tidak akan bisa tidur dengan nyenyak.
______________________________________
"Oh. Met pagi, Yohane! loh? ada apa!? wajahmu seram sekali! jangan-jangan ada nasib sial menimpamu semalam??" sapa Y/n.
"Y-yah, itu.... Aku gagal mencoba beberapa ritual di tengah pentagram." jawabku berbohong.
Aku tidak bisa memberitahu kalau semalam aku tidak bisa tidur.
"Apa boleh buat... Aku mesti turun tangan lagi, kan..... Nih! siapa tahu manjur!" dia memberiku sebungkus permen penyegar.
"Te-terimakasih banyak."
"..... Jangan sampai tidur di kelas lagi."
"Hweh! ma-mana mungkin!"
"Bercanda, kok. Oh tidak. Sebentar lagi aku akan terlambat ke sekolah! baiklah, aku ke arah sana, ya! sampai jumpa lagi!" pamitnya buru-buru.
"Tunggu sebentar, Y/n!"
"Apa?"
Aku mendekatinya, mengatur nafas dalam-dalam, dan mencium pipinya.
"Heeeeeh..... Ciuman malaikat jatuh kegelapan, ya.... Langka sekali~"
"Jangan menggodaku!"
"Ya sudah, aku harus pergi sekarang! sampai nanti! HUOOOOOOOOOOOO!!!!!"
Setelah punggungnya mulai tidak terlihat lagi, aku hanya tertawa kecil.
"Hati-hati, ya, di jalan."
______________________________________
G's word
Gara-gara dapet ide lagi, G's akhirnya nambah satu special chapter lagi disini.
Sekian, selamat beralih ke curhatan dan prediksi QnA!!!
just Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
A pity Hero [Yoshiko Tsushima x male reader]
Teen FictionY/n L/n, seorang Chuunibyou, menjadi sasaran banyak "gangster" Numazu karena jago dalam berkelahi hingga disalah pahami sebagai orang gila yang harus dihapuskan, tidak diakui. Namun, ternyata ada seseorang yang mau menerima keberadaannya, karena yan...