Strangers

10 1 0
                                    


Y/n's perspective

Pukul 01:42

Suara nada dering telepon membangunkanku yang tengah tertidur pulas.

Aku menggaruk mataku yang tidak gatal dan melihat ke ponsel.

Nomor tidak dikenal.
-Angkat
-Tutup

Aku mengangkatnya. Sudah hampir Y/a tahun aku tidak pernah mendapat panggilan telepon.

"Halo? siapa?"

"Bisa bertemu denganku di depan stasiun Numazu?" tanyanya dengan suara yang amat serak.

Aku masih rada mengantuk.

"Bisa nanti saja? ini masih tengah malam. Aku mau istirahat."

"Tidak. Temui aku. Sekarang!!"

______________________________________

Aku bergegas menuju ke depan stasiun Numazu, kota yang sekarang sedang di tengah bahaya.

Ternyata masih ada beberapa orang yang berlalu-lalang disini. Kukira sudah benar-benar sepi. Mungkin hanya stasiunnya saja.

"Cepat juga larimu." komentarnya angkuh.

Rambutnya putih. Kacamatanya terlihat tidak cocok untuknya. Dan dia sama sepertiku yang hanya mengenakan kaos lengan pendek, tetapi berwarna putih. Serta ada kalung Titanium tergantung di lehernya.

"Ada perlu apa kau memanggilku kesini, hah?" tanyaku sedikit tegas.

"Kau.... Apa kau tahu siapa aku?"

Aku mengernyitkan dahi.

"Siapa? apa aku pernah mengenalmu?"

Dia tertawa.

"Tentu saja harusnya kau tahu! aku saja bahkan mengingatmu, loh, sekalipun kau menggunakan penutup mata hitam itu dan mengubah gaya rambutmu!" katanya menunjuk wajahku.

"Sudahlah, kalau kau menyerah. Baiklah. Aku adalah.....











Orang yang waktu itu kau hajar waktu TK."

!?!?

"Kau.....! yang waktu itu menjahili anak cewek yang masih kelompok bermain itu, kan!?"

"Khukhukhu...... Benar. Setelah Y/a tahun lamanya.... Kita bertemu lagi!"

"Jadi? kau mau minta maaf?"

Dia tersenyum pahit.

"Heh. Siapa juga yang mau pada orang gila sepertimu?"

"Biar kutarik kembali kata-kataku. Kau bukan bermaksud baik padaku."

"Ya. Atau lebih tepatnya............"

Dia langsung melemparkan granat! aku harus melompat!!

BUUMMMMMMMM

"Aku ingin membalas dendam."

Mataku terbelalak. Sudah kuduga dia akan balas dendam!!

Orang-orang di sekitar kami pun ketakutan dan memilih untuk berlari menyelamatkan diri.

Dia langsung menghampiriku.

"Mengapa kau diam saja? mendadak lemah?? aaahh.. Sayang sekali.. Padahal aku sangat menyukai tonjokkanmu.. Kenapa tidak melawan??"

Aku tersenyum simpul. Ini kesempatan.

Dan aku dengan cepat memukul hidungnya sampai berdarah dan terhempas ke belakang 3-4 langkah.

A pity Hero [Yoshiko Tsushima x male reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang