B A B 11

294 68 129
                                    

3 bulan kemudian

Sudah terhitung 3 bulan lamanya, Ainsley masih dalam keadaan koma.

Sang pemeran utama masih betah berada di alam bawah sadarnya.

Keadaan masih sama, tidak ada tanda-tanda Ainsley bangun dari tidurnya.

Semua orang selalu datang mengunjungi atau menjenguk Ainsley dan mengajaknya berbicara, walaupun mereka tahu bahwa Ainsley tidak akan merespons ucapan mereka. Namun, mereka ingin berusaha membantu Ainsley sembuh secara psikologis.

Orang tua dari Darshan pun sudah beberapa kali datang menjenguk Ainsley. Mereka juga selalu berdoa yang terbaik untuk Ainsley.

Semua orang berharap doa-doa yang mereka panjatkan, segera dikabulkan oleh Allah untuk kesembuhan Ainsley dan agar Ainsley segera sadar dari komanya. 

Dan yang menjaga Ainsley adalah Vadim. Vadim hanya diam dengan tatapan lurus ke arah Ainsley. Semenjak Ainsley kecelakaan dan dinyatakan koma, Vadim kembali menjadi Vadim yang dulu. Yaitu, bersikap dingin, dan lebih banyak berbicara singkat.

"Kapan kamu sadar?" tanya Vadim dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kenapa lama bangunnya? Betah sekali ya kamu membuat orang khawatir dan cemas. Kakak telah menghukumnya. Dan kakak berjanji dia akan merasakan apa itu namanya penyesalan," sambungnya.

Vadim mengembuskan napasnya dengan kasar, lalu ia mengambil handphonenya yang berada di dalam saku celananya. Terlebih dahulu ia melihat di ponselnya, adakah email yang masuk atau tidak. Lalu, ia memutuskan bermain permainan temple run yang ia download lima hari yang lalu untuk mengusir kebosanannya.

Ketika sedang sibuk bermain di ponselnya, tidak sengaja ia melirik ke arah Ainsley.

Ia langsung berdiri dan bergegas keluar untuk memanggil dokter ketika melihat jari telunjuk Ainsley sedikit bergerak.

Seorang dokter datang beserta dengan dua orang perawat. Dokter itu memeriksa keadaan Ainsley.

"Kondisi pasien sudah stabil. Dan pasien akan segera sadar dari komanya. Kami akan memindahkannya ke super VIP room," ujar dokter.

"Alhamdulillah," gumam Vadim dengan tersenyum bahagia, karena mendapat kabar yang selama ini semua orang tunggu.

"Karena pasien mengalami lumpuh sementara, maka pasien akan beraktivitas dengan menggunakan kursi roda. Jenis pengobatan yang dapat dilakukan adalah, Fisioterapi.
Terapi ini bertujuan untuk mengembalikan kekuatan otot dan fungsi bagian tubuh yang mengalami cedera, mencegah kecacatan dan mengurangi risiko cedera di kemudian hari," kata dokter.

"Kami juga akan memberikan beberapa obat yang digunakan untuk meredakan gejala kelumpuhan yang muncul," lanjutnya.

"Baik dokter. Terima kasih," sahut Vadim dengan meneteskan air matanya, namun dengan segera ia menghapusnya.

Sang dokter hanya menganggukkan kepalanya, lalu dokter dan kedua perawat itu mulai bersiap-siap untuk memindahkan Ainsley ke ruang rawat inap.

Vadim keluar dari ruangan ICU yang diikuti oleh dokter dan dua orang perawat yang mendorong bed hospital yang terbaring Ainsley dengan matanya yang terpejam. Sepanjang berjalan, Vadim terus tersenyum.

Setelah Ainsley di pindahkan ke super VIP room, Vadim langsung menelepon Fida, Geffie, dan Aqila.

Semua orang merasa sangat bahagia karena akhirnya sebentar lagi Ainsley akan sadar dari komanya dengan kondisinya yang sudah stabil. Semua orang juga bergegas datang ke rumah sakit. Kali ini Geffie membawa Ardan ke rumah sakit, karena Ardan selama ini selalu menanyakan tentang Ainsley. Namun, Geffie hanya menjawab bahwa Ainsley sedang bepergian ke luar kota.

PARALYSED [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang